Advertisement

Gubernur Ganjar: 7 Kepala Sekolah di Jateng Terpapar Radikalisme

Imam Yuda Saputra
Sabtu, 14 September 2019 - 16:47 WIB
Sunartono
Gubernur Ganjar: 7 Kepala Sekolah di Jateng Terpapar Radikalisme Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (tengah), dan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawarsa (paling kanan), saat menghadiri acara di Hotel Wahid, Salatiga, Sabtu (14/9 - 2019). (Semarangpos.com/Humas Pemprov Jateng)

Advertisement

Harianjogja.com, SEMARANG — Sebanyak tujuh kepala sekolah jenjang SMA/SMK/SLB negeri di Jawa Tengah (Jateng) terpapar paham radikal. Hal itu diungkapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat menghadiri acara ‘Halaqoh Kyai Santri Tentang Pencegahan Terorisme’ di Hotel Grand Syahid, Kota Salatiga, Sabtu (14/9/2019).

Ganjar mengaku saat ini ketujuh kepala sekolah itu tengah dibina untuk terbebas dari paham radikal.

Advertisement

“Sekarang masih kami bina untuk kembali ke jalan yang benar. Kalau tidak mau, ya diambil tindakan tegas,” ujar Ganjar.

Ganjar mengatakan sekolah memang menjadi tempat yang harus segera dibereskan mengenai ideologi. Ia mengaku sudah mendapat laporan dari banyak tokoh agama dan masyarakat mengenai penyebaran radikalisme di sekolah yang sangat masif.

Beberapa laporan yang masuk lanjut dia, isu radikalisme diberikan melalui mata pelajaran dan juga kegiatan ekstrakulikuler.

"Sekolah memang yang akan kami bereskan secepatnya. Setelah sekolah adalah pemerintahan. Dua hal ini yang menjadi fokus saya. Maka saya mengajak semua organisasi keagamaan untuk bareng-bareng meluruskan ideologi bangsa ini," tegasnya.

Ganjar pun meminta masyarakat untuk berpartisipasi aktif memantau radikalisme. Apabila ada hal yang mencurigakan atau penyebaran radikalisme, harus segera melaporkan.

"Silakan laporkan ke kami, biar kami pemerintah yang urus. Partisipasi masyarakat dibutuhkan, karena itu bagian dari kepedulian pada bangsa dan negara," tutupnya.

Selain Ganjar, dalam acara tersebut juga hadir Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa. Sama dengan Ganjar, Khofifah pun menyoroti tentang masifnya penyebaran radikalisme di lingkungan sekolah.

"Bahkan ada survey dari UIN Syarief Hidayatullah Jakarta yang cukup mengerikan. Tidak sedikit anak yang disurvei sepakat bahwa orang murtad boleh dibunuh," terang Khofifah.

Menurut Khofifah, tak hanya kalangan siswa, sejumlah guru dan juga menjadi objek survei. Dan hasilnya, banyak guru dan dosen yang memiliki paham radikal.

"Survei tersebut menunjukkan tingginya intoleransi di Indonesia. Untuk itu saya mengajak mas Ganjar agar Jateng dan Jatim sering bertemu dan duduk bersama menyelesaikan persoalan-persoalan intoleransi," terang mantan Menteri Sosial itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Siap-siap Lur, Pemkab Kulonprogo Buka 90 Formasi CPNS dan PPPK untuk 205 Posisi, Berikut Rinciannya

Kulonprogo
| Jum'at, 19 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement