Advertisement
Moeldoko Ingatkan Jokowi Jangan Seperti Hillary
Presiden Joko Widodo (Jokowi) blusukan ke Pasar Anyar di Tangerang, menunggangi motor costum W175 beraliran tracker pada Minggu (4/11/2018) ini. - Okezone
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019 siap digelar pada 17 April 2019. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyatakan nasib Presiden Joko Widodo jangan sampai seperti Hillary Clinton yang kalah pada Pemilihan Presiden AS karena banyak yang tidak menggunakan hak suara.
"Hampir seluruh warga AS yakin Hillary jadi pemenang, jadi banyak yang tidak datang ke TPS [tempat pemilihan suara] karena yakin Hillary pasti menang, tetapi akhirnya dia kalah," katanya pada Deklarasi Alumni Universitas Sebelas Maret (UNS) Bersama Perguruan Tinggi Lain, Relawan, dan Masyarakat Dukung #01 di Graha Wisata Surakarta, Sabtu (26/1/2019).
Advertisement
Oleh karena itu, ia berharap agar masyarakat pemegang hak suara berbondong-bondong datang ke TPS untuk mencoblos pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.
"Satu suara menentukan masa depan Indonesia. Pada saat Pilpres tersebut berdekatan dengan hari libur, jangan sampai tidak menggunakan hak suara," katanya.
BACA JUGA
Dari sisi stabilitas politik, dikatakannya, indeks demokrasi di Indonesia pertumbuhannya cukup bagus, yaitu sekitar 72%.
"Maknanya adalah partisipasi publik untuk terlibat dalam pemilukada makin meningkat. Dari 171 pilkada di Indonesia, ada 157 juta masyarakat Indonesia yang berbondong-bondong ke TPS," katanya.
Sementara itu, dari sisi kinerja, dikatakannya, Jokowi mampu memberikan kesejahteraan yang baik kepada masyarakat, salah satunya dari sisi menciptakan lapangan kerja baru.
"Jokowi pernah menjanjikan 10 juta lapangan kerja, saat ini 8,9 juta tenaga kerja yang bisa diserap oleh industri. Sampai dengan akhir pemerintahan nanti 10 juta pasti bisa diselesaikan," katanya.
Dari sisi tingkat pengangguran, dikatakannya, Presiden Joko Widodo juga mampu menekan angka dari 5,15% menjadi 5,13%. Dengan hasil kerja tersebut, Indonesia memiliki misi pada tahun 2030 bisa menjadi salah satu dari enam pemain besar di perekonomian global.
Di sisi lain, dikatakannya, Presiden tidak hanya memikirkan pengembangan perkotaan tetapi juga pedesaan. Salah satu yang dilakukan untuk memajukan desa, yaitu melalui program dana desa.
"Secara akumulasi, dana desa yang sudah digelontorkan oleh Presiden sebesar Rp252 triliun. Rinciannya pada tahun 2015 dana desa yang disalurkan sebesar Rp27 triliun, 2016 sebesar Rp40,7 triliun, 2017 dan 2018 masing-masing Rp60 triliun, dan tahun 2019 sebesar Rp73 triliun," katanya.
Menurut dia, dengan adanya dana desa tersebut aparat desa kembali memiliki gairah untuk membangun desanya masing-masing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
DPRD DIY Dorong BUMD Gandeng Swasta Tutup Celah Anggaran 2026
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Geger Jebres Solo, Bayi Tewas Ditemukan di Depan Indekos
- Libur Nataru, Puluhan Sopir Bus di Jombor Jalani Tes Urine
- Jelang Libur Nataru, Kunjungan Pantai Glagah Diprediksi Meroket
- Syarat Mutlak Bangun Gedung KDMP Gunungkidul: Lahan Clear and Clean
- Bonnie Blue Dilarang Masuk Indonesia 10 Tahun
- Letnan Jenderal Rusia Tewas dalam Ledakan Mobil di Moskow
- Libur Sekolah, Pantai Gunungkidul Dipadati Wisatawan
Advertisement
Advertisement




