Advertisement

Otoritas Gereja dan OPM Sebut Sejumlah Warga Sipil Papua Tewas Dibom TNI

Newswire
Jum'at, 14 Desember 2018 - 19:03 WIB
Bhekti Suryani
Otoritas Gereja dan OPM Sebut Sejumlah Warga Sipil Papua Tewas Dibom TNI Kelompok Kriminal Bersentara Papua - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Warga sipil di Papua disebutkan tewas akibat dibom oleh TNI.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, sayap militer Organisasi Papua Merdeka, mengungkapkan TNI dan Polri mengebom sejumlah titik di Distrik Yigi, Mbua, Papua, dan mengakibatkan sejumlah warga sipil tewas.

Advertisement

Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengatakan, peristiwa itu telah diverifikasi kurirnya, guna membantah pernyataan TNI maupun media massa yang menyangkal adanya pengeboman.

“Kurir kami dari daerah perang membawa bukti foto sisa bom dan korban sipil di kawasan permukiman sipil. Ini adalah tindakan teroristik dari Indonesia, karena tak sesuai peraturan perang pembebasan nasional menurut hukum internasional,” kata Sebby Sambom kepada Suara.com-jaringan Harianjogja.com, Jumat (14/12/2018).

Tak hanya itu, akibat pengeboman tersebut, ribuan warga pribumi Papua di Distrik Mbua, Yigi, Dhal, dan sekitarnya terpaksa mengungsi ke dalam belantara hutan.

Kekinian, kata Sebby, warga yang mengungsi ke dalam hutan tersebut harus menghadapi risiko kematian akibat kelaparan dan gigitan nyamuk.

“Itu belum termasuk hujan lebat yang mengakibatkan dingin serta demam.”

Karenanya, Sebby menegaskan, TPNPB-OPM mendesak TNI dan Polri menghentikan operasi militer di Nduga karena mengorbankan masyarakat sipil di wilayah yang dikuasai Indonesia.

“Kami juga meminta kepada jurnalis di Indonesia maupun seluruh dunia untuk memberitakan fakta benar mengenai pengeboman serta operasi militer Indonesia di Nduga,” harapnya.

Ketua Sinode Kemah Injil Gereja Masehi (KINGMI) di Tanah Papua, Pendeta Benny Giyai, mengakui adanya pengeboman yang mengakibatkan korban warga sipil.

Ia menuturkan, setelah konfrontasi bersenjata di lokasi proyek Trans Papua Nduga pekan lalu, TNI dan Polri melakukan penyisiran ke kampung-kampung di Nduga.

”Ada penyisiran ke kampung-kampung. TNI mencari OPM, tapi memang tidak ada OPM di desa sipil. Biasanya, masyarakat sering jadi sasaran dalam penyisiran itu,” kata Benny Giyai kepada Suara.com.

”Tanggal 3 dan 4 Desember itu memang ada penembakan-penembakan dan pengemboman dari udara. Jemaat kami melihat itu semua. Jemaat kami lantas menyelamatkan diri ke hutan, ke puncak Trikora yang dinginnya bukan main,” tuturnya.

Berdasarkan pendataan gereja, 4 warga sipil yang tewas akibat pengeboman TNI tersebut. Dua warga tewas di Mbua. Dua lainnya meninggal di Yigi.

”Dua warga kami tewas di Mbua saat pengeboman dalam penyisiran tanggal 4 Desember. Sementara dua warga lainnya tewas di Yigi, saat penyisiran tanggal 6 Desember. Total ada 7 pengeboman dan penembakan dari udara yang menyasar warga,” jelasnya.

Minggu (9/12/2018) akhir pekan lalu, Kodam XVII/Cendrawasih telah mengeluarkan bantahan mengenai pengeboman warga sipil di daerah Nduga.

Kepala Penerangan Kodam XVII/Cendrawasih Kolonel Infantri Mohammad Aidi menegaskan, TNI tidak melakukan serangan udara dan bom sehingga menewaskan warga sipil saat melakukan evakuasi korban konflik bersenjata di lokasi pembangunan jalan Trans Papua.

“Kami perlu tegaskan di sini bahwa TNI tidak pernah menggunakan serangan bom. TNI hanya menggunakan senjata standar pasukan infantri, yakni senapan perorangan yang dibawa oleh masing-masing prajurit,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal dan Tarif Bus Damri dari Malioboro ke Parangtritis

Jogja
| Sabtu, 11 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Menilik Jembatan Lengkung Zhaozhou Tertua di Dunia

Wisata
| Jum'at, 10 Mei 2024, 10:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement