Advertisement
Masyarakat Selama Ini Keliru, Ejaan yang Benar untuk Menyebut Seni Reog Adalah Reyog

Advertisement
Harianjogja.com, PONOROGO- Sebutan kata 'reog' untuk menyebut kesenian reog Ponorogo yang selama ini dikenal masyarakat dinilai keliru.
Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Ponorogo Arim Kamandoko mengatakan ejaan yang betul untuk nama kesenian daerah itu adalah "reyog", bukan reog sebagaimana selama ini dikenal masyarakat di Indonesia.
Advertisement
"Penggunaan ejaan 'reog' dimulai oleh Bupati Markum Singodimejo yang digunakan sebagai akronim slogan Kabupaten Ponorogo," kata Arim di Ponorogo, Selasa (27/8/2019).
Markum Singodimejo merupakan Bupati Ponorogo yang menjabat pada 1994-2004. Saat menjabat, Markum memopulerkan ejaan "reog" sebagai akronim "Resik Endah Omber Girang-gemirang" untuk slogan Kabupaten Ponorogo.
Ejaan "reog" itu kemudian lebih dikenal masyarakat Indonesia. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahkan juga menggunakan ejaan "reog" untuk merujuk seni dan tarian tradisional yang menjadi ciri khas Kabupaten Ponorogo tersebut.
"Padahal, konsistensi penyebutan 'reog' atau 'reyog' menjadi salah satu syarat pengakuan reog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia," tutur salah satu pendiri Yayasan Reyog Ponorogo itu.
Peneliti Reyog Ponorogo Rido Kurnianto mengatakan cikal bakal reyog yang dikenal saat ini sudah ada sejak masa animisme dan dinamisme di Ponorogo yang dipercaya sebagai media untuk menolak bala.
"Kata 'reyog' berasal dari bunyi rumpun bambu yang bergoyang ditiup angin 'reyag-reyog'. Bagi masyarakat animisme dan dinamisme rumpun bambu dianggap sebagai sesuatu yang penting," kata Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Ponorogo itu.
Rumpun bambu bergoyang tertiup angin yang mengeluarkan bunyi "reyag-reyog" dianggap bagaikan sapu yang membersihkan dan menolak bala yang terjadi di masyarakat.
Sebagai salah satu upaya untuk semakin memperkenalkan reyog kepada masyarakat Indonesia dan dunia internasional, Pemerintah Kabupaten Ponorogo menggelar Festival Reyog Mini dan Festival Nasional Reyog Ponorogo yang merupakan bagian dari Festival Bumi Reyog dan rangkaian Hari Jadi ke-523 Kabupaten Ponorogo dan Perayaan Grebeg Suro.
Pada 2019, Festival Reyog Mini merupakan penyelenggaraan yang ke-17, sedangkan Festival Nasional Reyog Ponorogo merupakan penyelenggaraan yang ke-26 yang didukung Platform Indonesiana dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 11 Juli 2025: Dari Polda Jateng Grebek Pabrik Pupuk Palsu sampai Penemuan Mayat Pegawai Kemendagri
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Sertipikat Elektronik Diterapkan Bertahap, Sertipikat Tanah Lama Tetap Berlaku
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
Advertisement
Advertisement