Advertisement

Gerhana Bulan Nanti Malam Dibarengi Hujan Meteor, Akan Datang 123 Tahun Lagi

Agne Yasa
Jum'at, 27 Juli 2018 - 08:25 WIB
Budi Cahyana
Gerhana Bulan Nanti Malam Dibarengi Hujan Meteor, Akan Datang 123 Tahun Lagi Foto sekuen fase gerhana bulan total terlihat di Padang, Sumatra Barat, Rabu (31/1). - Antara/ Iggoy el Fitra

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Gerhana Bulan terlama di abad ini akan terjadi selepas tengah malam nanti. Penduduk di seluruh wilayah Indonesia bisa melihat fenomena langka ini, berbarengan dengan hujan meteor dan Mars yang terlihat lebih terang. Jika kelewatan, besar kemungkinan kita tak akan melihat gerhana Bulan selama ini sepanjang hidup. Sebab, gerhana Bulan dengan durasi terlama baru akan datang satu abad lagi. Berikut laporan wartawan Jaringan Informasi Bisnis Indonesia Agne Yasa.

Gerhana Bulan total (GBT) yang terjadi pada Sabtu (28/7/2018) dini hari nanti jauh lebih istimewa dibandingkan dengan gerhana bulan terakhir pada Januari 2018. Bulan akan masuk ke dalam bayangan Bumi dari kiri atas dan satu jam kemudian Bulan akan ditelan secara penuh dalam bayangan dan gerhana total pun dimulai.

Advertisement

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gerhana bulan total nanti adalah gerhana terlama di abad ke-21, lebih dari enam jam, dimulai tengah malam. Gerhana dengan durasi yang hampir sama dan bisa diamati di Indonesia baru akan terulang pada 2141 atau 123 tahun lagi.

“Mulai terjadinya gerhana tepat di pukul 00.13 WIB berakhir sekitar di 06.45 WIB. Durasinya tergolong lama,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat BMKG Hary Tirto Djatmiko kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI) beberapa waktu lalu.

Durasi purnama bisa mencapai 103 menit. “Nanti ada di abad ke-22 yang terlama lagi,” ujarnya.

Gerhana bulan total dengan durasi yang lebih lama akan terjadi lagi pada Juni 2123 yang mencapai 106 menit. Namun, fenomena alam itu tidak bisa diamati di wilayah Indonesia. Gerhana dapat diamati di wilayah Indonesia terjadi pada Juni 2141 yang mencapai durasi 106 menit.

Lamanya durasi GBT nanti malam disebabkan tiga hal. Pertama, saat puncak gerhana, posisi pusat piringan Bulan dekat sekali dengan pusat umbra atau bagian tergelap dari bayangan Bumi. Kedua, Bulan berada di titik terjauh dari Bumi, yang dikenal sebagai titik Apoge. Penyebab ketiga, pada bulan ini, Bumi sedang berada di sekitar titik terjauhnya dari Matahari atau dikenal dengan istilah Aphelion. Ini terjadi pada 6 Juli 2018 pukul 23:47 WIB. Bumi dan Matahari berjarak 152 juta kilometer.

Pada saat puncak gerhana terjadi, jarak Bumi dan Matahari lebih dekat 184.000 kilometer ketimbang saat Aphelion.

Secara umum, semakin jauh posisi Bumi dari Matahari, kerucut umbra menjadi lebih panjang dan lebih besar dibandingkan saat Bumi berada di sekitar titik terdekat dari Matahari. Oleh karena itu, durasi GBT pun lebih lama.

Bulan nanti malam juga akan berwarna semu merah atau Blood Moon, tetapi ukurannya tidak terlihat sebesar Bulan saat gerhana Januari lalu karena Aphelion. “Ini bisa dinikmati di seluruh wilayah Indonesia dengan catatan kondisi cuaca cerah,” kata Hary.

Januari lalu, Indonesia sedang memasuki musim hujan sehingga fenomena Super Blood Moon kala itu tak terlihat di banyak tempat. Di DIY, banyak orang yang kecele karena gerhana Bulan tertutup awan. Saat ini, Indonesia memasuki musim kemarau dan dalam beberapa malam terakhir langit cerah, bintang dan Bulan terlihat sangat jelas. Besar kemungkinan, GBT terlama di abad 21 akan tampak sangat jelas.

Proses Gerhana

Gerhana Bulan terhadi karena cahaya Matahari terhalang oleh Bumi sehingga tidak semuanya memancar ke Bulan. Nanti malam, gerhana gerhana dimulai ketika piringan Bulan mulai menciptakan penumbra atau bayangan kabur, yaitu pada pukul 00:13 WIB. Setelah itu, cerlang Bulan meredup. Namun, perubahan ini tidak akan dapat dideteksi oleh mata telanjang dan hanya dapat dideteksi dari hasil perbandingan perekaman antara sebelum gerhana dan setelah fase gerhana mulai terjadi.

Ketika piringan Bulan mulai memasuki umbra Bumi, terjadi pada pukul 01:24,1 WIB, fase gerhana sebagian pun dimulai. Bagian Bulan yang mulai memasuki umbra Bumi menjadi lebih gelap.

Semakin lama, bagian Bulan yang gelap akan membesar, hingga seluruh piringan Bulan memasuki umbra Bumi pada pukul 02:29,9 WIB. Sejak waktu tersebut, bagian Bulan memerah dan mencapai puncak kemerahannya pada saat puncak gerhana terjadi, yaitu pukul 03:21,7 WIB.

Memerahnya piringan Bulan ini terjadi karena adanya cahaya Matahari yang dihamburkan oleh atmosfer Bumi. Kemudian bagian cahaya kemerahannya diteruskan sampai ke Bulan. Ini menyebabkan GBT akan berwarna kemerahan.

Selama gerhana, Mars merah terang akan muncul di sebelah kiri Bulan

“Pada saat Purnama meredup dan memerah, amati bintang terang kemerahan di samping kirinya. Itulah planet Mars, tetangga Bumi yang juga sedang mengalami purnama sehingga tampak seperti bintang yang sangat terang,” ujar Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin

Kita juga bisa menyaksikan pertunjukan hujan meteor. “Amati juga di atas Bulan yang memerah. Ada beberapa titik pancar hujan meteor, khususnya yang sedang mengalami saat puncaknya pada malam itu. Southern Delta Aquarids, sekitar 20 meteor per jam, dan Piscis Austrinis, sekitar lima meteor per jam.”

Memerahnya Bulan akan berakhir pada pukul 04:13,5 WIB, ketika piringan Bulan mulai memasuki kembali penumbra Bumi. Sejak saat itu, piringan Bulan pun akan terlihat gelap kembali dan ada bagian terang pada piringan Bulan, yang menandakan gerhana Bulan sebagian terjadi lagi.

Seiring waktu bagian yang terang itu akan semakin besar hingga akhirnya seluruh piringan Bulan meninggalkan umbra Bumi pada pukul 05:19,3 WIB. Pada saat tersebut, Bulan berada di bagian penumbra Bumi sehingga gerhana Bulan penumbra kembali terjadi.

Saat itu, Matahari sudah terbit dan menerangi langit di fase-fase akhir gerhana. Bulan semakin cerah, meskipun kurang cerlang dibandingkan dengan purnama biasa, hingga akhirnya gerhana rampung pada pukul 06:30,3 WIB ketika Bulan meninggalkan penumbra Bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Libur Lebaran 2024, Dispar Bantul Tambah Petugas TPR

Bantul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement