Advertisement

Diganjar Penghargaan dari UNS, BJ Habibie Masih Berobat di Jerman

Newswire
Senin, 11 Maret 2019 - 19:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Diganjar Penghargaan dari UNS, BJ Habibie Masih Berobat di Jerman Presiden Jokowi bertemu Presiden ke-3 RI, BJ Habibie beberapa waktu lalu. - Ist/Biro Pers Setpres

Advertisement

Harianjogja.com, SOLO--Presiden ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie mendapatkan penghargaan UNS Award Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa. Namun saat penyerahan anugerah pada Senin (11/3/2019), Habibie tidak dapat hadir lantaran masih berobat di Jerman. 

Hal itu dikatakan salah satu putra Habibie, Ilham Habibie, yang juga mewakili ayahanda menerima penghargaan tersebut.  "Pak Habibie sekarang di Jerman. Kesehatannya ya begitu-begitulah. Memang lagi berobat, belum bisa pulang," katanya di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (11/3/2019).

Advertisement

Ia mengatakan saat ini aktivitas ayahanda juga mulai berkurang dan lebih banyak beraktivitas di rumah. Menurut dia, BJ Habibie berada di Jerman sejak bulan Oktober 2018 dan rencananya akan pulang pada bulan April tahun ini.

Sementara itu, mengenai penghargaan dari UNS tersebut, dikatakannya, merupakan sebuah kehormatan bagi sang ayah. "Insyaallah apa yang disumbangkan oleh bapak akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sehingga kita bisa meningkatkan dan memaksimalkan kesejahteraan Indonesia," katanya.

Pada sambutannya, Ilham juga mengajak masyarakat untuk mereatualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat dijadikan acuan bagi Bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.

"Reformasi dan demokratisasi di segala bidang akan menemukan arah yang tepat manakala kita menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh toleransi di tengah keberagaman bangsa yang majemuk ini," katanya.

Ia mengatakan saat infrastruktur demokrasi terus dikonsolidasikan, sikap intoleransi dan kecenderungan mempergunakan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan, apalagi mengatasnamakan agama menjadi kontraproduktif bagi perjalanan bangsa yang multikultural ini.

"Demokrasi hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politik atas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warga negara serta pelecehan terhadap supremasi hukum," katanya.

Ia mengatakan dalam perspektif itulah Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan Indonesia yang majemuk.

Sementara itu, pada acara tersebut Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan BJ Habibie dipandang pantas untuk memperoleh penghargaan Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa karena telah berjasa besar dan sebagai pelopor yang luar biasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : antara

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Prediksi Cuaca Jogja dan Sekitarnya Sabtu 27 April 2024: Hujan Sedang di Siang Hari

Jogja
| Sabtu, 27 April 2024, 05:57 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement