Advertisement
Masyarakat Selama Ini Keliru, Ejaan yang Benar untuk Menyebut Seni Reog Adalah Reyog
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo saat naik ke atas barongan Reog Ponorogo, saat pembukaan MAF 2018, di Alun-alun Wates, Sabtu (13/10/2018). - Harian Jogja/Uli Febriarni
Advertisement
Harianjogja.com, PONOROGO- Sebutan kata 'reog' untuk menyebut kesenian reog Ponorogo yang selama ini dikenal masyarakat dinilai keliru.
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Ponorogo Arim Kamandoko mengatakan ejaan yang betul untuk nama kesenian daerah itu adalah "reyog", bukan reog sebagaimana selama ini dikenal masyarakat di Indonesia.
Advertisement
"Penggunaan ejaan 'reog' dimulai oleh Bupati Markum Singodimejo yang digunakan sebagai akronim slogan Kabupaten Ponorogo," kata Arim di Ponorogo, Selasa (27/8/2019).
Markum Singodimejo merupakan Bupati Ponorogo yang menjabat pada 1994-2004. Saat menjabat, Markum memopulerkan ejaan "reog" sebagai akronim "Resik Endah Omber Girang-gemirang" untuk slogan Kabupaten Ponorogo.
BACA JUGA
Ejaan "reog" itu kemudian lebih dikenal masyarakat Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahkan juga menggunakan ejaan "reog" untuk merujuk seni dan tarian tradisional yang menjadi ciri khas Kabupaten Ponorogo tersebut.
"Padahal, konsistensi penyebutan 'reog' atau 'reyog' menjadi salah satu syarat pengakuan reog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia," tutur salah satu pendiri Yayasan Reyog Ponorogo itu.
Peneliti Reyog Ponorogo Rido Kurnianto mengatakan cikal bakal reyog yang dikenal saat ini sudah ada sejak masa animisme dan dinamisme di Ponorogo yang dipercaya sebagai media untuk menolak bala.
"Kata 'reyog' berasal dari bunyi rumpun bambu yang bergoyang ditiup angin 'reyag-reyog'. Bagi masyarakat animisme dan dinamisme rumpun bambu dianggap sebagai sesuatu yang penting," kata Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo itu.
Rumpun bambu bergoyang tertiup angin yang mengeluarkan bunyi "reyag-reyog" dianggap bagaikan sapu yang membersihkan dan menolak bala yang terjadi di masyarakat.
Sebagai salah satu upaya untuk semakin memperkenalkan reyog kepada masyarakat Indonesia dan dunia internasional, Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar Festival Reyog Mini dan Festival Nasional Reyog Ponorogo yang merupakan bagian dari Festival Bumi Reyog dan rangkaian Hari Jadi ke-523 Kabupaten Ponorogo dan Perayaan Grebeg Suro.
Pada 2019, Festival Reyog Mini merupakan penyelenggaraan yang ke-17, sedangkan Festival Nasional Reyog Ponorogo merupakan penyelenggaraan yang ke-26 yang didukung Platform Indonesiana dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Sumber Air Minum dari Sumur Bor, BPKN Bakal Klarifikasi Aqua
- Jawa Tengah Bakal Memiliki KRL, Ini Bocoran Rutenya yang Dilalui
- Rahasia Menggandakan Kekayaan Ala Jeff Bezos
- Donald Trump Jadi Saksi Penandatanganan Damai Thailand dan Kamboja
- Prabowo Disambut Hangat Diaspora Indonesia Saat Hadiri KTT ASEAN
Advertisement
Bayi Laki-laki Hidup Ditemukan dalam Kardus di Ngemplak Sleman
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Komandan Hizbullah Tewas Diserang Israel di Lebanon
- Ratusan Paket Sembako Didistribusikan untuk Ojol di Jogja
- Pemerintah Berencana Membentuk Koperasi Ojol, Ini Tujuannya
- Prediksi Manchester United vs Brighton, Susunan Pemain dan H2H
- Danantara Sebut Leih dari 204 Investor Minati Proyek Waste To Energy R
- BMKG Sebut Gempa Aceh Magnitugo 5,0 Akibat Sesar Besar Sumatera
- SNTT 2025 Jadi Ruang Kolaborasi Riset Terapan Berdampak Nyata
Advertisement
Advertisement



