Advertisement
PBB: Pandemi Covid-19 Diprediksi Memiskinkan 130 Juta Orang
Warga beraktivitas di permukiman semi permanen di Kampung Kerang Ijo, Muara Angke, Jakarta, Selasa (22/1/2019). - ANTARA/Aprillio Akbar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 diprediksikan akan mendorong 130 juta orang jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Menurut laporan United Nations World Economic Situation and Prospects yang dirilis Rabu (13/5/2020), pandemi virus mematikan ini kemungkinan akan menyebabkan kira-kira 34,3 juta orang jatuh di bawah garis kemiskinan ekstrem pada tahun 2020.
“Sebesar 56 persen dari peningkatan ini terjadi di negara-negara Afrika,” demikian menurut laporan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa/UN), seperti diberitakan Bloomberg.
Advertisement
Gambaran yang lebih buruk, PBB mengatakan 130 juta orang tambahan dapat bergabung dengan barisan orang yang hidup dalam kemiskinan ekstrem pada tahun 2030.
“Hal tersebut memberi pukulan besar terhadap upaya-upaya global untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem,” lanjutnya.
BACA JUGA
Selain itu, pandemi Covid-19 diproyeksikan akan menghapus empat tahun pertumbuhan dari ekonomi global atau hampir US$8,5 triliun dalam total output.
Produk domestik bruto (PDB) global pun diperkirakan susut 3,2 persen tahun ini. Proyeksi tersebut mengikuti laporan IMF World Economic Outlook pada bulan April, yang mengantisipasi penurunan 3 persen tahun ini.
Laporan yang sama namun memperkirakan pertumbuhan global akan rebound 3,4 persen pada 2021.
Menurut PBB, pandemi Covid-19 dapat mempercepat digitalisasi dan otomatisasi, yang berpotensi menghilangkan banyak pekerjaan eksisting. Upah bersih dan dampak ketenagakerjaan bisa negatif, sehingga memperburuk ketimpangan pendapatan.
“Pelajaran yang kami pelajari dari krisis terakhir adalah bahwa langkah-langkah stimulus fiskal dan moneter tidak serta merta meningkatkan investasi yang produktif,” ujar Hamid Rashid, penulis utama laporan tersebut.
Ia mengatakan pemerintah negara-negara di dunia harus melindungi pekerjaan dan mencegah peningkatan lebih lanjut dalam ketimpangan pendapatan.
“Pandemi ini akan secara tidak proporsional menekan mereka yang memiliki pekerjaan dengan keterampilan rendah dan upah kecil. Sementara itu, pekerjaan dengan keterampilan lebih tinggi tidak terlalu terpengaruh,” paparnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Korban Tewas Penembakan Pantai Bondi Australia Jadi 12
- Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo Senin 15 Desember 2025
- Prakiraan Cuaca DIY Senin 15 Desember 2025, Berawan dan Hujan Sedang
- Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru
- NGUDA RASA: Mendorong Kuliner Indonesia Merajai Lidah Dunia
- PEKAN RISET GEOPARK 2025: Panggung Publikasi Riset Pelajar
- Gol Cabal Antar Juventus Menang 1-0 atas Bologna
Advertisement
Advertisement





