Advertisement
Ada Corona, Pedagang Sayur di Solo Layani Pembeli Lewat Online

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - Sejumlah penjual sayur, buah, dan daging di Kota Solo beralih melayani pesan-antar atau go online menyusul perpanjangan status Kejadian Luar Biasa (KLB) hingga 13 April mendatang.
Jumlah pengunjung pasar turun drastis menyusul anjuran pemerintah untuk di rumah saja dan menjalani pembatasan fisik atau physical distancing.
Advertisement
Salah seorang penjual sayur di Pasar Gede Solo, Id'har Nugroho Nasution, mengaku sudah menjadi suplier tetap restoran dan warung makan sejak beberapa tahun lalu.
Restoran yang meliburkan diri karena KLB corona membuat omzetnya turun drastis. Belum lagi, pengunjung yang datang ke pasar juga semakin berkurang.
“Saat belum KLB, saya sudah menjajal cara ini dengan promosi di media sosial tapi minim tanggapan. Setelah KLB, promosi saya itu banjir peminat,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (29/3/2020).
Sebelumnya, Id'har hanya melayani pesan antar di wilayah Kota Solo. Namun, sekarang dia bisa melayani sampai wilayah Gentan, Sukoharjo dan Palur, Karanganyar.
Metode layanan yang diterapkan penjual sayur di Pasar Gede, Solo, tersebut, pelanggan menerima daftar sayur berikut harganya lewat layanan perpesanan Whatsapp.
Mereka kemudian memesan sayur yang dibutuhkan. Total minimal pesan Rp100.000. Dalam sehari Id'har mengaku bisa melayani 20-30 pesanan.
“Awalnya mereka pesan H-1, jadi hari ini pesan besok antar. Tapi karena banyaknya pesanan saya baru bisa antar lusa,” ucap pemilik kios Pasar Gede lantai dasar Blok A4 itu.
Untuk mengakali biaya antar agar tidak terlalu mahal, Id'har cari barengan pesanan. Misalnya di daerah Gentan yang pesan tiga orang, dia antar sendiri. "Kalau mereka terburu-buru boleh pakai layanan ojek online," jelas dia.
Layanan serupa dilakukan warga Desa Makamhaji, Kartasura, Sukoharjo, Bagas Tri Gunawan. Penjual sayur ini kulakan di Pasar Legi, Solo, dan Pasar Kartasura, Sukoharjo, kemudian dijualnya secara online.
“Saat Tiongkok mulai ramai Corona itu, saya sudah mulai tawarkan layanan ini. Tapi saat itu belum banyak peminat. Kemudian KLB terjadi dan saya iklankan di Facebook langsung ramai sekali,” jelas Bagas.
Orderan yang tadinya paling banyak hanya 10 kali, kini naik jadi 40-an kali. Biasanya Bagas selesai antar pesanan siang, saat ini sampai malam hari pun dia masih melayani pengantaran.
Penjual sayur dan buah Pono yang menempati kios di Jl MH Thamrin No 11A, Manahan, Solo, juga melakukan hal serupa. Layanan ini dilakukan sejak September 2019 namun banjir pesanan saat KLB Corona.
“Metodenya pesan hari ini diantar besok, pembeli harus transfer dulu. Kami full melayani pesanan online dan tidak ada pembelian di tempat, daftar harga bisa dilihat di www.pono.co.id. Pengantaran menggunakan ojol,” jelas pemilik kios, Tunjung Candra Ervia Danis, Minggu (29/3/2002).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
Advertisement

Pemkab Bantul Gelontorkan Rp1 Miliar untuk Perkuat Koperasi Desa Merah Putih
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mendagri Kaji Putusan MK Soal Jeda Pemilu dan Pilkada
- KPK Periksa Eks Direktur PT Inai Kiara Indonesia Sebagai Saksi Kasus Suap Proyek Pengerukan Pelabuhan
- Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
- Putusan MK Soal Pemisahan Waktu Pemilu dan Pilkada, Mendagri Bakal Ajak Rapat Sejumlah Kementerian
- Sidang Tuntutan untuk Hasto Kristiyanto Dijadwalkan Kamis 3 Juli 2025
- Jemaah Haji Meninggal Dunia Mencapai 418 Orang, Kemenkes Sebut Perlu Ada Pengetatan
- PMI Asal Kediri Meninggal Setelah Lakukan Aksi Bunuh Diri di Korea Selatan
Advertisement
Advertisement