Advertisement
Sidang MK: Prabowo Subianto Beri Rekomendasi Diskualifikasi Kader Gerindra
 Personel Brimob Polri bersiap melakukan pengamanan di sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (18/6/2019). - ANTARA/Nova Wahyudi
                Personel Brimob Polri bersiap melakukan pengamanan di sekitar Gedung Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Selasa (18/6/2019). - ANTARA/Nova Wahyudi
            Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Sidang hari pertama perselisihan hasil Pemilihan Umum (PHPU) Legislatif 2019 di Mahkamah Konstitusi terungkap sebuah fakta unik.
Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Prabowo Subianto telah merestui permohonan sengketa hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 yang meminta Mahkamah Konstitusi mendiskualifikasi kader Gerindra Rahmat Muhajirin sebagai calon anggota DPR di Daerah Pemilihan Jawa Timur I.
Advertisement
Diskualifikasi Rahmat dimohonkan oleh sesama kader Gerindra, Bambang Haryo Soekartono, ke MK. Bambang menuding rekan separtainya itu melakukan politik uang sehingga meraih suara terbanyak di antara caleg Gerindra.
"Ada rekomendasi partai, Ketua Umum [Prabowo Subianto] dan Sekjen [Ahmad Muzani]," kata Muhammad Sholeh, kuasa hukum Gerindra, dalam sidang pemeriksaan pendahuluan perkara sengketa hasil Pileg 2019 di Jakarta, Selasa (9/7/2019).
BACA JUGA
Berdasarkan hukum acara, perseorangan calon anggota DPR atau DPRD dalam satu parpol yang sama boleh mengajukan permohonan sengketa ke MK asalkan memperoleh persetujuan tertulis dari ketua umum atau sekretaris jenderal parpol.
Sholeh mengatakan Rahmat memperoleh 86.274 suara dalam Pileg 2019, terbanyak di antara caleg Gerindra Dapil Jatim I yang meliputi Kota Surabaya dan Kabupaten Sidoarjo. Lantaran Gerindra berhak atas satu kursi DPR, Rahmat berpotensi mewakili partainya di Senayan.
Kliennya, caleg peraih suara terbanyak kedua, Bambang Haryo Soekartono, mengugat perolehan suara koleganya itu. Dia menuding perolehan suara Rahmat berasal dari politik uang.
"Pemohon merasa sebagai caleg petahana banyak terjun di masyarakat tapi sangat kaget suaranya dikalahkan. Bukan oleh tokoh partai, artis, tokoh masyarakat, tapi [Rahmat] dari Dapil Jatim I, khusus Sidoarjo, terjadi suara fantastis," ujar Sholeh saat membacakan pokok permohonan.
Sholeh menambahkan bahwa Rahmat meraup sekitar 76.000 suara di Sidoarjo, sedangkan di Surabaya hanya sekitar 10.000 suara. Padahal, kata dia, dua daerah yang berada dalam lingkup Dapil Jatim I itu berdekatan.
Namun, permintaan untuk mendiskualifikasi Rahmat Muhajirin itu hanya termuat di bagian posita atau pokok permohonan. Adapun, petitum berisi permintaan untuk memangkas suara Rahmat dari 86.274 suara menjadi 30.000 suara, sedangkan perolehan suara Bambang Haryo diminta didongkrak dari 52.451 suara menjadi 87.000 suara.
Kendati tak termuat dalam petitum, Sholeh mengatakan MK tetap dapat memutus diskualifikasi Rahmat. Dia membandingkan sikap MK kala mendiskualifikasi pasangan Sugianto Sabran-Eko Soemarno dalam Pemilukada Kotawaringin Barat 2010 kendati tidak diminta dalam petitum.
"Kami berharap ada keadilan di Mahkamah dan kami mohon diskualifikasi," ujar Sholeh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
 
    
        Buang Sampah Sembarangan, Dua Warga di Bantul Didenda Rp200 Ribu
Advertisement
 
    
        Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Imbas Shutdown, Dana Perumahan Militer AS Dialihkan untuk Gaji Tentara
- Buruh di DIY Tuntut UMP Naik 50 Persen dan Hapus Sistem Kontrak
- DPRD Sleman Dorong Penguatan Sarana dan Layanan Pendidikan Inklusif
- Dua Tersangka Korupsi Drainase Manahan Solo Terancam 20 Tahun Penjara
- Kepulauan Karibia Diterjang Badai, Puluhan Orang Meninggal
- Sosiolog UGM Sebut Judi Online Mudah Jerat Kelompok Rentan
- Proses Dekontaminasi Radioaktif 22 Pabrik di Cikande Selesai
Advertisement
Advertisement





















 
            
