Advertisement
Cambridge Analytica Mainkan Isu Islamophobia untuk Pengaruhi Pemilu
Cambridge Analytica. - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, LONDON- Cambridge Analytica yang dituding mencuri data lebih dari 80 juta pengguna Facebook untuk pemenangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada 2016, kini dituding mempengaruhi pemilih di Nigeria dengan mengobarkan sentimen anti-Islam.
Seorang pembocor alias whistleblower mengatakan Cambridge Analytica mengarahkan AggregateIQ (AIQ) sebuah perusahaan layanan digital asal Kanada untuk mempengaruhi pemilih dengan video bermuatan Islamophobia pada 2015.
Cambridge Analytica berusaha untuk mempengaruhi pemilihan presiden Nigeria pada 2015 dengan menggunakan gambar yang memuat kekerasan untuk menggambarkan salah satu kandidat dalam pemilihan umum sebagai pendukung hukum syariah, yang akan secara brutal menekan pihak yang tidak setuju bernegosiasi dengan militan Islam.
Media Inggris The Guardian telah memperoleh video, yang memiliki adegan kekerasan tersebut, yang berisi kisah masa lalu Nigeria. Dalam kesaksian komite panitia digital, budaya, media, dan olahraga (DCMS) pekan lalu, seorang whistleblower Christopher Wylie mengatakan kepada anggota parlemen Inggris, “[Video itu didistribusikan] di Nigeria dengan satu-satunya maksud untuk mengintimidasi para pemilih. Ini termasuk konten di mana orang-orang sedang terpotong-potong, di mana orang-orang mengalami tenggorokan mereka dipotong dan mati kehabisan darah di parit. Mereka dibakar hidup-hidup. Ada pesan anti-Islam yang menggambarkan muslim identik dengan kekerasan,” kata Christopher Wylie seperti dilansir The Guardian, Rabu (4/4/2018).
Wylie juga mengatakan bahwa Cambridge Analytica mengarahkan AggregateIQ, perusahaan layanan digital asal Kanada yang bekerja untuk Vote Leave selama referendum Uni Eropa di Uni Eropa, untuk mempengaruhi pemilih dengan video selama kampanye kepresidenan Nigeria.
Wylie merupakan mantan karyawan Cambridge Analytica yang menyerahkan bocoran materi propaganda lewat video tersebut kepada anggota parlemen Inggris. Ia memberikan kesaksian pekan lalu. Dia menyatakan; "Cambridge Analytica mengirimkan video AggregateIQ, setelah mereka [CA] mendapat larangan dari beberapa jaringan iklan online lantaran konten grafis yang disebarkan melanggar persyaratan layanan. AIQ cukup ketakutan tentang hal itu. Itu video yang sangat mengganggu. Mereka memberi tahu Cambridge Analytica soal itu. Mereka menyebutnya video pembunuhan," kata Wylie.
Dalam kesaksiannya, Wylie mengatakan “AIQ adalah perusahaan yang tepat berada di jantung kampanye Vote Leave secara resmi. Ini menunjukkan mereka bekerja sama dengan Cambridge Analytica untuk mendistribusikan materi Islamofobia yang penuh kekerasan dan memecah belah. yang seharusnya tidak muncul di kampanye pemilihan,”.
Cambridge Analytica disewa oleh miliarder Nigeria untuk menjalankan kampanye mendukung Goodluck Jonathan, seorang beragama Kristen, dan video itu ditargetkan untuk menyerang lawannya yang beragama Islam, Muhammadu Buhari, yang kemudian memenangkan pemilihan. Tidak ada kesan bahwa Jonathan sadar akan kampanye hitam tersebut.
Video anti-Muhammadu Buhari memuat gambaran masa depan bila calon tersebut terpilih maka hukum syariah akan diberlakukan di Nigeria.
Seorang mantan karyawan Cambridge Analytica lainnya yang bekerja dalam kampanye itu mengatakan: “Itu adalah penindasan pemilih yang paling kasar dan mendasar. Itu ditargetkan pada pemilih Buhari di daerah Buhari untuk pada dasarnya menakut-nakuti mereka dan menghentikan mereka memberikan suara. Sementara ada orang-orang yang mengerjakannya [pembuat video] di kantor Cambridge Analytica. Mereka akan duduk di sana makan siang dan mengedit materi yang sangat mencolok dan mengganggu ini,” kata karyawan tersebut.
Video ini merupakan bukti lebih lanjut dari trik kotor yang digunakan Cambridge Analytica dalam kampanye. Bulan lalu the Guardian mengungkapkan bahwa selama kampanye pemilu Nigeria, Cambridge Analytica telah ditawari materi dari peretas Israel yang telah mengakses akun email pribadi dari dua politisi di sana.
Mantan karyawan Cambridge Analytica menggambarkan bagaimana para peretas membocorkan materi yang diretas yang berkaitan dengan Buhari kepada mereka [para laryawan] di kantor Cambridge Analytica. Para karyawan itu diarahkan oleh Alexander Nix, kepala eksekutif, dan Brittany Kaiser, direktur senior, untuk mencari email pribadi Buhari sebagai materi yang bisa digunakan untuk mencemari kredibilitasnya. Materi tersebut termasuk informasi medis yang telah bocor ke media.
AggregateIQ tidak menanggapi pertanyaan Guardian sebelumnya tentang video tersebut, tetapi mengatakan: “AIQ menyediakan layanan iklan digital, web, dan pengembangan perangkat lunak kepada pihak ketiga. Ini benar-benar independen dari Wylie, CA dan SCL, "
AIQ memngklaim 100% dimiliki dan dioperasikan di Kanada. Layanan yang diberikan lembaga ini kepada Vote Leave sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh Vote Leave. "Tidak ada bukti bahwa AggregateIQ secara tidak etis bekerja sama dengan Cambridge Analytica pada referendum Uni Eropa.
Seorang juru bicara Cambridge Analytica mengatakan: “Anda [The Guardian] berpegang pada komentar-komentar Chris Wylie di hadapan komite terpilih mengenai spekulasi dan pernyataan fakta yang salah secara serius. Kami dengan sangat serius dan akan menyelidiki,”
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : The Guardian
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
- Seorang Penumpang Meninggal Dunia di Bandara Soekarno-Hatta
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Kota Jogja Hari Ini, Selasa 28 Okt 2025
- Lapangan Mancasan Jogja Bakal Disulap Setara Stadion GBK
- Juventus Pecat Igor Tudor Usai Catatan Buruk di Serie A
- Jalur Trans Jogja ke Malioboro hingga Prambanan, Hari Ini
- Tiga Keluarga Catrans Gunungkidul Tunggu Jadwal
- Inilah Tiga Besar Calon Kadinkes & Kadinsos Kulonprogo
- Jadwal Layanan SIM Corner di Jogja Hari Ini, Selasa 28 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




