Advertisement
Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Sampai Batas Waktu yang Belum Ditentukan
Advertisement
Harianjogja.com, PURBALINGGA — Informasi untuk pecinta alam yang ingin mendaki Gunung Slamet, jalur pendakian ke puncak Gunung Slamet khususnya yang melalui Pos Bambangan, Desa Kutabawa, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ditutup sementara mulai tanggal 10 Januari 2019.
"Penutupan jalur pendakian Gunung Slamet tersebut diberlakukan hingga batas waktu yang akan ditentukan kemudian," kata Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga Yanuar Abidin di Purbalingga, Jawa Tengah, Jumat (4/1/2019).
Advertisement
Di samping memerhatikan kondisi cuaca yang sering berubah-ubah, kata dia, penutupan dilakukan dengan pertimbangan untuk pemulihan ekosistem sepanjang jalur pendakian dalam upaya menjaga keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Dijelaskannya, pascamusim pendakian sejak bulan Agustus 2018 hingga musim pendakian bulan Desember 2018, jalur menuju puncak Gunung Slamet terlihat rusak.
"Hujan yang terus-menerus terjadi pada bulan Desember 2018 juga mengakibatkan jalur jalan makin licin serta rusak. Oleh karenanya, dengan pertimbangan tersebut, kami menutup sementara jalur pendakian ke Gunung Slamet," katanya.
Yanuar mengatakan selama penutupan, pihaknya bersama tim search and rescue (SAR) serta warga setempat yang terlibat sebagai pegiat wisata pendakian akan membenahi jalur pendakian. Dalam hal ini, kata dia, pohon yang tumbang dan menghalangi jalur pendakian akan disingkirkan serta dirapikan.
"Demikian pula dengan tumpukan sampah di beberapa pos menuju puncak. Untuk sampah di posko pendakian saja sudah lumayan menggunung, dan akan segera kami singkirkan agar bersih," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan pihaknya lebih mengutamakan keselamatan pendaki daripada pendapatan dari retribusi pendakian sehingga penutupan jalur tetap dilakukan untuk sementara. "Kami ingin para pendaki lebih nyaman saat melakukan pendakian. Jika kondisi jalur rusak, dan cuaca tidak mendukung, tentunya bisa mengancam keselamatan pendaki," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Remaja Korban Judi Online Diusulkan Direhabilitasi
- Lapisan Es di Pegunungan Jaya Wijaya Papua Susut dari Tebal 32 Meter Kini Hanya Empat Meter
- Wacana Polri di Bawah Kemendagri, Anggota Komisi III DPR: Ini Kemunduran
- PKB Sebut Partisipasi Pemilih di Pilkada Jakarta Rendah karena Kandidat Tak Diminati
- Libur Nataru, Menhub Sebut Semua Simpul Transportasi Siap Hadapi Lonjakan Penumpang
Advertisement
1.898 Pekerja Rentan di Kota Jogja Dapat Jaminan Kecelakaan dan Kematian
Advertisement
Lima Satwa Berbagai Spesies Lahir di Beberapa Taman Safari di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
- Program 3 Juta Rumah, BUMN dan Swasta Dipatok Bangun 800 Ribu Unit
- DPR Minta Polri di Bawah Kemendagri, Praktisi Hukum: Bisa Buka Lagi Ruang Intervensi Politik
- Eks Drummer My Chemical Romance Ditemukan Membusuk Tak Bernyawa di Rumahnya
- Maksimalkan Dakwah Digital, Dai Bisa Berperan Tangkis Judi Online
- Adik Presiden Prabowo Sebut Gaji Hakim Bakal Dinaikkan Lagi
- Kenaikan UMP 6,5 Persen di 2025: Kadin Minta Pengusaha Hindari PHK
- Menko Airlangga Ungkap Penurunan Harga Tiket Pesawat untuk Mendorong Sektor Pariwisata
Advertisement
Advertisement