Advertisement

Ini Alasan Pelaku Penembakan SMA Santa Fe Tak Tembak Semua Siswa

Annisa Margrit
Minggu, 20 Mei 2018 - 10:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Ini Alasan Pelaku Penembakan SMA Santa Fe Tak Tembak Semua Siswa Orang-orang berkumpul menyalakan lilin setelah penembakan di Sekolah Menengah Santa Fe menewaskan beberapa orang, di Santa Fe, Texas, AS, 18 Mei 2018. - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA -Pelaku penembakan di SMA Santa Fe, Texas, AS tidak menembak beberapa siswa. Menurutnya, hal itu dilakukan dengan sengaja dengan alasan tertentu.

Dalam dokumen persidangan, seperti dilansir BBC, Minggu (20/5/2018) tujuannya agar mereka bisa menceritakan kisah itu ke orang lain. Pelaku penembakan tersebut bernama Dimitrios Pagourtzis dan didakwa melakukan pembunuhan atas sepuluh orang di SMA itu.

Advertisement

Menurut dokumen tersebut, pelaku yang berusia 17 tahun tidak menggunakan haknya untuk diam dan mengakui telah menembaki sejumlah orang.

Sebelum menyerahkan diri, Pagourtzis terlibat kontak senjata dengan polisi selama 15 menit. Dia dikabarkan menyerah, meski sebelumnya berencana bunuh diri.

Penembakan yang dilakukan Pagourtzis menewaskan 8 murid dan 2 guru, serta melukai 13 orang lainnya termasuk polisi yang berjaga di sekolah tersebut.

Polisi mengungkapkan selain menembaki para murid dan guru dengan Remington 870 dan pistol kaliber 38, dia juga membawa dua peledak buatan sendiri. Namun, peledak ini diklaim tidak berbahaya.

Pagourtzis didakwa melakukan pembunuhan besar dan penyerangan terhadap aparat publik. Dakwaan pertama berarti dia bisa menghadapi hukuman mati.

Keluarga Pagourtzis menyampaikan duka cita dan kekecewaan mereka terhadap penembakan itu dan mengaku sangat terkejut atas peristiwa tersebut. Mereka juga menyatakan bekerja sama penuh dengan aparat.

Sementara itu, Gubernur Texas Greg Abbot mengungkapkan tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan gelagat aneh dari Pagourtzis sebelum peristiwa ini terjadi. Hal ini diklaim berbeda dengan yang ditunjukkan oleh pelaku aksi-aksi penembakan terdahulu.

"Tidak seperti Parkland, tidak seperti Sutherland Springs, tidak ada tanda-tanda peringatan. Ada beberapa kategori seperti peringatan keras, dan di sini tidak ada sama sekali atau tidak terlihat," ujarnya.

Penembakan ini merupakan yang keempat dalam sejarah modern sekolah AS dan menjadi yang paling fatal sejak penembakan di SMA Marjory Stoneman Douglas di Parkland, Florida pada Februari 2018. Peristiwa di Florida merenggut nyawa 17 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : BBC

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

OJK Ingatkan Generasi Muda Risiko Keuangan Digital

OJK Ingatkan Generasi Muda Risiko Keuangan Digital

Jogja
| Senin, 20 Oktober 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia

Wisata
| Minggu, 19 Oktober 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement