Advertisement

Umat Hindu di Bali Jalani Catur Brata Penyepian

Newswire
Kamis, 07 Maret 2019 - 16:57 WIB
Sunartono
Umat Hindu di Bali Jalani Catur Brata Penyepian Sejumlah umat Hindu melakukan pradaksina saat prosesi upacara Tawur Agung Kesanga 2019 di Candi Prambanan, Sleman, Rabu (6/3/2019). Prosesi Tawur Agung yag dihadiri oleh ribuan umat Hindu itu merupakan rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1941 dengan tema melalui catur brata penyepian kita sukseskan Pemilu 2019. - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi.

Advertisement

Harianjogja.com, BALI--Umat Hindu di wilayah Pulau Bali mulai menjalani Catur Brata penyepian, saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1941, pada Kamis (7/3/2019) mulai pukul 06.00 Wita.

Sebagaimaan dikutip Antara di Desa Adat Tuban, Kabupaten Badung, sejak Kamis dini hari, jalanan di kawasan tersebut sudah mulai berangsur lengang dan tepat pada pukul 06.00 Wita, sudah tidak terlihat adanya aktivitas masyarakat.

Advertisement

Catur Brata penyepian yang dijalani umat Hindu saat Hari Raya Nyepi itu berlangsung selama 24 jam, atau hingga Jumat (8/3/2019) pukul 06.00 Wita.

Dalam menjalani Catur Brata penyepian, ada empat pantangan Umat Hindu yaitu, Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api), Amati Lelungan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang).

Sejak pagi hari, puluhan pecalang atau petugas keamanan adat Bali di kawasan Desa Adat Tuban, juga tampak mulai berpatroli dan bersiaga di sejumlah titik pos penjagaan yang tersebar untuk memastikan tidak ada warga yang melakukan aktivitas di luar rumah.

Pengamanan itu juga dilakukan pecalang di sejumlah persimpangan jalan untuk memastikan pelaksanaan Nyepi tetap tenang dan hening.

Meskipun wilayah tersebut terpantau diguyur hujan pada Kamis siang, namun hak tersebut tidak membuat para pecalang berhenti melakukan penjagaan.

Kondisi Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang juga masuk kawasan Desa Adat Tuban juga tampak sepi, tanpa aktivitas penerbangan, karena pengelola Bandara Ngurah Rai juga menghentikan operasionalnya selama 24 jam.

"Penghentian sementara operasional bandara dilakukan untuk menghormati umat Hindu di Bali agar dapat menjalankan ibadah Brata Penyepian dengan khusyuk," ujar Communication and Legal Section Head Bandara Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, beberapa waktu yang lalu.

Selama 24 jam penghentian operasional bandara, tercatat sedikitnya 468 penerbangan yang tidak beroperasi. Penerbangan tersebut terdiri dari 261 penerbangan rute domestik dan 207 penerbangan rute internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ribuan Calon Jemaah Haji Sleman Mulai Ikut Manasik

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 21:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement