Advertisement
Dianggap Hina TNI, Dosen UNJ Diciduk Polisi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-- Robertus Robet, Dosen Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) sekaligus aktivis sosial, ditangkap aparat kepolisian, Kamis (7/3/2019) dini hari.
Berdasarkan informasi yang terhimpun, pengarang buku Manusia Politik: Subyek Radikal dan Politik Emansipasi di Era Kapitalisme Global Menurut Slavojiek (2010) tersebut ditangkap atas tuduhan melanggar UU Informasi dan Transaksi Elektronik alias UU ITE.
Advertisement
Yati Andriani, Koordinator KontraS, mengatakan Robertus Robet dibawa sejumlah polisi dari rumah yang bersangkutan, Depok, Jawa Barat. ”Dia ditangkap atas tuduhan melanggar UU ITE. Itu awalnya soal nyanyian Robertus Robet saat ikut Aksi Kamisan tanggal 28 Februari 2019,” kata Yati Andriani dalam pesan singkat, Kamis (7/3/2019).
Saat ini Robertus Robet sedang diperiksa di Mabes Polri. Dalam Aksi Kamisan, para demonstrasi para penyintas korban pelanggaran HAM, Robertus Robet sempat menyanyikan lagu parodi Mars ABRI. Lagu tersebut populer di kalangan aktivis dan selalu dinyanyikan oleh massa aksi tatkala menggulingkan rezim Orde Baru Soeharto tahun 1998.
”Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, tidak berguna, bubarkan saja, diganti Menwa [Resimen Mahasiswa], ya sama saja, lebih baik diganti Pramuka...” demikian lirik lagu parodi yang populer saat pergerakan Reformasi 98 tersebut.
Kala Aksi Kamisan 28 Februari 2019, sebelum menyanyikan lagu tersebut, Robertus Robet menuturkan agar kaum muda mengetahui lagu tersebut yang intinya menolak Dwi Fungsi ABRI.
Nyanyian dan orasi Robertus Robet itu sesuai tema Aksi Kamisan ke-576 kala itu, yakni menolak dwifungsi TNI setelah pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Jokowi – Jusuf Kalla mewacanakan menempatkan personel TNI pada lembaga-lembaga sipil.
Video yang merekam Robertus Robet menyanyikan lagu tersebut belakangan viral di media-media sosial. Robertus Robet sempat memberikan klarifikasi setelah sejumlah pihak secara serampangan menyebut lagu tersebut adalah ciptaannya dan dianggap penghinaan terhadap TNI.
“Lagu itu adalah kritik terhadap ABRI pada masa lalu, bukan TNI kekinian. Tidak pula ditujukan untuk menghina profesi serta institusi TNI,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Sleman Panen 6,3 Hektar Lahan Pertanian Padi Organik Varietas Sembada Merah
Advertisement

Berwisata di Tengah Bediding Saat Udara Dingin, Ini Tips Agar Tetap Sehat
Advertisement
Berita Populer
- Wakil Wali Kota Serang Kena Tilang Gegera Bonceng Anak Tanoa Helm
- Trump Minta Rusia Akhiri Perang Ukraina dalam 50 Hari atau Kena Tarif 100 Persen
- Didampingi Hotman Paris, Nadiem Makarim Penuhi Panggilan Kejagung Terkait Korupsi Chromebook
- Rencana Pembangunan Rumah Subsidi Tipe 18/25 Dibatalkan, Ini Alasan dari Menteri PKP
- 27 Juli, Penerbangan Moskow-Pyongyang Dibuka
- Situasi di Gaza Mengerikan, Sekjen PBB Desak Akses Bantuan Masuk
- 11 Korban Kapal Karam di Selat Sipora Ditemukan Dalam Kondisi Selamat
Advertisement
Advertisement