Advertisement

Tak Hanya Seminar di Bogor, Pasien Corona yang Meninggal di Solo Juga Ikut Hajatan & Arisan

Newswire
Minggu, 15 Maret 2020 - 02:37 WIB
Bhekti Suryani
Tak Hanya Seminar di Bogor, Pasien Corona yang Meninggal di Solo Juga Ikut Hajatan & Arisan Simulasi penanganan pasien terjangkit virus Corona di RSUD dr. Moewardi Solo, Minggu (31/1/2020). - Solopos/Wahyu Prakoso

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO- Virus corona telah muncul di Kota Solo, Jawa Tengah.

Sejauh ini RSUD Moewardi Solo menangani empat pasien isolasi terkait virus corona Covid-19. Satu pasien positif corona meninggal dunia Rabu (11/3/2020). Sisanya satu positif, sementara dua lainnya berstatus suspect corona.

Advertisement

Tiga dari empat pasien yang ditangani RSUD Moewardi berasal dari klaster yang sama. Ketiga pasien tersebut mengalami gejala Covid-19 sepulang dari seminar di Bogor. Sedangkan satu yang lain adalah seorang pemandu wisata dari Bali.

Sosok yang disebutkan terakhir hingga kini belum diungkap riwayat perjalanan dan kontaknya. Sementara klaster Bogor sedikit demi sedikit mulai menemui titik terang.

Berikut riwayat kontak dan perjalanan pasien positif dan suspect corona di Solo;

Pasien 1 Solo (Positif - Meninggal)
Seorang pasien RUSD Moewardi Solo yang disebut pemerintah sebagai Kasus 50 meninggal dunia Rabu (11/3/2020). Pasien 1 Solo ini dinyatakan positif virus corona.

Belakangan, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, dalam pernyataannya kepada wartawan, Jumat (13/2/2020), menyebut Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo telah melacak riwayat kontak pasien ini beberapa saat setelah dinyatakan sebagai suspect corona.

Pria 59 tahun ini adalah seorang pengusaha yang memiliki sejumlah kios di beberapa pusat perbelanjaan di Solo. Pasien yang tinggal di Semanggi ini diketahui menghadiri sejumlah kegiatan temasuk hajatan di gedung pertemuan di Solo dan arisan di salah satu rumah makan.

Pasien 1 Solo tak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Pada 25-28 Februari 2020, pasien ini menghadiri sebuah seminar di Bogor.

“Tanggal 29 [Februari 2020], pasien mengalami pilek dan dirawat di rumah sakit. Pada Minggu [8/3/2020], pasien langsung dirujuk di RS Moewardi dan ditempatkan di ruang isolasi dengan status PDP [pasien dalam pengawasan]. Selasa, tanggal 10 [Maret], dia meninggal dunia,” ujar Dokter Spesialis Penyakit Paru-Paru RSUD Dr. Moewardi Solo, dr. Harsini.

Pasien 2 Solo (Positif - Dirawat)
Pasien kedua ini juga positif corona. Pasien 2 Solo ini adalah rekan pasien pria 59 tahun yang meninggal dan positif corona. Pasien 2 Solo diisolasi di RSUD Moewardi Solo bersamaan dengan Pasien 1 Solo. Saat ini, Pasien 2 Solo ini masih dirawat di RSUD Moewardi Solo.

Pasien 2 Solo bersama Pasien 1 Solo menghadiri seminar di Bogor 25-28 Februari 2020. Saat berada di Bogor, Pasien 1 Solo dan Pasien 2 Solo berada di satu kamar. Keduanya juga dalam bus yang sama dalam perjalanan Solo-Bogor.

Pasien 2 Solo tinggal di Mojosongo, Solo, meski di KTP tercatat sebagai warga Kadipiro. Berbeda dengan Pasien 1 Solo yang tinggal di Semanggi, Solo.

Sebelum diisolasi di RSUD Moewardi Solo, Pasien 2 Solo ini terlebih dahulu dirawat di rumah swasta sakit lain.

Hingga berita ini disusun, belum ada keterangan resmi tentang rincian riwayat perjalanan Pasien 2 Solo ini.

Seminar Bogor
Dua pasien positif virus corona atau Covid-19 yang di Solo, salah satunya meninggal pada Rabu (11/3/2020), diketahui sama-sama baru saja pulang dari Bogor, Jawa Barat, untuk mengikuti seminar.

Hal itu menjadi perhatian serius Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sampai Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo.

Jejak perjalanan dua pasien positif corona di Solo itu kali pertama disampaikan dr. Harsini, dokter spesialis penyakit paru-paru RSUD dr. Moewardi Solo dalam jumpa pers di Semarang, Kamis (12/3/2020).

Ketika itu, hasil uji laboratoriun untuk dua pasien itu belum keluar. Namun, dalam jumpa pers, Jumat (13/2/2020), keduanya dinyatakan positif corona. Awalnya mereka menderita batuk dan pilek setelah pulang dari sebuah seminar di Bogor.

Mereka yang berusia 59 dan 58 tahun itu sama-sama mengikuti seminar di Bogor tersebut pada 25-28 Februari 2020. Sehari kemudian atau 29 Februari, mereka mulai menderita batu dan pilek dan masuk dalam observasi.

Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih, mengaku sudah berkomunikasi dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk mengecek siapa saja yang sempat bertemu dengan pasien positif corona di Solo tersebut. Termasuk keluarga, rekan kerja, maupun karyawan.

"Jadi yang meninggal ini adalah yang pertama periksa. Lalu, temannya yang sama-sama ikut seminar di Bogor ikut periksa. Lalu keduanya diisolasi. Mereka ‘kan pengusaha dan punya karyawan. Kami harus edukasi ke karyawannya juga,” tutur dia.

Istri Pasien 1 Solo (Suspect - Dirawat)
Istri Pasien 1 Solo menjadi yang paling dekat dari lingkaran riwayat kontak. Saat ini, istri pasien positif corona Solo itu tengah dirawat di RSUD dr. Soedono Madiun.

Perempuan berusia 55 tahun itu dirawat di RSUD dr. Soedono Madiun sejak Jumat (13/3/2020) malam.

Direktur RSUD dr. Soedono Madiun, Bangun Tripsilla, mengonfirmasi istri Pasien 1 Solo masih menjalani perawatan intensif di ruang isolasi hingga dipastikan tidak terjangkit virus corona.

"Pasien ini dibawa dari Magetan ke RSUD dr. Soedono sekitar pukul 22.00 WIB," kata Bangun, Sabtu (14/3/2020).

Sopir Pasien 1 Solo (Negatif)
Sopir pribadi pasien positif corona Solo meninggal di RSUD Dr. Moewardi telah diobservasi. Hasilnya, sopir yang berasal dari Karanganyar ini dinyatakan negatif virus corona Covid-19.

Hasil observasi pasien yang merupakan sopir itu diungkapkan Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar, Purwanti, ketika dimintai konfirmasi Solopos.com, Sabtu (14/3/2020).

Dia mengungkapkan warga Karanganyar tersebut diobservasi lantaran sempat berinteraksi dengan pasien positif corona.

Dari hasil observasi, dia menjelaskan sopir tersebut negatif atau tidak terjangkit penyakit Covid-19.

Tracing: Bus-Arisan-Kondangan
Pemkot Solo sedang menelusuri tiga kelompok yang pernah melakukan kontak dengan Pasien 1 Solo yang dinyatakan positif corona dan meninggal dunia.

Ada tiga kontak yang sedang ditelusuri, yakni kelompok arisan di rumah makan, penumpang bus sebanyak 30 orang, dan tamu kondangan.

"Hari ini kita lakukan tracing dengan yang sudah pernah kontak. Ada di beberapa tempat. Setelah pulang dari Bogor pernah mengadakan arisan di salah satu tempat rumah makan. Perlu dilacak supaya penyebaran virus ini tak tersebar kemana-mana," terang Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo kepada awak media, Sabtu (14/3/2020).

Bus dengan penumpang 30 orang adalah terkait dengan perjalanan Pasien 1 Solo dan Pasien 2 Solo menuju Bogor.

Sedangkan sepulang dari Bogor, Pasien 1 Solo sempat mengikuti arisan dan datang ke acara pernikahan di salah satu gedung pertemuan Solo.

Rumah dan 4 Toko Diisolasi
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo memerintahkan dinas kesehatan (dinkes) untuk mengisolasi rumah dan empat toko yang memiliki keterkaitan dengan pasien positif virus corona atau Covid-19 yang meninggal dunia di Solo (Pasien 1 Solo), Rabu (11/3/2020).

Ada empat toko yang diduga berhubungan langsung dengan pasien positif corona yang meninggal di Solo tersebut. Ia pun memerintahkan toko tersebut untuk sementara tutup atau diisolasi.

62 Karantina Mandiri Solo
Kota Solo ditetapkan sebagai salah satu tempat kejadian luar biasa (KLB) virus corona setelah satu pasien positif corona meninggal dunia. Sebelum meninggal di RSUD Moewardi dan dinyatakan positif, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo bergerak cepat melacak riwayat kontak pasien ini.

DKK Solo lantas mewajibkan 62 warga menjalani karantina mandiri selama 14 hari mulai Jumat. Hal ini dilakukan lantaran mereka sebelumnya sempat kontak dengan pasien yang dinyatakan positif corona di Solo.

Sesuai pedoman Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, yang harus dikarantina adalah yang pernah kontak erat, kontak dekat, dan kontak area dengan pasien terjangkit corona.

Pasien 3 Solo (Wonogiri)
Seorang wanita suspect corona berusia 43 tahun asal Wonogiri, Jawa Tengah, dirujuk ke RSUD Dr. Moewardi Solo, Jumat (13/3/2020). Sebelumnya dia sempat diperiksa di salah satu rumah sakit swasta di Wonogiri.

Pasien 3 Solo berada satu bis dengan Pasien 1 Solo dan Pasien 2 Solo dalam perjalanan pulang dan pergi dari Bogor.

"Yang satu adalah dari Wonogiri ikut acara sama seminar di Bogor," ujar Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo kepada awak media, Sabtu (14/3/2020).

2 Karantina Mandiri Wonogiri
Dari riwayat kontak Pasien 3 Solo, dua orang harus menjalani karantina mandiri. Dua orang itu adalah sopir pribadi dari pasien asal Wonogiri itu, satu lainnya adalah perawat yang menanganinya.

Saat ini kedua orang yang menjalani karantina mandiri di Wonogiri tersebut tidak menunjukkan gejala Covid-19.

Pasien 4 Solo (Guide Bali)
Saat ini, RSUD Moewardi tengah menangani tiga pasien isolasi. Satu pasien telah dinyatakan positif (Pasien 2 Solo) sedangkan dua lainnya masih diobservasi.

Dua pasien yang masih diobservasi adalah Pasien 3 Solo dari Wonogiri dan satunya adalah seorang pemandu wisata dari Bali, Pasien 4 Solo. Pasien dari Bali ini bukan klaster seminar di Bogor.

"Yang dirawat di dr. Moewardi tiga, satu yang kemarin bersama-sama dengan pasien meninggal dunia dalam satu kamar. Yang satu [lagi] adalah dari Wonogiri ikut acara sama seminar di Bogor. Dan satu lagi guide dari Bali," kata Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, Sabtu (14/3/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan

Kulonprogo
| Kamis, 18 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement