Advertisement

Kakek yang Diduga Dukun Santet Dibunuh

Newswire
Selasa, 19 November 2019 - 02:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kakek yang Diduga Dukun Santet Dibunuh Ilustrasi. - Harian Jogja/Jalu Rahman Dewantara

Advertisement

Harianjogja.com, LUMAJANG - Seorang warga bernama Mursam, 64, yang diisukan sebagai dukun santet diduga dibunuh dengan menggunakan sebuah celurit. Hal tersebut disampaikan Kapolres Lumajang AKBP Muhammad Arsal Sahban. 

"Kalau melihat dari luka bacoknya, dugaan kami bahwa korban dibacok dengan menggunakan celurit," katanya usai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) pembunuhan dengan korban Mursam di Desa Kalidilem, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (18/11/2019). 

Advertisement

Kakek Mursam ditemukan meninggal dunia dengan luka bacok di leher dan punggungnya di Desa Kalidelem pada Sabtu (16/11/2019) sekitar pukul 22.45 WIB dan meninggalnya korban diduga terkait dengan isu dukun santet.

"Luka yang lebar dan cukup dalam di area leher dan punggung mengindikasikan kalau korban dibacok dari arah belakang dengan menggunakan celurit," tuturnya.

Berdasarkan informasi para warga sekitar, lanjut dia, korban Mursam dibunuh karena diduga sebagai dukun santet yang sangat meresahkan warga setempat.

"Dugaan sementara motif pembunuhan terhadap korban karena adanya isu sebagai dukun santet. Ada beberapa peristiwa kematian warga yang dikaitkan dengan keberadaan korban pada saat itu," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, isu tersebut tidak dapat dibuktikan kebenarannya dan isu dukun santet seringkali muncul karena ketidaksenangan warga kepada seseorang.

"Kami imbau warga tidak boleh main hakim sendiri, sehingga pelaku pembunuhan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan Tim Cobra Polres Lumajang akan mencari pelakunya," ujarnya.

Sementara Kepala Desa Kalidilem Abdullah menjelaskan sejak dulu korban Mursam sudah diduga sebagai penganut ilmu hitam oleh warga sekitar.

"Pak Mursam pada 2006 pernah disumpah pocong karena diduga sebagai dukun santet oleh warga sekitar dan isu itu sudah tenggelam, namun muncul kembali pada 2014 dan dilakukan kembali pengambilan sumpah pocong, namun tidak jadi karena warga mulai ragu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jual Miras, Toko di Berbah Ditutup

Sleman
| Selasa, 16 April 2024, 19:27 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement