Advertisement
Bukan Hanya Plastik, Ini Jenis Lain Sampah yang Mengotori Laut

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Ketua Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB Dr Ario Damar menyatakan pencemaran laut yang mengancam biota laut tidak hanya berasal dari sampah plastik saja tapi juga sampah organik (kayu, sisa makanan, sisa tubuh makhluk hidup) dan gumpalan material berminyak.
"Masalah di laut tidak hanya soal pencemaran plastik, namun juga pencemaran laut lainnya," kata Ario saat dihubungi di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Advertisement
Ario menjelaskan jenis pencemaran perairan yang dominan di Indonesia terdiri dari pencemaran organik mudah urai (nutrien), organik sulit urai dan persisten, logam berat, minyak, pestisida, suhu dan kekeruhan.
Terkait pencemaran sampah plastik di laut, Ario mengatakan kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan. Berbagai sumber menyebutkan Indonesia adalah produsen kedua terbanyak di dunia membuang sampah plastik ke laut setelah China.
Menurut World Atlas, Indonesia menghasilkan sekitar 3.22 metric ton sampah plastik setelah China 8.82 metrik ton.
Aryo mengatakan sampah plastik terkait dengan aktivitas domestik. Di Indonesia tentu jumlah penduduk terbesar dan penduduk terbanyak ada di Pulau Jawa.
"Plastik adalah senyawa sulit diurai, bisa ribuan tahun berada di laut dalam keadaan utuh, tanpa terurai," katanya.
Terkait Deklarasi Bangkok dalam KTT ke-34 ASEAN tentang memerangi limbah laut di kawasan ASEAN, menurut Ario, mekanisme ASEAN dapat dimanfaatkan dalam hal kerja sama antar negara dalam memerangi dan mengurangi sampah plastik di laut.
"ASEAN tidak akan berjalan dengan baik jika masing masing negara tidak menjalankan tugas memerangi sampah dengan baik. Sehingga, peran dari masing masing negara sangat besar dalam memerangi sampah di laut ini," katanya.
Dosen di Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan IPB ini menyebutkan, dalam SDGs 14 telah dicanangkan untuk memerangi pencemaran plastik dan eutrofikasi di laut Indonesia. Dan telah dituangkan di dalam Kepres tentang SDGs yaitu Perpres No 59 tahun 2017 tentang Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
"Artinya Pemerintah Indonesia telah serius di dalam hal perang terhadap pencemaran laut ini khususnya plastik dan eutrofikasi," kata Doktor bidang Ekologi Perairan Pesisir, Kiel University, Jerman ini.
Ario menambahkan, penemuan plastik sebetulnya sangat bermanfaat bagi manusia. Pasalnya adalah manusia tidak tertib dalam menggunakannnya dan membuangnya. Sebagaimana permasalahan klasik manusia yaitu dalam penanganan sampah.
Sama dengan penanganan sampah lainnya, penanganan sampah plastik perlu dilakukan dari awal, sejak dari rantai awal penggunaannya yaitu di dalam rumah tangga dan industri.
Secara prinsip, lanjut Ario, tidak boleh ada satupun plastik (entah sebagai botol, wadah ataupun pembungkus) yang masuk ke dalam air. Sumber terbesar adalah berasal dari daratan yaitu dari rumah tangga.
"Sehingga penanganan terbaik adalah penanganan sampah rumah tangga dan perkotaan," kata Ario memberi solusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- DPR Soroti Asesmen Awal Program Sekolah Rakyat Kemensos
- Dewan Pers: Wartawan Aman dari Jeratan UU ITE jika Patuh Kode Etik
- Kasus Riza Chalid, Kejagung Kejar Aset hingga Perusahaan Afiliasi
- Politik Jepang, Takaichi Incar Posisi Perdana Menteri
- Ribuan Orang Unjuk Rasa di London Tolak Kunjungan Donald Trump
Advertisement

Jadi Tersangka Kasus TKD, Mantan Lurah Srimulyo Mengajukan Praperadilan
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Pengamat Kritisi Kasus Pagar Laut Bekasi yang Hanya Berhenti di Tersangka
- Kuasa Hukum Ungkap Banyak Kejanggalan Terkait Kasus Pembunuhan Kacab Bank
- Putus Jaringan Komunikasi, Militer Israel Semakin Brutal Serang Gaza
- Tok! Bunga KPR Subsidi Tetap 5 Persen
- Trump Perpanjang Tenggat Larangan TikTok hingga 16 Desember 2025
- Sekjen GCC Kutuk Serangan Israel ke Gaza
- Tiba di Indonesia, Sapi Impor Australia untuk Dukung MBG
Advertisement
Advertisement