Advertisement
Whatsapp Gugat NSO Group yang Bobol 1.400 Ponsel

Advertisement
Harianjogja.com, WASHINGTON - Perusahaan pengawasan Israel, NSO Group, membantu mata-mata pemerintah membobol sekitar 1.400 ponsel di empat benua. Whatsapp pun menggugat tindakan itu.Piihak yang menjadi sasaran peretasan antara lain diplomat, politisi, wartawan, dan pejabat senior pemerintahan.
Dikutip dari Reuters, Rabu (30/10/2019), dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal San Francisco, WA yang dimiliki oleh Facebook Inc. menuduh NSO memfasilitasi kegiatan peretasan pemerintahan di 20 negara. Negara-negara itu mencakup Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.
Advertisement
Dalam pernyataannya, WA menyebutkan 100 masyarakat sipil telah menjadi sasaran peretasan. Ini menjadi pola pelecehan teknologi. Namun demikian, NSO membantah tuduhan tersebut.
“Kami membantah tuduhan hari ini dan akan dengan keras melawan mereka,” kata NSO dalam sebuah pernyataan.
Menurut pernyataan tersebut, satu-satunya tujuan NSO adalah untuk menyediakan teknologi bagi badan intelijen dan penegak hukum pemerintah berlisensi, dalam membantu mereka memerangi terorisme dan kejahatan serius.
WA menyampaikan serangan peretasan itu mengeksploitasi sistem panggilan video untuk mengirim malware ke ponsel sejumlah pengguna. Malware itu akan memungkinan klien NSO untuk secara diam-diam memata-matai pemilik ponsel dan membuka kehidupan digital mereka.
Setiap bulan, 1,5 miliar orang menggunakan aplikasi WA, yang sering disebut sebagai perangkat yang memiliki tingkat keamanan tinggi.
Citizen Lab, sebuah laboratorium penelitian keamanan siber yang berbasis di University of Toronto yang bekerja dengan WhatsApp untuk menyelidiki peretasan telepon, mengatakan kepada Reuters bahwa sasarannya termasuk tokoh-tokoh televisi yang terkenal.
Para korban juga mencakup wanita terkemuka yang telah menjadi sasaran kampanye kebencian online dan orang-orang yang telah menghadapi upaya pembunuhan dan ancaman kekerasan. Namun, Citizen Lab maupun WhatsApp tidak mengidentifikasi target berdasarkan nama.
Gugatan dari WA tersebut bertujuan untuk melarang NSO mengakses atau mencoba mengakses layanan WhatsApp dan Facebook, serta mencari kerusakan jaringan.
Perangkat lunak peretasan telepon NSO telah terlibat dalam serangkaian pelanggaran hak asasi manusia di Amerika Latin dan Timur Tengah, termasuk skandal spionase yang meluas di Panama dan upaya untuk memata-matai seorang aktivis kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London, yakni Amnesty International.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Reuters/bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 3 Orang Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut, Dedi Mulyadi Minta Maaf dan Janji Berikan Santunan Rp150 juta per Keluarga
- Rangkaian Kegiatan Pernikahan Anak Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Ricuh, 3 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia di Pesta Rakyat Garut
- Ada Tambang Ilegal di IKN, Menteri ESDM Serahkan Kasus kepada Penegak Hukum
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
Advertisement

Nelayan KulonprogoButuh SPBU Khusus untuk Meringankan Ongkos Produksi
Advertisement

Taman Kyai Langgeng Magelang Kini Sediakan Wisata Jeep untuk Berpetualang
Advertisement
Berita Populer
- KPK Nilai RUU KUHP Berpotensi Mengurangi Fungsi Pemberantasan korupsi
- Harga Pangan Hari Ini, Cabai Rawit Merah dan Bawang Merah Turun
- Cegah Praktik Pungli dan ODOL, Kemenhub Bangun Sistem Elektronik
- Permintaan Bebas Bos Pabrik Narkoba Asal Ukraina Ditolak oleh Majelis Hakim PN Denpasar
- Ini Cara Bedakan Beras Oplosan, Medium dan Premium Versi Bapanas
- Maurene Comey Tak Terima Dipecat oleh Donald Trump Tanpa Alasan yang Jelas
- Puluhan Tersangka Sindikat Judi Online Jaringan China dan Kamboja Ditangkap Bareskrim Polri
Advertisement
Advertisement