Advertisement

Masyarakat Selama Ini Keliru, Ejaan yang Benar untuk Menyebut Seni Reog Adalah Reyog

Newswire
Selasa, 27 Agustus 2019 - 17:17 WIB
Bhekti Suryani
Masyarakat Selama Ini Keliru, Ejaan yang Benar untuk Menyebut Seni Reog Adalah Reyog Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo saat naik ke atas barongan Reog Ponorogo, saat pembukaan MAF 2018, di Alun-alun Wates, Sabtu (13/10/2018). - Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, PONOROGO- Sebutan kata 'reog' untuk menyebut kesenian reog Ponorogo yang selama ini dikenal masyarakat dinilai keliru.

Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Ponorogo Arim Kamandoko mengatakan ejaan yang betul untuk nama kesenian daerah itu adalah "reyog", bukan reog sebagaimana selama ini dikenal masyarakat di Indonesia.

Advertisement

"Penggunaan ejaan 'reog' dimulai oleh Bupati Markum Singodimejo yang digunakan sebagai akronim slogan Kabupaten Ponorogo," kata Arim di Ponorogo, Selasa (27/8/2019).

Markum Singodimejo merupakan Bupati Ponorogo yang menjabat pada 1994-2004. Saat menjabat, Markum memopulerkan ejaan "reog" sebagai akronim "Resik Endah Omber Girang-gemirang" untuk slogan Kabupaten Ponorogo.

Ejaan "reog" itu kemudian lebih dikenal masyarakat Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahkan juga menggunakan ejaan "reog" untuk merujuk seni dan tarian tradisional yang menjadi ciri khas Kabupaten Ponorogo tersebut.

"Padahal, konsistensi penyebutan 'reog' atau 'reyog' menjadi salah satu syarat pengakuan reog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia," tutur salah satu pendiri Yayasan Reyog Ponorogo itu.

Peneliti Reyog Ponorogo Rido Kurnianto mengatakan cikal bakal reyog yang dikenal saat ini sudah ada sejak masa animisme dan dinamisme di Ponorogo yang dipercaya sebagai media untuk menolak bala.

"Kata 'reyog' berasal dari bunyi rumpun bambu yang bergoyang ditiup angin 'reyag-reyog'. Bagi masyarakat animisme dan dinamisme rumpun bambu dianggap sebagai sesuatu yang penting," kata Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo itu.

Rumpun bambu bergoyang tertiup angin yang mengeluarkan bunyi "reyag-reyog" dianggap bagaikan sapu yang membersihkan dan menolak bala yang terjadi di masyarakat.

Sebagai salah satu upaya untuk semakin memperkenalkan reyog kepada masyarakat Indonesia dan dunia internasional, Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar Festival Reyog Mini dan Festival Nasional Reyog Ponorogo yang merupakan bagian dari Festival Bumi Reyog dan rangkaian Hari Jadi ke-523 Kabupaten Ponorogo dan Perayaan Grebeg Suro.

Pada 2019, Festival Reyog Mini merupakan penyelenggaraan yang ke-17, sedangkan Festival Nasional Reyog Ponorogo merupakan penyelenggaraan yang ke-26 yang didukung Platform Indonesiana dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal KA Prameks Jogja-Kutoarjo, Jumat 26 April 2024

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 03:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement