Advertisement
Represif, Serikat Wartawan Dunia Kecam Kekerasan di Turki

Advertisement
[caption id="attachment_413689" align="alignleft" width="370"]http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/08/represif-serikat-wartawan-dunia-kecam-kekerasan-di-turki-413688/demontrasi-turki-reuters-3" rel="attachment wp-att-413689">http://images.harianjogja.com/2013/06/DEMONTRASI-TURKI-reuters2-370x238.jpg" alt="" width="370" height="238" /> Foto Polisi Menyemprot Gas Air Mata ke Arah Demonstran Turki Pekan Lalu
JIBI/Harian Jogja/Reuters[/caption]
DUBLIN-Federasi Wartawan Internasional (IFJ) Jumat (6/6/2013) mengecam kekuatan yang tidak proporsional yang digunakan oleh otoritas Turki terhadap wartawan yang meliput protes nasional yang mematikan.
Advertisement
Polisi di Istanbul telah sengaja menargetkan wartawan dengan gas air mata dan beberapa terluka saat meliput kerusuhan yang telah menyebar ke berbagai kota seluruh negeri, kata IFJ dalam satu pernyataan.
Serikat, yang mewakili sekitar 600.000 wartawan di lebih dari 100 negara, mengadopsi mosi darurat pada konferensi internasional di Dublin menyesalkan "penggunaan kekuatan yang tidak proporsional, dan penggunaan besar-besaran gas air mata (serta) penggunaan kendaraan lapis baja untuk menghancurkan barikade".
Ia juga mempertanyakan penjelasan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan di Twitter sebagai "ancaman bagi masyarakat".
IFJ mengatakan beberapa anggotanya telah menghadapi "intimidasi lisan" dan peralatan mereka telah rusak oleh pengunjuk rasa, karena "wartawan Turki yang bekerja untuk media dianggap menguntungkan pemerintah" sehingga dijadikan targetk khusus.
Kongres IFJ mendesak komite eksekutif untuk mendorong "pembebasan langsung semua wartawan yang dimasukkan ke dalam tahanan selama protes ini" dan agar pemerintah Turki menjatuhkan tindakan hukum terhadap mereka.
Kerusuhan dimulai sepekan lalu ketika polisi menindak berat pada aksi unjuk rasa damai untuk menyelamatkan Taman Gezi Istanbul, dan berubah menjadi demo nasional terhadap Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP), yang para demonstran lihat sebagai semakin otoriter.
Tiga orang telah tewas dalam bentrokan di Turki sejak aksi-aksi protes pecah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Jalan Trisik Penghubung Jembatan Pandansimo di Kulonprogo Rusak Berat Akibat Truk Tambang
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement