Advertisement
Moeldoko Ingatkan Jokowi Jangan Seperti Hillary
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 siap digelar pada 17 April 2019. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan nasib Presiden Joko Widodo jangan sampai seperti Hillary Clinton yang kalah pada Pemilihan Presiden AS karena banyak yang tidak menggunakan hak suara.
"Hampir seluruh warga AS yakin Hillary jadi pemenang, jadi banyak yang tidak datang ke TPS [tempat pemilihan suara] karena yakin Hillary pasti menang, tetapi akhirnya dia kalah," katanya pada Deklarasi Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Bersama Perguruan Tinggi Lain, Relawan, dan Masyarakat Dukung #01 di Graha Wisata Surakarta, Sabtu (26/1/2019).
Advertisement
Oleh karena itu, ia berharap agar masyarakat pemegang hak suara berbondong-bondong datang ke TPS untuk mencoblos pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Satu suara menentukan masa depan Indonesia. Pada saat Pilpres tersebut berdekatan dengan hari libur, jangan sampai tidak menggunakan hak suara," katanya.
Dari sisi stabilitas politik, dikatakannya, indeks demokrasi di Indonesia pertumbuhannya cukup bagus, yaitu sekitar 72%.
"Maknanya adalah partisipasi publik untuk terlibat dalam pemilukada makin meningkat. Dari 171 pilkada di Indonesia, ada 157 juta masyarakat Indonesia yang berbondong-bondong ke TPS," katanya.
Sementara itu, dari sisi kinerja, dikatakannya, Jokowi mampu memberikan kesejahteraan yang baik kepada masyarakat, salah satunya dari sisi menciptakan lapangan kerja baru.
"Jokowi pernah menjanjikan 10 juta lapangan kerja, saat ini 8,9 juta tenaga kerja yang bisa diserap oleh industri. Sampai dengan akhir pemerintahan nanti 10 juta pasti bisa diselesaikan," katanya.
Dari sisi tingkat pengangguran, dikatakannya, Presiden Joko Widodo juga mampu menekan angka dari 5,15% menjadi 5,13%. Dengan hasil kerja tersebut, Indonesia memiliki misi pada tahun 2030 bisa menjadi salah satu dari enam pemain besar di perekonomian global.
Di sisi lain, dikatakannya, Presiden tidak hanya memikirkan pengembangan perkotaan tetapi juga pedesaan. Salah satu yang dilakukan untuk memajukan desa, yaitu melalui program dana desa.
"Secara akumulasi, dana desa yang sudah digelontorkan oleh Presiden sebesar Rp252 triliun. Rinciannya pada tahun 2015 dana desa yang disalurkan sebesar Rp27 triliun, 2016 sebesar Rp40,7 triliun, 2017 dan 2018 masing-masing Rp60 triliun, dan tahun 2019 sebesar Rp73 triliun," katanya.
Menurut dia, dengan adanya dana desa tersebut aparat desa kembali memiliki gairah untuk membangun desanya masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal dan Tarif Bus DAMRI ke Bandara YIA Kulonprogo, Cek di Sini
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- 7 Bandara di Sulawesi Ditutup Usai Gunung Ruang Kembali Erupsi, Berikut Daftarnya
- Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
Advertisement
Advertisement