Advertisement
Jokowi Titipkan Blok Rokan dan Mahakam Kepada Lulusan Pertambangan di Indonesia
Advertisement
Harianjogja.com, SURABAYA--Calon Presiden nomor urut satu Joko Widodo (Jokowi ), memamerkan sejumlah keberhasilan pemerintah yang membubarkan anak usaha PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina Energy Trading Ltd atau Petral hingga mengembalikan PT Freeport Indonesia. Jokowi juga menitipkan Blok Rokan dan Mahakam kepada para luusan pertambangan di Indonesia karena sepenuhnya sudah dikelola Pertamina.
"2015 kita bubarkan petral, setuju nggak? Setuju. Dipikir mudah dan gampang, kalau mudah dari dulu dibubarkan," ujar Jokowi di depan ribuan Forum Alumni Jatim #01, Tugu Pahlawan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (3/2/2019).
Advertisement
Pemerintah juga berupaya merebut aset negara yang sebelumnya dikuasai pihak asing, seperti Blok Rokan yang dikelola PT Chevron Pasific Indonesia dan Blok Mahakam yang sudah kembali dikelola PT Pertamina.
"Kedua kita ambil Blok Mahakam, sudah dikelola 100 persen oleh Pertamina, sebelumnya lebih 50 tahun dikelola lokal Perancis. Apa yang ingin sya sampaikan? Dikira mudah ambil alih begitu," katanya.
Jokowi meminta kepada para lulusan pertambangan bersiap diri karena pemerintah sudah berupaya berebut aset negara dan sudah dikelola pemerintah yakni Blok Rokan, Blok Mahakam dan PT Freeport Indonesia.
"Saya ingin menitipkan lulusan-lulusan pertambangan beriaplah karena Blok Mahakam sudah dikelola 100 persen oleh Pertamina, Blok Rokan lebih 90 tahun dikelola Chevron, sudah dimenangkan. Siap-siap kelola itu, jangan sampai kita terlihat berani tapi dalam produksi tidak siap, saya meyakini Arek Suroboyo, Jatim wani [berani]," ucapnya.
Selanjutnya, Jokowi juga mengungkap keberhasilan pemerintah merebut saham PT Freeport Indonesia. Butuh waktu empat tahun mengembalikkan Freeport Indonesia ke pangkuan ibu pertiwi. Dalam hal ini pemerintah melakukan divestasi atau pengambil alihan saham PT Freeport Indonesia sebesar 51 %.
Pasalnya, kata Jokowi, tak mudah merebut saham Freeport lantaran banyak pihak yang mencoba menggagalkan langkah pemerintah tersebut.
"Bersiap-bersiap kita kelola itu, kita dapat saham 51,2 persen. Kita kendalikan PT Freeport. Dikira mudah ambil alih Freeport. Empat tahun dikerjakan banyak yang mencoba gagalkan itu karena ada kepentingan yang memanfaatkan itu. Bukan untuk kepentingan nasional tapi untuk kepentingan pribadi-pribadi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Erupsi Lagi, Gunung Semeru Semburkan Awan Panas Guguran
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
Advertisement
Jadwal Bus Damri dari Jogja-Bandara YIA, Bantul, Sleman dan Sekitarnya
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Jembatan di Baltimore AS Ambruk Ditabrak Kapal, Enam Orang Hilang, Kemenlu RI Pastikan Tidak Ada Korban WNI
- Berikan Diskon Tambah Daya di Bulan Ramadan, PLN Dorong Petumbuhan Ekonomi
- Penjelasan Pakar Terkait Keamanan Beragam Jenis Air Minum dalam Kemasan
- Barang Impor Ilegal Senilai Rp9,3 Miliar Dimusnahkan, dari Elektronik hingga Sambal
- 6 Jenazah WNI Korban Kapal Korsel Karam di Jepang Segera Dipulangkan
- Para Bupati Diminta Jaga Stabilitas Ekonomi dan Keamanan Jelang Lebaran 2024
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
Advertisement
Advertisement