Advertisement
Sri Mulyani Prediksi Ekonomi Kuartal II Minus
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kinerja indeks harga saham gabungan diprediksi akan semakin tertekan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II/2020 yang digadang-gadang bakal terkontraksi karena penerapan PSBB di sejumlah wilayah.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 3,53 persen ke level 4.986,458 pada akhir perdagangan, Selasa (16/6/2020). Dalam sebulan terakhir, laju indeks tengah berada dalam tren positif dengan menguat 9,49 persen.
Advertisement
Akan tetapi, pergerakan IHSG tercatat masih mengalami koreksi 20,84 persen secara year to date (ytd). Kapitalisasi pasar indeks telah menguap Rp1.479 triliun dari posisi Rp7.265,01 triliun per 30 Desember 2019 menjadi Rp5.785,22 triliun per akhir sesi, Selasa (16/6/2020).
Dalam konferensi pers “APBN Kita” secara daring Selasa (16/6/2020), Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi hingga -3,1 persen pada kuartal II/2020. Hal itu dipicu penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah kota Indonesia sepanjang April 2020 hingga Juni 2020.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 telah dipastikan akan negatif. Bahkan, konsensus analis dan pengamat malah telah memprediksi kontraksi hingga -5,2 persen atau lebih buruk dari proyeksi yang dikeluarkan oleh Menkeu.
“Saya melihat indeks kita belum memasukkan faktor ini karena baru akan diumumkan sekitar Agustus nanti,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (16/6/2020).
Budi mengkhawatirkan IHSG akan kembali terkoreksi pada Agustus seperti tahun-tahun sebelumnya. Faktor yang menjadi pemicu yakni pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 yang negatif, laporan keuangan emiten kuartal II/2020, serta pergerakan pada Agustus yang lebih sering negatif.
Sementara itu, Senior Vice President Research PT Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan bahwa sinyal kontraksi pertumbuhan ekonomi sudah tercermin dari realisasi kuartal I/2020. Padahal, saat itu masih diberlakukan partial lockdown.
Janson memprediksi pertumbuhan PDB secara kuartalan akan turun cukup dalam 2 persen hingga 3 persen pada kuartal II/2020. Kondisi itu menurutnya akan juga tercermiin ke dalam earnings growth emiten periode April 2020—Juni 2020.
Dia menilai kenaikan IHSG saat ini lebih dipicu faktor eksternal. Salah satunya kebijakan stimulus dari The Federal Reserve yang membuat pasar keuangan banjir likuiditas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Darurat, Kasus Demam Berdarah di Amerika Tembus 5,2 Juta, 1.800 Orang Meninggal
- Visa Umrah Kini Tidak Boleh Buat Piknik, Ini Aturan Barunya
- ASN Akan Dipindah ke Ibu Kota Nusantara Secara Bertahap hingga 2029, Ini Prioritasnya
- Ketua KPU Hasyim Asy'ari Kembali Dilaporkan Terkait dengan Kasus Asusila
- Arab Saudi Rilis Aturan Baru Visa Umrah 2024, Simak Informasi Lengkapnya
- Pemerintah dan DPR Didesak Segera Mengesahkan RUU Perampasan Aset
- Detik-detik Pasutri Terseret Banjir Lahar Hujan Semeru, Jembatan Ambrol saat Dilintasi
Advertisement
Advertisement