Advertisement
Sentuh Rp14.000, Volatilitas Rupiah Terburuk Sejak Maret 2019
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh level terendah sejak Oktober 2019 dan mengalami pelemahan terbesar sejak Maret 2019.
Berdasarkan data Bloomberg, pada sesi I perdagangan Jumat (28/2/2020), rupiah parkir di level Rp14.190 per dolar AS, melemah 1,16 persen atau 165 poin. Volatilitas itu menjadi yang terbesar bagi pergerakan rupiah dalam hampir 12 bulan terakhir.
Advertisement
Selain itu, kinerja rupiah itu menjadi yang terlemah di antara mata uang Asia, berada tepat di bawah kinerja rupee dan peso Filipina yang masing-masing melemah 0,58 persen dan 0,4 persen.
Rupiah telah mengalami pelemahan di sembilan hari berturut-turut, dan tampak tidak mampu membalikkan posisinya di saat dolar AS melemah dan beberapa mata uang Asia lainnya berhasil memanfaatkan momentum itu untuk menguat, seperti won, dolar Taiwan, dan baht.
Sepanjang tahun berjalan 2020, rupiah terkoreksi 2,28 persen menjadi kinerja terburuk kelima di antara rekan mata uang Asia lainnya. Padahal, rupiah sempat jauh memimpin kinerja mata uang Asia melawan dolar AS, pada awal tahun ini.
Kepala Strategi Pasar National Australia Bank Ltd Christy Tan mengatakan bahwa penurunan dolar AS tampaknya untuk memitigasi beberapa dampak negatif terhadap mata uang di Asia dari aksi jual besar-besaran di ekuitas AS.
“Bagian dari alasan mengapa pasar mata uang Asia bergerak variatif adalah sekarang kekhawatiran pasar tentang situasi China akibat virus corona atau covid-19 telah mereda, sementara perkembangan virus itu di luar China menjadi sengat mengkhawatirkan,” ujar Christy seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (28/2/2020).
Saat ini, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang Asia bergerak 0,14 persen menjadi 98,369.
Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) tampak kembali mengintervensi pasar melalui perdagangan DNDF. Namun pada perdagangan kali ini, BI meningkatkan intervensinya tidak hanya melakukan pembelian valas melalui DNDF, tetapi juga membeli obligasi Indonesia senilai Rp2 triliun melalui lelang.
Pertolongan BI itu seiring dengan aksi jual besar-besaran yang juga terjadi pasar modal dalam negeri akibat sentimen penyebaran virus corona yang semakin parah sehingga menekan pertumbuhan ekonomi global dan dalam negeri.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam penutupan perdagangan sesi pertama Jumat (28/2/2020), parkir di level 5.311,961, melemah 4,04 persen atau 223,733 poin. Level itu pun menjadi level IHSG terlemah sejak Januari 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- AHY Sebut Prabowo Minta Demokrat Siapkan Kader Terbaik untuk Duduk di Kabinet
- BMKG Prediksi Cuaca Kota Besar di Indonesia Cenderung Kondusif
- Jembatan di Baltimore AS Ambruk Ditabrak Kapal, Enam Orang Hilang, Kemenlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI
- Berikan Diskon Tambah Daya di Bulan Ramadan, PLN Dorong Petumbuhan Ekonomi
- Penjelasan Pakar Terkait Keamanan Beragam Jenis Air Minum dalam Kemasan
- Barang Impor Ilegal Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan, dari Elektronik hingga Sambal
- 6 Jenazah WNI Korban Kapal Korsel Karam di Jepang Segera Dipulangkan
Advertisement
Advertisement