Advertisement
Bantuan Alat Mesin Pertanian untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Penyerahan alat bantuan pertanian di Kantor Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Senin (17/12/2018). - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pemerintah berharap, bantuan alat mesin pertanian (alsintan) yang diberikan kepada para petani akan mengembangkan pertanian modern, yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Seluruh bantuan alsintan tersebut diberikan secara masif melalui Kementerian Pertanian (Kementan), mulai dari pengolahan lahan sampai dengan tahap panen dan pascapanen.
"Pemerintah berharap, kegiatan usaha pertanian berubah dari sistem tradisional menuju pertanian yang modern (modernisasi pertanian)," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Advertisement
Dia mengatakan, modernisasi pertanian mutlak dilakukan untuk menjadikan Indonesia negara g kuat berbasis pertanian. Hingga kini, Kementan telah menggelontorkan ratusan ribu alsintan ke seluruh pelosok Tanah Air. "Ini merupakan pertama dalam sejarah dan menjadi rekor terbanyak sepanjang sejarah pertanian Indonesia," tambahnya.
Sejak 2015, Kementan telah memberikan bantuan alsintan dalam jumlah yang cukup besar. Pada 2015 - 2018, jumlah bantuan alsintan berbagai jenis yang dibagikan pemerintah kepada petani masing-masing berjumlah 157.493 unit, 110.487 unit, dan 321.000 unit dan 80.000 unit. "Demikian juga pada 2019, bantuan alsintan tetap terus diberikan kepada petani," katanya.
Sarwo Edhy menilai, modernisasi pertanian melalui penggunaan alsintan dari aspek ekonomi terbukti mampu meningkatkan produktivitas komoditas pangan dan pendapatan keluarga petani secara signifikan. Hal ini membuat proses produksi beras bisa lebih efisien.
Penggunaan alsintan pada setiap tahap kegiatan produksi, panen dan pasca - panen mampu menghemat biaya pengolahan tanah, biaya tanam, biaya penyiangan, dan biaya panen, karena sebagian besar tenaga kerja sudah diganti dengan alsintan yang jauh lebih efisien.
"Kami berharap yang dikerjakan bukan hanya menanam, mencari benih atau memupuk saja, tapi setelah pasca - panen, keuntungannya lebih besar," katanya.
Modernisai pertanian juga dapat mendorong minat masyarakat, khususnya generasi muda terhadap dunia pertanian. Jika sebelumnya pertanian dipandang sebelah mata sebagai pekerjaan untuk orang yang kurang pendidikan dan miskin, bekerja penuh lumpur di bawah terpaan sinar matahari serta lebih banyak mengandalkan kerja otot, kini hal itu tidak lagi.
"Tapi saat ini, profesi petani modern merupakan pekerjaan yang menjanjikan dan dapat ditekuni secara profesional, serta tidak lagi mengandalkan otot saja," tutur Sarwo Edhy.
Pendapatan yang diperoleh sebagai petani tidak kalah menariknya, bahkan lebih besar dari upah atau gaji seseorang yang bekerja pada sektor nonpertanian. "Pada kondisi seperti ini, tanpa perlu didorong, petani dengan sendirinya akan terus bersemangat untuk berproduksi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Bulan Perlahan Menjauhi Bumi, Ini Dampaknya bagi Kehidupan
- Hunian Korban Bencana Sumatera Bakal Dibangun di Lahan Negara
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Prakiraan Cuaca DIY Senin 15 Desember 2025, Berawan dan Hujan Sedang
- Menhub Pastikan Transportasi Jateng Siap Hadapi Nataru
- NGUDA RASA: Mendorong Kuliner Indonesia Merajai Lidah Dunia
- PEKAN RISET GEOPARK 2025: Panggung Publikasi Riset Pelajar
- Gol Cabal Antar Juventus Menang 1-0 atas Bologna
- Jadwal KA Bandara YIA Xpress Senin 15 Desember 2025
- Geopark Jogja Gencarkan Edukasi Pelajar Lewat Riset Berkelanjutan
Advertisement
Advertisement





