Advertisement
Amerika Serikat Tuduh Rusia Lenyapkan Bukti Senjata Kimia di Suriah
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Amerika Serikat menduga Rusia turut andil menghilangkan bukti penggunaan zat kimia dalam serangan militer Suriah pekan lalu.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Joseph R. Donovan Jr. menyatakan pemerintahnya memiliki dugaan bahwa Rusia telah membantu memusnahkan bukti-bukti penggunaan zat kimia berbahaya dalam serangan militer Suriah di Kota Douma, Ghouta, pekan lalu.
Advertisement
Dugaan tersebut, menurut Donovan, diperkuat dengan pelarangan tim pencari fakta independen bentukan PBB dari Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk masuk ke Douma oleh Rusia.
"Kami sangat cemas mereka [Rusia] sudah menghilangkan bukti-bukti penggunaan senjata kimia di sana," kata Donovan kepada wartawan di Jakarta, Selasa (17/4/2018).
Meski demikian, Donovan mengingatkan bahwa sudah banyak video dan foto beresolusi tinggi yang menunjukkan secara nyata penderitaan warga Douma, seperti foto orang-orang dengan mulut berbusa atau video yang menunjukkan secara jelas tanda-tanda eksternal tubuh mereka.
Para dokter dan tenaga medis juga mengungkapkan telah merawat pasien yang menunjukkan gejala-gejala akibat paparan gas sarin. Selain itu, AS mengklaim ada bukti helikopter buatan Rusia yang dioperasikan angkatan bersenjata Suriah terlihat terbang di atas Douma saat serangan terjadi. Bom-bom drum yang dijatuhkan oleh helikopter tersebut secara rutin digunakan otoritas pimpinan Bashar al-Assad untuk melawan rakyatnya sendiri, Donovan melanjutkan.
"Semua fakta tersebut menunjukkan bahwa insiden ini bukan fake news. Ini nyata adalah serangan senjata kimia yang dilakukan pemerintah Suriah terhadap rakyatnya sendiri," ujar Donovan.
Rencananya tim OPCW akan mengumpulkan sampel bukti serangan senjata kimia, mewawancara saksi, dan mencari dokumen-dokumen untuk memastikan apakah Suriah menggunakan senjata kimia di Douma yang menewaskan sedikitnya 70 orang pada 7 April lalu.
Seperti penyelidikan sebelumnya, OPCW hanya mencari tahu apakah senjata kimia telah digunakan, bukan menentukan siapa pelakunya.
Menurut sumber diplomatik kepada Reuters, bukti-bukti kemungkinan telah dihapus oleh Rusia ketika tim OPCW menegosiasikan akses memasuki Douma. Rusia dan Suriah sama-sama membantah telah menggunakan senjata kimia.
AS dan dua sekutunya, Inggris dan Prancis, telah menyimpulkan bahwa Suriah kembali menggunakan senjata kimia meskipun pada 2013 berjanji akan memusnahkannya. Karena itu, AS melancarkan serangan ke fasilitas-fasilitas yang diyakini tempat mengembangkan senjata kimia Suriah pada Sabtu (14/4/2018).
Utusan Inggris untuk OPCW mengatakan mereka telah mencatat 390 tuduhan penggunaan senjata kimia di Suriah sejak 2014. Menurut Inggris, kegagalan OPCW dalam bertindak akan membiarkan penggunaan senjata kimia yang barbar semakin berlanjut di Suriah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
- Diduga Menganiaya Anggota KKB, 13 Prajurit Ditahan
- Banjir Demak, Selat Muria Dipastikan Tidak Akan Muncul Lagi
Advertisement
Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- The Alana Hotel Malang Siapkan Paket Khusus Libur Lebaran 2024
- Bidik Perampasan Aset Rafael Alun di Simprug, KPK Ajukan Kasasi
- Bantuan Beras Akan Dilanjutkan hingga Akhir Tahun, Presiden Jokowi: Tapi Saya Enggak Janji
- Mudik Lebaran 2024, Batas Kecepatan Melewati Tol Jogja-Solo 40 Km per Jam
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- Terseret Kasus Pencucian Uang, KPK Cegah Windy Idol ke Luar Negeri
- SBY Mengaku Menitipkan Sesuatu kepada Prabowo Subianto
Advertisement
Advertisement