Advertisement
Turki Konfirmasi Rencana Pengiriman Peluru Kendali S-400 dari Rusia

Advertisement
Harianjogja.com, ANKARA - Kementerian Luar Negeri Turki mengonfirmasi rencana pengiriman sistem pertahanan peluru kendali S-400 dari Rusia.
Jadwal pengiriman sistem pertahanan peluru kendali S-400 dari Rusia disebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Turki Hami Aksoy, Jumat (31/5/2019) sudah sesuai rencana .
Advertisement
Aksoy menepis laporan-laporan bahwa Ankara sedang mengevaluasi penundaan pengiriman sistem tersebut sebagai pertimbangan atas kekhawatiran Amerika Serikat.
Pembelian sistem buatan Rusia oleh Turki telah meningkatkan ketegangan dengan AS, sekutu Turki di NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara). AS menyatakan sistem pertahanan jenis itu tidak sesuai dengan jejaring pertahanan aliansi tersebut serta bisa mengancam jet-jet tempur siluman F-35, yang akan diterima Turki.
Sejak itu, Ankara mengusulkan pembentukan kelompok kerja untuk mengkaji kekhawatiran AS tapi belum mendapat tanggapan dari Washington.
AS telah memperingatkan kemungkinan pemberlakuan sanksi jika Turki masih tetap ingin melanjutkan kesepakatan pembelian S-400.
Ketika berbicara kepada para wartawan di Singapura, penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan mengatakan ia tidak tahu-menahu tentang kelompok kerja itu. Tapi Shanahan telah berbicara dengan rekan sejawatnya dari Turki pekan lalu dan mereka membuat kemajuan dalam pembahasan.
Pada Selasa, sumber-sumber Reuters mengatakan AS serius mempertimbangkan penangguhan pelatihan bagi para pilot Turki mengenai jet-jet F-35 buatan Lockheed Martin karena Ankara memutuskan untuk melanjutkan perjanjian pengadaan S-400.
Ketika ditanya apakah keputusan sudah dibuat untuk memulangkan pilot-pilot Turki ke negaranya, Shanahan mengatakan Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar ingin bertemu guna membahas rencana ke depan.
"Mereka mitra strategis jadi saya tidak ingin mengambil tindakan saling balas dengan mitra strategis," kata Shanahan.
"Dia dan saya harus menyepakati rencana itu berjalan. Saya tidak ingin hanya menelpon dia dan mengatakan, minta warga Anda untuk pulang, itu bukan cara yang terhormat antara dua mitra strategis," tegas Shanahan.
Shanahan menambahkan sikapnya tidak berubah dengan rasa hormat kepada pembelian S-400 oleh Turki dan Ankara sebaiknya tidak memperoleh F-35 jika mereka masih berurusan dengan itu.
Turki mengatakan bahwa, sebagai anggota NATO, pihaknya tidak menimbulkan ancaman kepada AS dan sanksi-sanksi sebaiknya jangan diberlakukan.
Pada Senin, stasiun penyiaran Haberturk yang mengutip Akar mengatakan bahwa pengiriman S-400 mungkin tidak akan dilakukan pada Juni, seperti yang sebelumnya disebutkan Turki, namun menambahkan bahwa menambahkan persetujuan sudah dibuat.
Aksoy mengatakan pengadaan sistem S-400 berlanjut sesuai jadwal dan tawaran soal pembentukan kelompok kerja itu masih berlaku.
"Laporan-laporan di beberapa media mengenai evaluasi Turki yang menangguhkan pengadaan S-400 atas permintaan AS tak mencerminkan kebenaran," kata Aksoy dalam pernyataannya. "Proses untuk memperoleh S-400 dari Rusia masih berlanjut sesuai rencana," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara/Reuters
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement