Advertisement
Akui Berkomunikasi dengan Bupati Neneng soal Perizinan Meikarta, Begini Arahan Mendagri Tjahjo Kumolo
Mendagri Tjahjo Kumolo seusai menghadiri rakornas ormas Rajatikam di BPSDM Regional Yogyakarta Kemendagri, Sabtu (1/12/2018). - Harian Jogja/Sunartono
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tjahjo Kumolo dalam kasus dugaan suap perizinan Meikarta, Jumat (25/1/2019).
Tjahjo mengakui pernah memerintahkan atau mengarahkan Bupati non-aktif Bekasi, Neneng Hasanah Yasin untuk mempercepat pengurusan izin proyek pembangunan Meikarta. Tapi, harus tetap seusai dengan aturan yang berlaku.
Dijelaskan Tjahjo, awalnya ia menelepon Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kemendagri, Soni Sumarsono saat sedang rapat bersama dengan Bupati Neneng untuk membahas izin proyek Meikarta. Tjahjo menghubungi Soni untuk memastikan hasil rapat tersebut.
Kata Tjahjo, hasil rapat memutuskan bahwa rekomendasi izin proyek Meikarta dikeluarkan oleh Bupati Bekasi atas rekomendasi Gubernur Jawa Barat. Kemudian, Tjahjo meminta kepada Soni agar telfonnya diberikan kepada Neneng untuk mengetahui secara langsung hasil rapat.
"Mana Bu Nenengnya, saya mau bicara. Ya sudah kalau sudah beres semua, segera bisa diproses sesuai aturan. Dijawab [Neneng] baik pak sesuai aturan. Ya sudah itu saja," ungkap Tjahjo menirukan percakapan dengan Neneng melalui telefon genggam Soni Sumarsono.
Hal tersebut diakui Tjahjo usai diperiksa tim penyidik KPK sebagai saksi terkait kasus dugaan suap pengurusan izin proyek Meikarta di Gedung Merah Putih KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (25/1/2019).
Menurut Tjahjo, arahan untuk mempercepat proses perizinan Meikarta karena tugasnya sebagai Mendagri. "Ya [memberikan arahan] itu kan tugas saya sebagai Mendagri," terangnya.
Sebelumnya, Neneng Hasanah Yasin menyeret nama Tjahjo Kumolo dalam persidangan perkara suap proyek Meikarta. Neneng menyebut bahwa Tjahjo sempat meminta bantuannya untuk mengurus percepatan izin proyek pembangunan Meikarta.
KPK sendiri terus mengembangkan kasus dugaan suap pengurusan izin proyek pembangunan Meikarta. Dalam pengembangan perkara ini, KPK menemukan ada kejanggalan dalam perubahan aturan tata ruang untuk pembangunan Meikarta.
Kejanggalan perubahan aturan tata ruang tersebut terungkap atas dasar rekomendasi yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BPKRD) Jawa Barat. Dimana, proyek Meikarta seharusnya hanya mendapatkan Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah (IPPT) seluas 84,6 hektar. Namun pada kenyataannya, Meikarta mengiklankan dan akan membangun proyeknya seluas 500 hektar.
Awalnya, kasus ini bermula saat KPK berhasil mengungkap adanya praktik rasuah pengurusan izin proyek Meikarta yang menjerat sembilan orang tersangka. Meikarta merupakan mega proyek yang sedang digarap PT Mahkota Sentosa Utama (MSU).
Sebanyak sembilan tersangka yang telah ditetapkan KPK. Di antaranya, Bupati Bekasi periode 2017-2022, Neneng Hasanah Yasin (NNY) dan Direktur Operasional (DirOps) Lippo Group, Billy Sindoro (BS).
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Impor Pakaian Bekas Ilegal Diduga Berasal dari Tiga Negara Ini
- Kereta Khusus Petani Pedagang Rute Merak-Rangkasbitung Siap Beroperasi
- Jaksa Umumkan Tersangka Baru dalam Kasus Perampokan Museum Louvre
- WHO Sebut Cacar Monyet Terdeteksi di 5 Negara di Luar Afrika
- Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik
Advertisement
Tren Event Sport Tourism Tingkatkan Pergerakan Wisatawan di DIY
Advertisement
Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
Advertisement
Berita Populer
- Harga Emas Hari Ini, Logam Mulia Antam, UBS dan Galeri24, 2 November
- Raja Keraton Surakarta Hadiningrat Paku Buwono XIII Wafat Hari Ini
- Barcelona Vs Elche, Lewandowski dan Olmo Bisa Dimainkan
- Jenazah Paku Buwono XIII Akan Dimakamkan di Makam Raja Imogiri Bantul
- Hasil Tottenham Hotspur Vs Chelsea, The Blues Menangi Derbi London
- Sebelum Meninggal, Paku Buwono XIII Tunjuk Penerus Raja Keraton Solo
- Angkut 50 Penumpang, Bus Eka Persada Terbakar di Tol Boyolali
Advertisement
Advertisement



