Advertisement
Seniman Jogja yang Jadi Korban Penembakan Selandia Baru Masih Koma

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Zulfirman Syah, seniman Jogja kelahiran Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, yang menjadi korban penembakan di Selandia Baru, masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi koma.
Kakak Zulfirman, Hendra Yaspita, dalam wawancara dengan Harian Jogja, menyatakan adiknya masih koma karena menderita luka parah di organ vitalnya. Menurut Hendra, adiknya ditembak ketika sedang menunaikan salat. Sementara, anak Zulfirman yang masih balita, tertembak di bagian kaki. Hendra mengatakan keponakannya masih trauma akibat kebrutalan itu.
Advertisement
Saat ini, keluarga Zulfirman mencoba berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia agar bisa pergi ke Selandia Baru.
“Kami mencoba koordinasi dengan pemerintah,tetapi belum tau ke mana,” ujar Hendra.
Keluarga Zulfirman menerima kabar buruk itu dari Alta Marie, istri Zulfirman. Pasangan suami istri ini boyongan ke Selandia baru dari DIY pada Januari. Sebelumnya, mereka tinggal di Godean dan Bugisan Selatan. Di Selandia Baru, Zulfirman dan keluarga kecilnya berencana menetap.
“Dan bekerja sebagai seniman,” kata Hendra.
Dalam status Facebook-nya, Alta Marie, mengatakan suami dan anaknya trauma. “Tetapi kami semua hidup. Terima kasih atas doa dan kepedulian semua.”
Sebelumnya, pria bersenjata memberondongkan tembakan saat salat jumat di masjid di Christchurch, Selandia Baru. Sedikitnya 49 orang tewas. Pria tersebut diketahui sebagai Brenton Tarrant, penganut gagasan supremasi kulit putih yang membenti imgran dan muslim.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menyebut serangan ini sebagai terorisme. Adapun Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan enam warga negara Indonesia menjadi korban serangan teror ini, tiga di antara mereka selamat.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI menyatakan dua warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban penembakan masih dirawat di rumah sakit. Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menyatakan berdasarkan informasi yang dikumpulkan oleh KBRI di Wellington dari kelompok WNI di Christchurch, dua WNI yang tertembak dalam peristiwa tersebut adalah ayah dan anaknya. Keduanya sekarang masih mendapatkan perawatan di Christchurch Public Hospital.
“Ayahnya saat ini dirawat di ruang ICU dan anaknya juga dirawat di rumah sakit yang sama tetapi di ruang perawatan biasa,” ujar dia.
Kementerian Luar Negeri mewakili pemerintah Indonesia menyampaikan keprihatinan atas musibah yang menimpa dua WNI tersebut. “Kami sangat prihatin dengan situasi saat ini, yang dialami para korban dan keluarga mereka. Kami mendoakan agar ayah dan anak itu segera pulih,” ucap Arrmanatha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Petinggi Relawan Bepro Sambangi Yuni Astuti, Apresiasi Banyak Pemuda DIY Gabung ke Prabowo-Gibran
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Membutuhkan Investasi untuk Mewujudkan Emisi Nol Bersih 2060
- Sudirman Said Luncurkan Antologi Kedua "Bergerak dengan Kewajaran"
- Gandeng OJK, Kemendagri Terus Perkuat Perekonomian Daerah
- Dugaan Data DPT Pemilu 2024 Bocor, Ini Instruksi Menkominfo kepada Ditjen Aptika
- Survei Y-Publica Sebut Tingkat Kepuasan Publik kepada Jokowi Capai Rekor Tertinggi
- Hamas: Tujuan Israel di Perang Gaza Tak akan Tercapai
- Belasan Ambulans Bantuan Kemanusiaan Arab Saudi Masuk ke Jalur Gaza
Advertisement
Advertisement