Advertisement
JURNALIS DISERANG: AJI Nilai Polisi Gagal Atasi Geng Motor
Advertisement
Advertisement
MAKASSAR-Pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar menilai polisi gagal mengatasi dan memberantas maraknya gejala fenomenal kekerasan yang dilakukan geng motor di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan.
"Kami menilai kepolisian gagal mengatasi gejala sosial para pelaku kekerasan geng motor yang sudah meresahkan masyarakat dan kini berada pada tingkat waspada," kata pengurus AJI itu, Nurdin Amir di Makassar, Sabtu (6/4/2013).
Menurut dia, penyerangan geng motor terhadap jurnalis hingga melukai salah seorang di antaranya, yakni Harun (27) di Jalan Raya Veteran Selatan pada Sabtu dini hari, merupakan bukti lemahnya institusi kepolisian dalam mencegah kasus kekerasan geng motor.
"Kepolisian harus menuntaskan dan membongkar geng motor yang tindakannya semakin meresahkan warga. Kali ini jurnalis korbannya, entah siapa lagi berikutnya," ungkap mantan aktivis itu.
Ia menyebutkan, saat itu dirinya beserta rekan-rekan jurnalis televisi lainnya diserang secara mendadak saat liputan menuju lokasi tawuran warga di Jalan Dangko, Kecamatan Tamalate.
"Kami mempertanyakan kinerja Kapolda Sulselbar karena belum berperan aktif dalam memberantas kasus-kasus kekerasan baik yang menimpa jurnalis maupun warga lainnya yang dilakukan oknum geng motor," sebut jurnalis Trans 7 ini.
Sementara Sekretaris Perhimpunan Jurnalis Indonesia (PJI) Sulsel Hendra Nick Arthur juga menegaskan, bahwa peran serta polisi adalah mengayomi dan melindungi masyarakat dalam menjaga stabilitas keamanan.
"Termasuk suasana kondusif yang mesti dijaga. Sebaiknya polisi tegas menangkap pelaku geng motor dan tidak memberikan ruang kepada mereka supaya ada efek jera. Sebab, diketahui setelah ditangkap mereka kemudian dilepas kembali karena diduga dengan membayar kompensasi,' ungkapnya.
Berdasarkan informasi kuat, geng motor yang sering melakukan ulah meresahkan warga dan pengguna kendaraan menyebut diri kelompok "Mappakoe". Kelompok ini telah masuk daftar kepolisian namun tidak ditindaklanjuti secara tegas.
"Jangan memotong rantingnya tetapi mencabut akarnya, serta membongkar siapa otak di balik semua penyerangan tersebut yang tanpa dasar itu," imbuhnya.
Kasus penyerangan geng motor di Makassar masuk dalam kategori 'waspada'. Beberapa kasus terjadi mulai penyerangan mini market, penganiyaan pengguna jalan, vandalisme hingga ke tingkat ekstrem yakni pembunuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Soal Ritel Besar, Kemenko PM Susun Pemerataan Rantai Bisnis yang Adil
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
Advertisement
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Pemadaman Listrik, Rabu 29 Okt
- Yamaha V4 Butuh Sesuatu yang Baru di MotoGP 2025
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo, Rabu 29 Oktober 2025
- UMR Kulonprogo 2026 Diprediksi Naik, Pembahasan Belum Dimulai
- BYD Luncurkan Qin L DM-i, Jarak Tempuh 2.100 Km, Harga Rp216 Jutaan
- Jadwal Terbaru KA Bandara Jogja, Rabu 29 Oktober 2025
- Cek! Jadwal SIM Keliling di Sleman, Rabu 29 Oktober 2025
Advertisement
Advertisement




