Advertisement
UGM, DIY & Korea Selatan Jalin Kerja Sama Segitiga

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA – Universitas Gadjah Mada, Pemerintah DIY, dan Pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk-do, Korea Selatan membuka peluang kerjasama dalam mendorong pembangunan ekonomi pedesaan. Kerjasama yang terjalin lebih fokus untuk melibatkan partisipasi aktif masyarakat.
Konsep pembangunan masyarakat desa ini mengkombinasikan konsep pembangunan masyarakat pedesan Korea yang dikenal dengan Saemaul Undong dengan budaya gotong royong yang ada di Indonesia.
Advertisement
“Ini praktek baik dalam pembangunan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya dalam pembangunan masyarakat desa,“ ujar Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Aset Budi Santoso Wignyosukarto pada seminar dan workshop peningkatan kerja sama UGM, Pemda DIY dan Pemerintah Provinsi Gyeongsangbuk-do dalam implementasi Saemaul Undong di DIY, Selasa (4/11/2014).
Acara itu sekaligus dihadiri Wakil Gubernur DIY Sri Paku Alam IX dan Wakil Gubernur Gyeongsangbuk-do, Lee In Seon.
Budi WS, demikian ia akrab disapa, menegaskan, konsep pembangunan Saemaul Undong yang ada di Korea pada prinsipnya hampir sama dengan konsep pembangunan gotong royong.
Kendati demikian, menurut dia, semangat pembangunan gotong royong saat ini makin luntur akibat pemerintah sebelumnya lebih menekankan pembangunan berorientasi pertumbuhan ekonomi.
“Pembangunan kita selama ini hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari eksploitasi sumber daya alam tanpa meningkatkan nilai tambah,” tuturnya.
Berbeda dengan di Korea, kata Budi, konsep Saemaul Undong adalah sebuah gerakan masyarakat dalam ikut serta berpartisipasi dalam pembangunan infrasruktur pedesaaan.
Lee In Seon dalam sambutannya mengatakan, kerjasama Gyeongsangbuk-do dengan UGM merupakan tindak lanjut dari ditandatangninya perjanjian kerja sama dengan Pemda DIY pada 2005 silam.
“Bidang pertanian dan perikanan yang akan diutamakan,” katanya.
Selain itu, katanya, kerjasama tripartit ini akan membina pelaku usaha kecil dan menengah di DIY dalam memproduksi dan memasarkan produk yang berorientasi ekspor sehingga mampu meningkatkan daya saing.
Dalam kesempatan itu, Lee juga menegaskan dirinya akan menjembatani kerjasama lebih intensif antar perguruan tinggi. Dia menyebutkan Gyeongsangbuk-do terdapat 37 perguruan tinggi dengan 370.000 mahasiswa.
“Banyak riset unggulan yang bisa dikerja samakan,” ujarnya.
Sementara Sri Paku Alam IX mengatakan realisasi kerja sama DIY dengan Gyeongsangbuk-do dimulai dengan program pembangunan pedesaan di daerah Kabupaten Gunungkidul. Kerjasama semacam ini diharapkan nantinya bisa memperkecil kesenjangan ekonomi antara masyarakt desa dan kota.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Pakar Hukum Universitas Widya Mataram Sebut Ade Armando Tak Paham Sejarah Keistimewaan DIY
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Selain Gunung Marapi, Gunung Anak Krakatau dan Gunung Ili Lewotolok Ikut Erupsi
- Gempa Berkekuatan Magnitudo 7,4 Landa Melonguane, Sulawesi Utara
- Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi Pagi Ini
- Gelar Pertemuan Nasional, Apkasindo Membahas Masa Depan Sawit
- Usai Gencatan Senjata, Israel Kembali Bombardir Gaza, Ratusan Warga Tewas
- Senggol Jogja, Blunder Ade Armando Bisa Gerus Suara PSI dan Elektabilitas Prabowo
- Wamenkumham Eddy Hiariej akan Diperiksa KPK Hari Ini
Advertisement
Advertisement