Advertisement
Ini Pesan WHO Terkait Penggunaan Dexamethasone Bagi Pasien Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Dexamethasone, obat murah yang disebut dapat membantu menyelamatkan hidup pasien Covid-19 hanya bisa digunakan untuk pasien dengan tingkat penyakitnya yang sangat parah.
Menurut Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, penelitian pada akhirnya memberikan 'harapan baru' dalam mengobati virus yang telah menewaskan lebih dari 400.000 orang di seluruh dunia dan menginfeksi lebih dari delapan juta lainnya.
Advertisement
"Ini adalah pengobatan pertama yang ditunjukkan untuk mengurangi kematian pada pasien dengan Covid-19 yang membutuhkan dukungan oksigen atau ventilator," kata Tedros dalam sebuah pernyataan.
Dexamethasone Terbukti Jadi Obat Pertama Covid-19
Pernyataan itu disampaikannya setelah hasil uji coba yang diumumkan pada Selasa oleh para peneliti di Inggris menunjukkan Dexamethasone, obat generik yang digunakan sejak 1960-an untuk mengurangi peradangan pada penyakit seperti radang sendi, mampu memangkas tingkat kematian sekitar sepertiga dari jumlah pasien virus corona parah yang dirawat di rumah sakit.
Temuan itu menjadikannya obat pertama yang terbukti menyelamatkan hidup dalam memerangi penyakit mematikan tersebut. Banyak negara memastikan memiliki obat tersebut dan pejabat juga mengakui hal itu.
Akan tetapi, beberapa dokter berhati-hati dan mengemukakan kemungkinan efek samping dengan meminta untuk melihat lebih banyak data.
Seorang pasien di Denmark diberikan Dexamethasone, menurut kantor berita setempat RitzauI, dan dokter yang meresepkan obat tersebut mengatakan bahwa profesi medis sangat mengenal efek sampingnya.
Kepala program kedaruratan WHO, Mike Ryan, mengatakan obat itu hanya boleh digunakan pada kasus-kasus serius yang terbukti membantu. "Sangat penting dalam kasus ini, bahwa obat ini dicadangkan untuk digunakan pada pasien yang sakit parah dan kritis, yang dapat memperoleh manfaat dari obat ini dengan jelas," katanya dalam sebuah pernyataan seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (18/6).
Dexamethasone Diklaim Mujarab Obati Pasien Covid-19
Inggris telah meningkatkan jumlah Dexamethasone yang dimilikinya hingga sebanyak 240.000 dosis, kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
Meskipun hasil studi Dexamethasone masih tahap awal, tetapi para peneliti di balik uji coba itu menunjukkan obat tersebut harus segera menjadi perawatan standar pada pasien yang sangat menderita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
- Sampaikan Dupik, Hasto Kritiyanto Tuding KPK Melakukan Rekayasa Hukum
Advertisement
Advertisement