Advertisement

Laboratorium Geologi UGM Tercanggih di Asia Tenggara

Sunartono
Selasa, 10 April 2018 - 05:17 WIB
Nina Atmasari
Laboratorium Geologi UGM Tercanggih di Asia Tenggara Salah satu akademisi mencoba mikroskop di Laboratorium Departemen Geologi UGM yang baru diresmikan, Senin (9/4/2018). - Harian Jogja/Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM) meresmikan Laboratorium Geologi Get In Cicero Laboratory, Senin (8/4/2018).

Laboratorium dengan peralatan canggih itu merupakan hasil kerja sama dengan Aachen University, Jerman dan pendanaan disokong oleh Bundesministerium Fur Bildung und Forschung atau lembaga Kemenristekdikti milik Pemerintah Jerman.

Doni Prakasa Eka Putra selaku Project Leader Laboratorium Departemen Teknik Geologi UGM menjelaskan laboratorium itu akan digunakan untuk penelitian georesources atau sumber daya geologi dan lingkungan serta geohazard atau kebencanaan.

Adapun peralatannya terdiri dua jenis, yaitu peralatan di dalam laboratorium seperti untuk mengukur berkaitan dengan kimia, petrografi batuan. Serta peralatan yang tidak di dalam laboratorium, seperti TLS (Terestrial Laser Scanner) yang dapat memindai gambar suatu bukit atau gedung kemudian menghasilkan kesimpulan ada atau tidaknya retakan pada objek tersebut.

TLS Faro Laser ini dapat melakukan scan objek dengan ketinggian 350 meter dengan objek horisontalnya juga mencapai ratusan meter.

"Misalnya di daerah yang rawan bencana longsor, itu bisa discan, untuk mengetahui tanahnya gerak atau tidak," terangnya, Senin (9/4/2018).

Ia menegaskan, penggunaan alat itu tidak hanya untuk UGM, namun perguruan tinggi dan pusat studi atau bahkan instansi lain diperbolehkan memanfaatkannya selama untuk kepentingan penelitian, bukan untuk bisnis.

Pihaknya sangat terbuka jika ada keinginan institusi penanggulangan bencana ingin memanfaatkan alat seperti TLS guna mendeteksi kemungkinan adanya titik rawan yang harus dihindari.

"Tetapi hanya boleh dalam kerangka riset, bukan untuk kebutuhan industri. Kalau yang TLS Faro Laser ini sejenis alat lapangan," ujarnya.

Berbagai alat di laboratorium itu dibelikan langsung oleh pihak Jerman melalui kerja sama antara UGM dengan Aachen University Jerman. Adapun total peralatan menghabiskan dana sekitar 800.000 Euro atau sekitar Rp13,5 miliar yang sepenuhnya disokong oleh Pemerintah Jerman.

Doni mengklaim tingkat akurasi peralatan di laboratorium tersebut tergolong sangat tinggi. Bahkan ada salah satu alat yang dipakai untuk elementar anaysis menjadi satu-satunya yang dimiliki di Asia Tenggara.

Alat itu berfungsi untuk menghitung, mengukur kandungan organik karbon. Sayangnya, saat peresmian laboratorium tersebut, alat yang dibanggakan menjadi nomor satu se-Asia Tenggara itu belum tiba di UGM karena masih dalam perjalanan.

"Kita akan punya alat pengukur kandungan organik, yang itu hanya ada satu di Asia Tenggara. Alatnya bisa dipakai misal ada sampah diukur berapa kandungan organiknya sehingga menghasilkan energi dan seterusnya," kata dia.

Ia menambahkan, peralatan lain di laboratorium itu adalah Spectro Xepos XRF yang digunakan untuk mengukur kandungan dalam material, mulai dari sodium sampai uranium baik dalam bentuk padat maupun cair. Kemudian ada dua mikroskop inklusi fluida dan fluoresensi yang digunakan untuk melihat seperti potongan sayatan dalam bebatuan. "Mikroskop ini bisa untuk penelitian terkait informasi sejarah dari berbagai jenis bijih emas dan lainnya serta bisa dipakai untuk penelitian panas bumi," ucapnya.

Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. Nizam menyatakan, laboratorium tersebut merupakan bantuan dari Jerman yang ditempatkan di UGM. Sehingga dapat dimanfaatkan siapa saja untuk kepentingan penelitkan. "Bisa dipakai untuk berbagai bidang keteknikan terutama geologi. Itu wujud keseriusan Jerman dengan UGM dalam menjalin kerja sama riset," tegasnya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Persoalan Sampah Dikhawatirkan Berdampak ke Citra Pariwisata Jogja

Jogja
| Rabu, 08 Mei 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement