Advertisement

Dukung Komunitas Muslim Setelah Teror Christchurch, Selandia Baru Kumandangkan Azan Secara Nasional

Iim Fathimah Timorria
Rabu, 20 Maret 2019 - 17:27 WIB
Budi Cahyana
Dukung Komunitas Muslim Setelah Teror Christchurch, Selandia Baru Kumandangkan Azan Secara Nasional Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern kala mengunjungi komunitas muslim di Christchurch seusai penembakan - Reuters/New Zealand Prime Minister\'s Office

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Selandia Baru akan mengumandangkan azan secara nasional sebagai wujud solidaritas kepada komunitas Muslim pada Jumat (22/3/2019). Azan di seluruh negeri itu untuk memperingati sepekan serangan teror di dua masjid di Christchurch.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan seruan azan ini merupakan bentuk dukungan masyarakat Selandia Baru terhadap komunitas muslim. Sejak teror menyasar dua masjid di Christchurch, banyak masyarakat yang ingin menyampaikan pesan bahwa umat Islam di Negeri Kiwi tetap leluasa beribadah.

Advertisement

Peringatan sepekan teror Christchurch juga akan diwarnai dengan aksi mengheningkan cipta selama dua menit. Ini merupakan bentuk penghormatan terhadap 50 warga yang menjadi korban tewas dalam penembakan keji tersebut.

Durasi hening cipta selama dua menit dipilih menggantikan durasi satu menit yang biasanya dilakukan ketika ada bencana di Selandia Baru. Keputusan ini diambil menyusul besarnya jumlah korban dalam aksi teror itu.

"Untuk menandai hal ini, akan ada dua menit aksi mengheningkan cipta. Kita juga akan menyiarkan panggilan salat secara nasional melalui TVNZ dan RadioNZ," kata Ardern dalam konferensi pers pada Rabu (20/3/2019) sebagaimana dikutip TVNZ.

Dalam konferensi pers tersebut, Ardern pun menyampaikan respons terkait rasa frustrasi yang dirasakan keluarga karena lamanya pengembalian jenazah. Sejumlah keluarga korban mengekspresikan rasa khawatir mereka akan proses yang panjang, mengingat dalam agama Islam jenazah harus segera dikebumikan.

Sampai hari ini, otoritas Selandia Baru telah mengembalikan 30 dari total jenazah korban ke pihak keluarga untuk prosesi pemakaman.

"Semua ini terjadi bukan karena kurangnya sumber daya, namun proses identifikasi adalah hal yang kompleks. Saya pun merasakan rasa frustrasi yang kalian alami," ungkap Ardern penuh simpati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cegah Kecurangan Pengisian BBM, Polres Kulonprogo Cek SPBU

Kulonprogo
| Jum'at, 29 Maret 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement