Advertisement
WNI di Singapura Ditangkap Atas Dugaan Radikalisme
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--KBRI Singapura membantu menangani kasus empat WNI yang ditangkap di Negeri Singa itu karena dugaan keterlibatan dalam kegiatan radikal.
KBRI telah menerima informasi dari Kementerian Dalam Negeri Singapura terkait penangkapan empat pekerja migran Indonesia yakni RH, TM, AA, dan SS.
Advertisement
Keempatnya ditangkap berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (Internal Security Act) Singapura karena dugaan keterlibatan dalam kegiatan radikal termasuk ikut mengirimkan sejumlah uang untuk mendukung kegiatan radikal.
"Menindaklanjuti informasi tersebut, KBRI Singapura telah meminta akses kekonsuleran," ujar Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri RI Judha Nugraha melalui pesan singkat, Senin.
Judha menuturkan bahwa SS telah ditemui pihak KBRI Singapura pada 13 September 2019. Berdasarkan hasil penyelidikan, SS tidak memiliki hubungan aktif dengan jaringan terorisme sehingga ia dibebaskan dan langsung direpatriasi ke Indonesia pada 15 September 2019.
Sedangkan RH, TM, dan AA telah dikunjungi staf KBRI Singapura di Penjara Changi pada 19 September 2019. Saat ini, ketiganya masih ditahan di penjara tersebut dan mendapat perlakuan baik, diberi makan tiga kali sehari, serta diizinkan beribadah.
"KBRI Singapura akan terus memantau kasus ini," kata Judha.
Sebelumnya Kementerian Dalam Negeri Singapura mengeluarkan keterangan pers mengenai penangkapan AA, 33, RH, 36, dan TM, 31, dengan perintah penahanan pada September.
Tiga perempuan Indonesia yang telah bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Singapura selama antara enam dan 13 tahun ketika mereka ditangkap, ditahan di tengah investigasi kegiatan pendanaan terorisme mereka.
Ketiganya berkenalan satu sama lain di sekitar waktu ketika mereka menjadi radikal pada 2018. AA dan RH pertama kali bertemu di sebuah pertemuan sosial di Singapura selama hari libur mereka, sementara TM terhubung dengan mereka di media sosial.
"Seiring waktu, mereka mengembangkan jaringan kontak daring asing yang pro-militan, termasuk 'pacar daring' yang berbagi ideologi pro-ISIS mereka," kata Kementerian Dalam Negeri Singapura, seperti dilaporkan Channel News Asia, Senin.
AA dan RH ingin melakukan perjalanan ke Suriah dan bergabung dengan ISIS. AA siap untuk mengangkat senjata bagi kelompok teroris di Suriah dan menjadi pembom bunuh diri, sementara RH bercita-cita untuk tinggal di antara pejuang ISIS di Suriah dan berpartisipasi dalam konflik di sana.
Kedua wanita itu juga didorong oleh kontak daring mereka untuk bermigrasi ke Filipina selatan, Afghanistan, atau Afrika untuk bergabung dengan kelompok pro-ISIS di daerah-daerah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Atalanta Ingin ke Semifinal Liga Europa, Liverpool Berharap Keajaiban
- Sukses Megawati dkk Bikin Olahraga Voli Indonesia Bergairah Setahun Terakhir
- Puluhan Ribu Orang Kunjungi Ngawi saat Lebaran, Ini Tempat Wisata Tervaforit
- Mahmud Ardi Widanta, Putra Bendahara Umum DPP PAN Maju di Pilkada Gunungkidul
Berita Pilihan
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
- Indonesia Gunakan Pengaruh Agar Deeskalasi Terjadi di Timur Tengah
- Kasus Pengemudi Arogan Mengaku Adik Jenderal Kini Diusut Bareskrim
- Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
Advertisement
Kelompok Jaga Warga Diharapkan Dapat Ikut Menyelesaikan Konflik di Masyarakat
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gunung Ruang Meletus, Warga Pesisir Pantai Diungsikan Hindari Potensi Tsunami
- KPU Jogja Koordinasi dengan Disdukcapil untuk Susun Data Pemilih Pilkada 2024
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
- Firli Bahuri Disebut Minta Uang Rp50 Miliar ke SYL
- Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP-AKR per Kamis 18 April 2024
- Tertidur 22 Tahun Gunung Ruang Erupsi, Gempa hingga 944 Kali dalam Satu Hari
- Warga Jepang Gugat Pemerintah Soal Efek Samping Vaksin Covid-19
Advertisement
Advertisement