Advertisement
Diganjar Penghargaan dari UNS, BJ Habibie Masih Berobat di Jerman

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO--Presiden ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie mendapatkan penghargaan UNS Award Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa. Namun saat penyerahan anugerah pada Senin (11/3/2019), Habibie tidak dapat hadir lantaran masih berobat di Jerman.
Hal itu dikatakan salah satu putra Habibie, Ilham Habibie, yang juga mewakili ayahanda menerima penghargaan tersebut. "Pak Habibie sekarang di Jerman. Kesehatannya ya begitu-begitulah. Memang lagi berobat, belum bisa pulang," katanya di Auditorium Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Senin (11/3/2019).
Advertisement
Ia mengatakan saat ini aktivitas ayahanda juga mulai berkurang dan lebih banyak beraktivitas di rumah. Menurut dia, BJ Habibie berada di Jerman sejak bulan Oktober 2018 dan rencananya akan pulang pada bulan April tahun ini.
Sementara itu, mengenai penghargaan dari UNS tersebut, dikatakannya, merupakan sebuah kehormatan bagi sang ayah. "Insyaallah apa yang disumbangkan oleh bapak akan bermanfaat bagi masyarakat Indonesia sehingga kita bisa meningkatkan dan memaksimalkan kesejahteraan Indonesia," katanya.
Pada sambutannya, Ilham juga mengajak masyarakat untuk mereatualisasi nilai-nilai Pancasila agar dapat dijadikan acuan bagi Bangsa Indonesia dalam menjawab berbagai persoalan yang dihadapi saat ini dan yang akan datang, baik persoalan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri.
"Reformasi dan demokratisasi di segala bidang akan menemukan arah yang tepat manakala kita menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara yang penuh toleransi di tengah keberagaman bangsa yang majemuk ini," katanya.
Ia mengatakan saat infrastruktur demokrasi terus dikonsolidasikan, sikap intoleransi dan kecenderungan mempergunakan kekerasan dalam menyelesaikan perbedaan, apalagi mengatasnamakan agama menjadi kontraproduktif bagi perjalanan bangsa yang multikultural ini.
"Demokrasi hanya menjadi jalur antara bagi hadirnya pengukuhan egoisme kelompok dan partisipasi politik atas nama pengedepanan politik komunal dan pengabaian terhadap hak-hak sipil warga negara serta pelecehan terhadap supremasi hukum," katanya.
Ia mengatakan dalam perspektif itulah Pancasila diperlukan untuk memperkuat paham kebangsaan Indonesia yang majemuk.
Sementara itu, pada acara tersebut Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan BJ Habibie dipandang pantas untuk memperoleh penghargaan Parasamsya Anugraha Dharma Widyatama Makayasa karena telah berjasa besar dan sebagai pelopor yang luar biasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
- Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan Maut Bus Rombongan Rumah Sakit Bina Sehat
- Polisi Peru Tangkap Komplotan Pembunuh Diplomat Indonesia Zetro Purba
- Wasekjen PDIP Yoseph Aryo Dipanggil KPK Sebagai Saksi Kasus DJKA
- Hubungan Venezuela-AS Memanas, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement