Advertisement

Perang Dagang AS-China Bisa Picu Great Depression Kedua

Renat Sofie Andriani
Jum'at, 06 April 2018 - 17:05 WIB
Nugroho Nurcahyo
Perang Dagang AS-China Bisa Picu Great Depression Kedua JP Morgan Chase - Reuters/Lucas Jackson

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dinilai menjadi ancaman bahaya terbesar bagi ekonomi global. Perseteruan dagang dua negara dengan perekonomian raksasa itu bisa memicu terjadinya Great Depression kedua.

“Saya pikir itu adalah bahaya terbesar saat ini bagi ekonomi dunia,” ujar Chairman JP Morgan Chase International Jacob Frenkel kepada CNBC dalam agenda European House Ambrosetti Forum, Jumat (6/4/2018).

“Ini masih belum perang dagang, [ini hanya] beberapa perselisihan kecil. Saya pikir kita harus ingat tragedi tahun 1931 yang berujung pada periode Great Depression. Kita harus menghindarinya dengan segala cara,” lanjut Frenkel.

Advertisement

Komentar Frenkel muncul di tengah pergumulan perdagangan antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia yang telah mendominasi pemberitaan selama beberapa pekan terakhir.

Ini dimulai dengan keputusan Trump mengenakan tarif impor untuk produk baja dan aluminium masing-masing sebesar 25% dan 10% termasuk yang berasal dari China, pada Maret 2018.

Langkah Trump itu dibalas China dengan menjatuhkan tarif untuk impor daging babi, buah, kacang-kacangan, dan beberapa jenis wine asal negeri Paman Sam.

Kemudian Trump menandatangani tarif impor atas 1.300 produk dari China. Tarif impor sebesar 25% diajukan atas sejumlah produk teknologi industri, transportasi, dan medis, dengan nilai mencapai US$50 miliar.

Kurang dari 24 jam setelahnya, pada Rabu (4/4/2018), China mengumumkan pengenaan tarif impor sebesar 25% untuk 106 produk impor dari AS bernilai mencapai US$50 miliar, di antaranya berupa kedelai, mobil, bahan kimia, pesawat terbang, dan jagung.

Yang terbaru, Trump telah memerintahkan US Trade Representative (Departemen Perdagangan AS) untuk mempertimbangkan tarif impor tambahan atas sejumlah produk China senilai US$100 miliar, pada Kamis (5/4/2018) waktu setempat.

Di sisi lain, tanpa bermaksud mewakili pemerintah AS, Frenkel berpendapat pada umumnya kebijakan Trump sejauh ini positif untuk sektor bisnis.

“Beberapa langkah kebijakan seperti pemangkasan tarif pajak perusahaan, repatriasi pendapatan, deregulasi, itu semua telah disambut sangat antusias oleh sektor investasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis Indonesia

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Sleman Siaga Cuaca Ekstrem, BPBD Perkuat EWS Merapi

Sleman Siaga Cuaca Ekstrem, BPBD Perkuat EWS Merapi

Sleman
| Rabu, 17 Desember 2025, 03:57 WIB

Advertisement

Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Wisata
| Selasa, 16 Desember 2025, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement