Advertisement

Tim Pertolongan Pertama Jemaah Haji Diminta Ditambah

M. Syahran W. Lubis
Senin, 19 Agustus 2019 - 04:37 WIB
Budi Cahyana
Tim Pertolongan Pertama Jemaah Haji Diminta Ditambah Jemaah haji 2019 berada di Masjidil Haram, Makkah. - Reuters/Umit Bektas

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Selama dua tahun, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi membentuk tim Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (P3JH). Tim ini bertugas memberikan pertolongan pramedik kepada jemaah.

P3JH bersifat mobil atau selalu bergerak.  Tim ini mengisi ruang-ruang kosong di sektor khusus dan di luar pos-pos layanan kesehatan maupun Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Tahun ini, P3JH beranggotakan 30 orang.

Advertisement

"Keberadaan P3JH efektif membantu jemaah haji, baik saat di Masjidil Haram maupun puncak haji, Arafah-Muzdalifah-Mina atau Armuzna," kata anggota delegasi Amirul Hajj perwakilan Kementerian Robert J. Pattiselanno saat Exit Meeting dan Evaluasi Awal Penyelenggaraan Haji 1440 H di Jeddah, Sabtu (17/8/2019) dan dilansir laman resmi Kemterian Agama pada Minggu (18/8/2019).

"Pada penyelenggaraan haji berikutnya, jumlah petugas P3JH saya kira mesti ditambah," lanjut Robert yang banyak turun ke lapangan saat bertugas sebagai delegasi Amirul Hajj 1440 H.

Hal senada disampaikan Direktur Bina Haji Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi.

Menurutnya, mulai aktif pada penyelenggaraan haji 2018, P3JH semakin menemukan pola kerja yang efektif. Tidak sembarang orang tergabung dalam tim ini. Isinya, hanya dokter dan tenaga kesehatan berpengalaman lapangan yang direkrut dari klinik Kemenag, Fakultas Kedokteran UIN, Rumah Sakit Haji, dan Rumah Sakit TNI/Polri.

"Saya berharap ke depan Kemenkes lebih fokus untuk mengoptimalkan layanan di KKHI dan Sektor, serta penyediaan ambulan. Sementara, titik-titik kosong di lapangan akan diisi oleh P3JH untuk memberikan pertolongan pertama," ujarnya.

"Oleh karena itu, ke depan kita akan memperkuat koordinasi dengan Kemenkes. Kita akan cari pola terbaik dalam fasilitasi kesehatan bagi jemaah, pada titik-titik krusial, terutama pada fase puncak haji," ujarnya.

Seperti tahun sebelumnya, saat fase Armuzna, P3JH melebur ke dalam tim MCR (Mobile Crisis & Rescue) bersama petugas perlindungan jemaah (linjam), media center haji (MCH), Tim Gerak Cepat (TGC), dan petugas bimbingan ibadah.

MCR ditempatkan di sejumlah titik strategis Mina - Jamarat untuk memberikan pertolongan pra medik kepada jemaah sehingga mereka bisa menuntaskan rangkaian ibadah wajibnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sopir Ngantuk, Dua Mobil Adu Banteng di Jalan Jogja-Wonosari hingga Ringsek

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 07:57 WIB

Advertisement

alt

Ribuan Wisatawan Saksikan Pawai Ogoh-Ogoh Rangkaian Hari Raya Nyepi d Badung Bali

Wisata
| Senin, 11 Maret 2024, 06:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement