Advertisement
Bupati Sragen Membenarkan Pernyataan Prabowo Ihwal Krisis Air
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA -- Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati membenarkan pernyataan calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, yang menyebut Sragen sebagai daerah kesulitan air.
Menurut Yuni, di Sragen terdapat tujuh kecamatan dengan 26 desa dan 146 dukuh yang selalu krisis air setiap musim kemarau.
Advertisement
Bupati yang diusung Partai Gerindra itu membenarkan Sragen memiliki daerah yang setiap tahun mengalami kekeringan, yakni di utara Bengawan Solo. Dia menjelaskan karakteristik daerah di utara Bengawan Solo merupakan deretan pegunungan Kendeng dengan jenis tanah berkapur.
“Di sana tidak ada sumber air. Selama ini yang kami lakukan berdasarkan data BPBD [Badan Penanggulangan Bencana Daerah] Sragen, terdapat tujuh kecamatan, 36 desa, dan 146 dukuh yang terdampak kekeringan di 2018. Kami di Pemkab Sragen bukan tidak melakukan apa-apa tetapi upaya kami bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan pemerintah pusat dalam mengatasi kesulitan air bersih itu,” ujar Yuni dalam jumpa pers bersama wartawan di ruang rapat Kantor Dinas Bupati Sragen, Selasa (15/1/2019).
Yuni menjelaskan upaya yang dilakukan Pemkab Sragen dengan mengajukan izin kepada pengelola Waduk Kedung Ombo (WKO), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Jratun Seluna di Semarang untuk mengolah air baku di waduk itu.
Dia menyampaikan permintaan Pemkab Sragen disetujui dan mendapat alokasi air baku 150 liter per detik. Air tersebut akan diolah dan diberikan untuk pelayanan air bersih bagi warga di utara Bengawan Solo lewat Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Selain itu, Yuni mengatakan Pemkab Sragen juga memberikan program hibah insentif ke desa terkait dengan pengadaan air bersih. Kemudian ada penambahan wilayah pelayanan PDAM di utara Bengawan Solo dengan sistem pengolahan air minum ibu kota kecamatan.
“Dari Provinsi Jateng juga ada bantuan embung baru di Cepoko dan Jati, Sumberlawang, senilai Rp2 miliar pada 2017. Kemudian menyusun studi daerah rawan kekeringan di Sragen serta membuat sumur dalam di Desa Mojopuro, Sumberlawang, Sragen. Dari pemerintah pusat juga memberikan bantuan lewat program pamsimas dan pembuatan DED [detail engineering design] dan side plan untuk embung di tiga lokasi, salah satunya di Desa Sigit, Tangen, pada 2018,” tambahnya.
Yuni mengatakan bukan hanya pemerintah, masyarakat dan swasta juga berpartisipasi dalam mengatasi kekeringan di utara Bengawan Solo, lewat bantuan air bersih dan bantuan tandon air.
“Sragen memang hampir setuap tahun mengalami kekeringan. Kami berharap peta dampak kekeringan itu bisa menyusut. Upaya kami sudah sinergi dengan provinsi dan pusat,” tambahnya.
Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Sugeng Priyono, mengatakan krisis air bersih tahunan memang terjadi tetapi untuk saat ini sudah memasuki musim penghujan dan tidak ada lagi laporan warga yang meminta air bersih. Dia mengatakan krisis air bersih hanya terjadi saat musim kemarau.
Pada 2018, Sugeng menyebut jumlah daerah kekeringan bertambah dari 28 desa menjadi 36 desa. “Kami mengirim bantuan air bersih sejak Juni sampai pertengahan Desember 2018 sebanyak 650 tangki,” ujarnya saat ditemui Solopos.com.
Palang Merah Indonesia (PMI) Sragen juga sudah berhenti mengirim bantuan air bersih sejak November lalu. PMI mencatat ada 360 tangki air yang dikirim. PDAM Sragen juga sudah berhenti kirim air sejak November lalu dengan total air bersih yang dikirim lewat PDAM sebanyak 1.338 tangki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Layak Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
- Uzbekistan jadi Lawan Garuda Muda di Semifinal setelah Kandaskan Arab Saudi 2-0
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement