Advertisement

Ma'ruf Amin : Kemenangan Masih Menggantung

Lalu Rahadian
Senin, 03 Juni 2019 - 19:57 WIB
Nina Atmasari
Ma'ruf Amin : Kemenangan Masih Menggantung Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang dan Cawapres Nomor Urut 01 Ma'ruf Amin saat buka bersama di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (3/6/2019)/JIBI - Bisnis/Lalu Rahadian

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Pemilu 2019 telah berlalu namun kemenangan yang diraih Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dianggap masih menggantung.

Anggapan itu disampaikan langsung oleh Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Menurutnya, status pemenang pada Pilpres 2019 baru bisa benar-benar dimiliki dirinya dan Jokowi pasca Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan ihwal gugatan sengketa pemilu.

Advertisement

"Tentu bersyukur juga karena menurut quick count dan real count KPU, Pak Jokowi dengan saya juga sebagai pemenang di pilpres ini. Tapi menangnya masih digantung, masih mu'allaq bahasa agamanya. Ini menangnya digantung menunggu keputusan MK. Mudah-mudahan tidak ada halangan," kata Ma'ruf saat menghadiri buka puasa bersama di kediaman Ketua DPD RI Oesman Sapta Odang (OSO), Jakarta, Senin (3/6/2019).

Dari hasil Pemilu yang sudah disahkan KPU RI, pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin unggul atas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Jokowi-Ma’ruf tercatat mendapat 85.607.362 suara (55,50 persen). Raihan itu lebih tinggi dari suara Prabowo-Sandiaga sebesar 68.650.239 suara (44,50 persen).

Akan tetapi, KPU RI belum menetapkan Jokowi-Ma'ruf sebagai kandidat terpilih hasil pilpres karena ada gugatan sengketa pemilu yang diajukan ke MK. Gugatan tersebut diajukan Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga.

"Kita bersyukur karena pilpres, pileg sudah selesai dengan aman dan tentram. Ada sedikit-sedikit gangguan itu Insya Allah itu tidak akan merusak tatanan kehidupan bangsa kita," kata Ma'ruf.

Pada kesempatan yang sama, eks Rais Aam PBNU ini juga menyinggung salah satu manfaat puasa bagi yang menjalani. Menurutnya, orang yang puasa harusnya bisa menahan marah atau emosinya.

Ma'ruf menganggap manusia tidak mungkin tak memiliki rasa marah. Akan tetapi, kemarahan dalam diri seorang manusia bisa ditahan agar tidak meledak-ledak.

"Puasa itu untuk menjadi orang bertakwa yang cirinya bisa menahan marah, emosi. Bukan tidak bisa emosi, tidak mungkin, marah itu manusiawi. Tetapi menahan sehingga marahnya bisa dikendalikan secara proporsional," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement