Advertisement
Pengusaha Kopi Indonesia Ditantang Rebut Pasar Kopi di Bosnia dari Cengkeraman Brasil

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Bosnia Herzegovina masuk dalam dalam 10 besar negara pengkonsumsi kopi di dunia. Sayangnya, kontribusi kopi Indonesia di negeri Balkan itu kalah jauh dari Brasil.
Oleh karena itu, Duta Besar Indonesia untuk Bosnia Herzegovina Amelia Yani menantang pelaku usaha kopi di Tanah Air untuk bisa masuk ke pasar Bosnia dan mengalahkan Brasil.
Advertisement
”Kami mengundang kopi Nusantara untuk menjajaki kerja sama dengan pelaku usaha di Bosnia Herzegovina, karena pasar kopi di sini cukup besar,” kata Amelia Yani, yang memfasilitasi keikutsertaan Indonesia di Sarajevo Business Forum (SBF) di Bosnia Herzegovina, 25-27 April lalu.
Dalam rilis yang diterima Jaringan Informasi Bisnis Indonssia, Senin (30/4/2018), Amelia meyebut bahwa pebisnis di Bosnia sangat tertarik menjalin kerja sama dengan pebisnis Indonesia. Hal itu karena kedua negara memiliki akar sejarah yang kuat.
“Hanya saja, saat ini pasar kopi di Bosnia Herzegovina dikuasai Brasil. Padahal, kualitas kopi Nusantara sudah lama diakui dunia,” kata Amelia.
Pemerintah Indonesia sendiri mengirimkan delegasi beranggotakan pejabat pemerintah dan pelaku bisnis untuk menghadiri Sarajevo Business Forum (SBF) di Bosnia Herzegovina yang dipimpin Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil.
Delegasi Indonesia tersebut mengemban misi meningkatkan investasi dan kinerja ekspor. Salah satu targetnya, merebut pangsa pasar kopi di Negeri Balkan yang saat ini dikuasai Brasil.
SBF merupakan forum bisnis yang rutin digelar setiap tahun oleh Pemerintah Bosnia Herzegovina. Tahun ini, SBF diikuti 1.800 peserta, terdiri dari pejabat pemerintah dan pelaku bisnis dari 50 negara.
Selain Menteri Sofyan Djalil, delegasi Indonesia yang hadir di SBF antara lain dua diplomat senior, yakni mantan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dan Alwi Shihab. Hadir pula Komisaris Utama Bank Muamalat Anwar Nasution, wakil delegasi Komunitas Kopi Nusantara (Kopinusa) Yuli Mumpuni Widarso, Chief Executive Officer (CEO) Jalan Keluar Indrie Sorayya Zulkarnain, serta pelaku usaha tour dan travel.
Pada pembukaan acara SBF, Rabu (25/4), Menteri Sofyan beroleh kehormatan menyampaikan keynote speech, mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla yang berhalangan hadir.
Dalam paparannya, Sofyan mengajak para pebisnis Bosnia untuk berinvestasi di Indonesia dan menjalin kerja sama perdagangan. Sebab, Indonesia memiliki potensi ekonomi besar yang didukung dengan stabilitas politik.
“Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Sistem demokrasi mendukung kebijakan ekonomi yang konsisten. Pemilihan umum tidak mengganggu iklim investasi,” ungkap Sofyan di Gedung Parlemen Bosnia di Sarajevo.
Sofyan menambahkan, perekonomian Indonesia tumbuh 5,07% pada 2017. Pertumbuhan itu cukup baik di tengah situasi perekonomian dunia yang sedang tidak mendukung. Selain itu, Indonesia diproyeksikan masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2045.
Potensi lain, lanjut Sofyan, Indonesia memiliki kerja sama pasar terbuka dengan negara Asia Tenggara. Pebisnis bisa mengakses pasar tersebut bila berinvestasi di Indonesia. ”Kami juga menyiapkan insentif kepada para investor yang berinvestasi di Indonesia,” ujarnya.
Sofyan meyakini, Indonesia dan Bosnia bisa meningkatkan dan mengembangkan kerja sama. Baik antarpemerintah maupun antarpebisnis, karena kedua negara memiliki persahabatan yang sangat kuat.
Terbukti, dua kepala negara Indonesia pernah datang langsung ke Bosnia. Yakni, Presiden Indonesia kedua Soeharto pada 1995, dan Presiden Indonesia keempat Megawati Soekarnoputri pada 2002. ”Kami harapkan, melalui persahabatan Indonesia dan Bosnia bisa tercipta kerja sama antarregional,” imbuhnya.
Nilai perdagangan Indonesia dengan Bosnia pada 2017 tercatat sebesar US$12 juta. Rinciannya, ekspor Indonesia sebesar US$9,5 juta dan impor US$2,5 juta. Lima besar ekspor Indonesia tertinggi yakni kertas, minyak nabati, daging olahan, kakao, dan produk industri penggilingan.
Menurut Sofyan, pemerintah Indonesia tertarik mengikuti SBF utamanya untuk membidik pasar non-tradisional. Tidak hanya menyasar peningkatan kerja sama dengan Bosnia Herzegovina, tetapi juga negara di sekitarnya seperti Kroasia, Montenegro, Serbia, dan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kisah Rafi, Korban Tragedi Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo
- 300 Juta Orang di Dunia Tak Punya Rumah dan Tinggal di Kawasan Kumuh
- 17 Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny yang Berhasil Diidentifikasi
- Layanan Darurat Triple Zero (000) Australia Gagal, Diduga Terkait 4 Kematian
- Alasan KPK Kembalikan Alphard yang Disita dari Rumah Immanuel Ebenezer
Advertisement

Jatuh dari Tebing Pantai Parangendok, Lansia Bantul Meninggal
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KA Bandara YIA Reguler dan YIA Xpress, 7 Oktober 2025
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Pantai dan Alun-alun Wonosari Gunungkidul
- Jadwal KRL Solo Jogja Keberangkatan Hari Ini, Selasa 7 Oktober 2025
- Jadwal Lengkap KA Prameks Kutoarjo Jogja dan Jogja Kutoarjo, 7 Oktober 2025
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Bantul Sepanjang Oktober 2025
- Jadwal KRL Jogja Solo Pekan Ini 7-12 Oktober 2025, Mulai Pukul 05.05 WIB
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Sleman Selama Oktober 2025
Advertisement
Advertisement