Advertisement
Kemenristekdikti Akan Setarakan Jabatan Akademik Diaspora Jika Ingin Berkarir di Tanah Air
Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Ali Ghufron Mukti saat menjadi pembicara dalam Annual Scientific Meeting (ASM) 2019 di Auditorium FK-KMK UGM, Senin (4/3/2019). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Dirjen Sumber Daya Iptek dan Dikti (SDID) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Ali Ghufron Mukti mengatakan pihaknya menyetarakan jabatan akademik diaspora yang ingin berkarir di Tanah Air.
"Misalnya asisten ahli bisa disetarakan dengan asisten profesor, kemudian associate professor disetarakan dengan lektor kepala. Bahkan profesor penuh pun sudah ada," ujar Ghufron di Jakarta, Senin (16/7/2019).
Advertisement
Hal tersebut tertuang dalam Permenristekdikti 7/2019 tentang Perpindahan Dosen WNI dari Perguruan Tinggi Luar Negeri ke Perguruan Tinggi Dalam Negeri.
Sebelumnya, jika dosen diaspora kembali ke Indonesia, maka karirnya harus dimulai dari nol lagi. Hal itu karena para dosen diaspora itu belum melakukan sertifikasi dosen.
BACA JUGA
Untuk perekrutan diaspora menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun ini, kata Ghufron, tergantung dari Kemenpan RB yang memberikan alokasi khusus pada diaspora. "Banyak diaspora yang bertanya kepada saya, dan mereka tertarik untuk kembali ke Tanah Air."
Menurut Ghufron Permenristekdikti tersebut merupakan aturan baru yang diharapkan dapat mengakomodir diaspora yang ingin berkarir di Tanah Air.
Dalam kesempatan itu, Ghufron juga menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan manajemen talenta. Mulai dari sumber daya manusia (SDM) Indonesia di dalam dan luar negeri.
Untuk dalam negeri, dilakukan pemetaan kebutuhan tenaga kerja pada masa yang akan datang. Sedangkan untuk SDM diaspora yang saat ini berada di luar negeri, juga dilakukan pemetaan.
Sejak 2016, Kemenristekdikti mengundang para diaspora untuk membagikan pengalamannya, riset bersama hingga penulisan jurnal internasional secara bersama.
Tercatat, lebih dari 100 karya ilmiah telah dihasilkan, baik berupa publikasi bersama, riset bersama, karya ilmiah lain dalam proceeding dan konferensi.
Selain itu, ada pula berbagai kerja sama instusi yang sudah terjalin melalui nota kesepahaman, hingga mobilisasi dosen Indonesia ke perguruan tinggi asal ilmuwan diaspora
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Lipeg X Resmi Bergulir, 16 Tim SMA Bersaing di Gunungkidul
Advertisement
GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
Advertisement
Berita Populer
- Distribusi Minyakita Akan Dialihkan ke BUMN Pangan
- Modus Visa Terbongkar, 14 WNA China Jadi Buruh di Jakarta
- Satu Korban Longsor Cilacap Ditemukan Tim SAR Gabungan
- Astra Motor Edukasi Manajemen Risiko ke Mahasiswa UGM
- Indonesia U-22 Uji Coba Kontra Mali Jelang SEA Games 2025, Ini Linknya
- Banyuwangi BMX Supercross 2025 Hadirkan 207 Pembalap
- TP PKK DIY Gelar Baksos dan Bazar UMKM Rayakan Hari Ibu
Advertisement
Advertisement



