Advertisement
Presiden: Tata Ruang Harus Pertimbangkan Mitigasi Bencana
Kawasan tanah bergerak (likueaksi) yang terjadi akibat gempa bumi berkekuatan 7,4 SR pada 28 September 2018 di Palu Selatan, Palu, Sulawesi Tengah, Senin (1/10/2018). - ANTARA/Irwansyah Putra
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta agar penataan ruang di seluruh Indonesia memperhatikan mitigasi bencana.
Jokowi mengungkapkannya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana BNPB di Surabaya, Sabtu (2/2/2019). Jokowi menegaskan bahwa ke depannya rancangan tata ruang di seluruh wilayah Indonesia harus mempertimbangkan aspek pengurangan dampak bencana.
Advertisement
"Kita harus sadar bahwa negara kita ini berada di dalam garis-garis cincin api sehingga setiap rancangan pembangunan ke depan harus dilandaskan pada aspek-aspek pengurangan risiko bencana," ujarnya, dikutip dari keterangan resminya.
Dia meminta aparat pemerintah untuk tegas mengatur zonasi daerah rawan bencana. Zonasi-zonasi tersebut juga harus disosialisasikan kepada masyarakat sehingga tidak mendirikan bangunan atau bermukim di zona yang memang rawan bencana.
"Karena bencana itu selalu berulang. Tempatnya di situ-situ saja. Ada siklusnya sehingga kalau ada ruang-ruang, tempat-tempat, yang memang itu sudah merah dan berbahaya ya jangan diperbolehkan untuk mendirikan bangunan," ucapnya.
Dalam upaya tersebut Presiden meminta pihak terkait untuk turut melibatkan pakar maupun akademisi. Keterlibatan mereka akan sangat membantu pemerintah dalam menganalisis potensi bencana yang ada.
"Pelibatan akademisi, pelibatan pakar-pakar kebencanaan, untuk meneliti titik-titik mana yang sangat rawan bencana supaya kita mampu memprediksi ancaman dan dapat mengantisipasi serta mengurangi dampak bencana," ujar Presiden.
Selanjutnya, jajaran di daerah juga dimintanya siaga bila terjadi bencana di wilayahnya sendiri. Saat bencana terjadi di suatu daerah, gubernur harus segera bertindak dengan menjadi komandan satuan tugas darurat untuk melakukan penanganan bencana. Pangdam dan Kapolda kemudian akan membantu kerja komandan satgas darurat itu.
Selain itu, yang tak kalah pentingnya, Indonesia harus bisa membangun sekaligus merawat sistem peringatan dini yang terpadu.
Dengan bantuan para pakar, daerah dan pusat akan mulai menganalisis titik-titik rawan bencana yang membutuhkan kehadiran sistem peringatan tersebut.
"Saya minta Pak Doni [Monardo], Kepala BNPB, untuk mengoordinasikan semua kementerian dan lembaga terkait agar sistem peringatan dini ini segera terwujud dan kita pelihara," kata Presiden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Ribuan Pelanggar Terjaring Operasi Zebra Progo di Bantul
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Elon Musk Gratiskan Starlink untuk Korban Banjir Indonesia
- Prediksi Madura United vs Persib: Tren Berbeda, Siapa Unggul?
- Messi Pecahkan Rekor Assist, Antar Inter Miami ke Final MLS
- Warga Lereng Temanggung Diimbau Waspada Longsor saat Cuaca Ekstrem
- Liverpool Dekati John Herdman Antisipasi Van Bronckhorst ke Indonesia
- Tesla Hanya Jual 100 Unit di India Sejak Juli 2025
- BNPB Percepat Penanganan Banjir Bandang di Sumatera
Advertisement
Advertisement



