Advertisement
Penceramah Ini Paling Digemari Mahasiswa di Kampus yang Diduga Terpapar Radikalisme

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Setara Institut mengungkap penceramah yang digemari di kampus-kampus yang disinyalir terpapar paham radikal.
Direktur Riset Setara Institut, Halili mengungkapkan tulisan atau ceramah Felix Siauw lebih diminati atau mendapat tempat di kelompok gerakan keagamaan eksklusif Islamis yang berada di beberapa perguruan tinggi negeri. Bahkan, ceramah ustaz asal Palembang itu lebih diminati dibandingkan ceramah dan tulisan cendikiawan muslim sekaligus Mantan Menteri Agama, M. Quraish Shihab.
Advertisement
Hal itu dikatakan Halili berdasar penelitian Setara Institut bertajuk 'Wacana dan Gerakan Keagamaan di Kalangan Mahasiswa: Memetakan Ancaman atas Negara Pancasila di PTN'.
Dari hasil penelitian yang dilakukan di 10 PTN yakni, Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah, Institut Teknologi Bandung, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, dan Universitas Mataram, diketahui karya literatur tokoh cendikiawan muslim yang cukup mempuni seperti M. Quraish Shihab dan Musthafa Bisri atau Gus Mus justru tidak mendapat tempat di forum-forum kelompok Islamis eksklusif.
"Tulisan tokoh-tokoh lain dengan kepakaran agama sangat mumpuni seperti M. Quraish Shihab, Musthafa Bisri (Gus Mus), dan M Zainul Majdi (TGB) tidak mendapat tempat dalam forum-forum tertutup kelompok Islamis tersebut. Mereka lebih suka menyimak tulisan atau ceramah Felix Siauw, Salim A Fillah, dan Adi Hidayat," kata Halili di saat menyampaikan hasil penelitian Setara Institut di Hotel Ibis, Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019).
Lebih lanjut, Halili mengatakan surutnya iklim diskusi ilmiah di 10 PTN yang menjadi wilayah riset tersebut secara tidak langsung dapat disimpulkan turut mendorong percepatan tumbuhnya lingkungan yang memungkinkan (enabling environment) terjadinya dominasi wacana keagamaan eksklusif ala gerakan Tarbiyah dan Tahririyah. Secara bersamaan mereka disebut Halili juga mengalami kekeringan spiritualitas masyarakat modern dan perkotaan.
Sementara itu, Halili mengungkapkan gerakan keagamaan eksklusif tidak hanya menawarkan pemahaman Islam sebagai ‘teologi pascakematian’, tapi juga membangun ghirah keislaman untuk bangkit dari ketertindasan oleh konspirasi nasional dan global serta memiliki kewaspadaan yang tinggi dalam perang pemikiran (ghazwul fikr) yang sedang berlangsung.
Dalam suasana perang yang diindoktrinasikan tersebut, kata Halili, mereka pun hanya membaca literatur-literatur keislaman tokoh-tokoh mereka, seperti Hasan Albanna dan Aidh Alqarni.
"Pemikiran dari kaum Islam pluralis dan pembaharu di Indonesia seperti Nurcholish Madjid, Ahmad Syafii Maarif, Abdurrahman Wahid, tidak pernah mereka diskusikan, kecuali dalam konteks indoktrinasi bahaya ancaman pemikiran liberal," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Jateng Alami Inflasi 2,2 Persen Juni 2025, Tertinggi Sejak LIma Bulan Terakhir
- Harga Tiket Mendaki Gunung Fuji Jepang Kini Naik Dua Kali Lipat
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Mantan Walkot Semarang Mbak Ita Bikin Lomba Masak Nasi Goreng, Hadiahnya dari Iuran PNS Bapenda
- Presiden Prabowo Jadi Inspektur Upacara HUT Ke-79 Bhayangkara
- Otoritas Iran Menyebut Korban Meninggal Akibat Serangan Israel Capai 935 Orang
- Hasil Seleksi PPPK Kemenag: 17.154 Dinyatakan Lolos, Ini Link Pemberkasan
- Presiden Prabowo Akan Bertemu Pemerintah Arab Saudi untuk Bahas Pembangunan Kampung Haji di Makkah
- 3 Pejabat Kementerian PU Dinonaktifkan Seusai OTT KPK Terkait Suap Proyek di Sumut
- Nikita Mirzani Diborgol Saat Hadiri Sidang di PN Jaksel
Advertisement
Advertisement