Advertisement
Sejumlah Anak di Jawa Tengah Kecanduan Minum Air Rebusan Pembalut, Sensasinya seperti Nyabu

Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG – Kasus dugaan narkoba dari air rebusan pembalut muncul di Jawa Tengah.
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jateng masih mendalami fenomena remaja yang kecanduan air rebusan pembalut. Mereka nekat meminum air rebusan pembalut agar bisa merasakan sensasi sebagaimana mengonsumsi narkotika jenis sabu.
Advertisement
“Memakai pembalut itu sebenarnya mereka bereksperimen. Ketika dia dalam keadaan terpaksa [tidak memiliki biaya] itu akan menimbulkan suatu ide-ide. Dari ide inilah diyakini terus menimbulkan sugesti [fly],” kata psikolog, Indra Dwi Purnomo, yang turut menangani anak-anak pecandu pembalut rebus, di Kantor BNNP Jateng, Selasa (6/11/2018).
Dia mengatakan, eksperimen menggunakan pembalut dimulai dari yang bekas pakai hingga membuka kemasan baru. Sementara pembalut yang paling digemari adalah jenis bersayap, karena bisa memberikan sensasi fly yang lebih dahsyat.
“Mereka pilih softex [pembalut] yang bersayap itu entah kenapa. Mereka rata-rata bilang, hasilnya ngeri-ngeri, halusinasinya ngeri,” ulasnya tanpa menjelaskan halusinasi yang dimaksud anak-anak pecandu pembalut rebus.
Menurutnya, efek fly yang dirasakan anak-anak pecandu itu berasal dari gel di dalam pembalut. Meski demikian, pihaknya belum mengetahui pasti kandungan bahan kimia yang tersimpan dalam gel. Sekadar yang diketahuinya, gel tersebut berfungsi menyerap air atau darah haid.
“Di dalam softex [pembalut] itu ada semacam gel yang bisa direbus dan bisa bikin fly. Gel softex itu untuk menyerap air supaya enggak tembus. Ini menggunakan kimia-kimia seperti apa, saya enggak tahu persis,” terangnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Bidang Pemberantasan BNNP Jawa Tengah, AKBP Suprinarto, mengatakan, menemukan kasus tersebut di beberapa daerah. Kebanyakan mereka adalah anak-anak muda yang mendiami wilayah pinggiran kota, seperti Purwodadi, Kudus, Pati, Rembang, serta di Kota Semarang bagian timur.
Supri menyebut, anak-anak yang mulai kencanduan mengonsumsi air rebusan pembalut masih pada usia pelajar yakni 13-16 tahun. Keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama bagi anak-anak tersebut, karena tak mampu membeli sabu yang harganya mencapai jutaan rupiah per gram.
“Narkotika ini pada kelompok tertentu mungkin mahal, sehingga pada kelompok masyarakat tertentu bagi anak-anak ini yang masih mencoba terutama anak jalanan, juga pingin seperti itu [mengonsumsi sabu],” kata Suprinarto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Berlaku 19 April 2025, Segini Tarif Tol Tanjung Pura-Pangkalan Brandan
- Perayaan Tri Hari Suci Paskah, Gereja Katedral Jakarta Ajak Umat Tingkatkan Kepedulian
- Pemilik Paspor Israel Dilarang Masuk Maldives
- Presiden Perintahkan Menteri Keuangan Siapkan Anggaran Sekolah Rakyat
- Dokter kandungan Diduga Lecehkan Pasien di Garut, Kementerian PPPA Sebut Sudah Dua Korban Melapor
Advertisement

Balita di Sleman Harus Jalani Operasi karena Kekerasan Ibu Tiri, Polisi Tangkap Pelaku
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kementerian Komdigi Fasilitasi Pelatihan Talenta Digital Gratis dari Yandex
- Kasus Korupsi Danah Hibah Provinsi Jawa Timur, Dokumen untuk PON Papua 2021 Ikut Disita KPK
- Soal Kasus BJB, Bahlil Serahkan Ridwan Kamil ke Proses Hukum Selanjutnya
- Pemerintah Indonesia Membidik Peluang Penempatan Pekerja Migran di Slovakia
- Pemilik Paspor Israel Dilarang Masuk Maldives
- KPK Geledah Rumah La Nyalla, Pengamat: Jangan Timbulkan Persepsi Politisasi
- Pengurus Masjid Istiqlal Jakarta Belum Menemuka Uang Palsu yang Dimasukkan Dalam Kotak Amal
Advertisement