Advertisement
MERAPI WASPADA : Merapi Keluarkan Tanda-tanda Letusan
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Berdasarkan data Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi terjadi gempa vulkanik dan low high frequency (LHF) di Gunung Merapi.
Gempa vulkanik dan LHF selalu muncul sebelum terjadi letusan-letusan minor Merapi yang sering terjadi akhir- akhir ini.
“Kalau dalam seminggu ini muncul terus, kemungkinan terjadi letusan minor cukup tinggi,” ungkap Kepala BPPTKG Subandriyo, di ruang kerjanya, Selasa (6/5/2014).
Advertisement
Menurut dia, gempa vulkanik dan LHF itu baru pertama muncul setelah status Merapi dinaikan dari Aktif Normal ke Waspada pada Rabu (30/4/2014) lalu. Baik gempa vulkanik dan LHF itu tercatat terjadi sebanyak satu kali pada Senin (5/5/2014).
Sementara untuk kegempaan lainnya yang menghasilkan suara dentuman atau gemuruh seperti low frequency (LF) cenderung turun dan bahkan nihil, namun pada tanggal tersebut gempa LF tercatat sampai enam kali.
“Sehingga meski dentuman sudah hilang, tekanan gas sebenarnya masih besar,” kata alumnus Fisika UGM itu.
Malah, dengan tercatatnya kegempaan LHF mencerminkan tidak hanya terjadi peningkatan fluida gas vulkanik seperti pada gempa LF, tetapi kegempaan sebenarnya disertai dengan retakan batuan. Gas vulkanik itu lalu mengisi di retakan-retakan batuan. Subandriyo menambahkan, gempa vulkanik itu menegaskan tingginya tekanan gas di Merapi.
Sebelum letusan freatik pada 18 November 2013, lalu letusan-letusan minor pada 10 Maret dan 27 Maret, gempa vulkanik dan LHF itu, ungkap dia, selalu terekam pada hari-hari sebelumnya. Ketika tidak terjadi kedua gempa itu, ia mengaku saat menaikan status Waspada tak yakin bakal terjadi letusan.
Kendati begitu, dari catatan kegempaan itu, ia mengatakan ancaman letusan minor itu tidak berujung pada ancaman bencana besar, karena dampak maksimal letusan hanya hujan abu.
Tidak sampai pada ancaman awan panas, karena bukan letusan magmatis. Sementara, gempa vulkanik yang tercatat hanya berkisar tiga skala richter (SR). “Untuk Gunung Merapi mau meletus besar skalanya sampai 5 SR,” ujarnya.
Selama ini, ia mencatat letusan-letusan minor yang terjadi itu meterialnya di bawah satu juta meter kubik atau berdasarkan indeks skala letusan hanya pada skala satu, sementara indeks skala letusan gunung dihitung dari skala 0-8.
“Lha...Merapi pada letusan minor seperti itu hanya ribuan meter kubik, jadi ya hanya embusan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BPS: 6,3 Juta Orang Bekerja di Sektor Transportasi dan Pergudangan
- Serangan Beruang Meningkat, Jepang Izinkan Polisi untuk Menembak
- PBB Khawatirkan Keselamatan Warga Sipil Akibat Perang di Sudan
- Dari Laporan Publik hingga OTT: Kronologi Penangkapan Abdul Wahid
- Media Asing Ungkap Kamboja Tangkap 106 WNI Terkait Jaringan Penipuan
Advertisement
Sleman Gelar Geosembada Award untuk Perangkat Daerah Terbaik
Advertisement
Fakta Unik Kota Mawsynram, Tempat Terbasah di Planet Bumi
Advertisement
Berita Populer
- Trump Marah Besar Usai Partai Republik Kalah di Pilkada AS
- Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum Dilecehkan Saat Blusukan
- Bus Sekolah Rakyat Segera Digunakan untuk Keliling Museum di DIY
- 3 Bansos Cair di Gunungkidul November, Ini Daftar Penerimanya
- Hasil Korea Masters 2025: Ni Kadek Dhinda ke Perempat Final
- Mengenal RDF, Pengolahan Sampah Jadi Energi Bikin Puluhan Anak Sakit
- Vivo Y500 Pro Rilis 10 Nov, Bawa Kamera 200MP
Advertisement
Advertisement



