Advertisement

SURVEI TERBARU : Gara-Gara Hoaks, Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin Meningkat, Prabowo-Sandi Tergerus

Newswire
Senin, 05 November 2018 - 18:04 WIB
Bhekti Suryani
SURVEI TERBARU : Gara-Gara Hoaks, Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Amin Meningkat, Prabowo-Sandi Tergerus Prabowo Subianto-Joko Widodo. Olah foto (nuc). - JIBI/doc

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA- Sebuah survei terbaru mengenai elektabilitas capres dan cawapres mengunggulkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Elektabilitas pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin terus meningkat dibandingkan survei sebelumnya, dari 52,7 persen menjadi 53,9 persen.

Advertisement

"Kasus kebohongan publik yang dilakukan oleh Ratna Sarumpaet memiliki efek elektoral, sehingga elektabilitas pasangan capres-cawapres, Jokowi-Ma'ruf naik satu persen," kata Direktur Eksekutif Y-Publica, Rudi Hartono saat memaparkan hasil surveinya bertema "Politik Kebohongan Mengancam Pemilu 2019?", di Jakarta, Senin (5/11/2018).

Sementara elektabilitas pasangan capres-cawapres nomor urut dua, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menurun sekitar 0,3 persen dari 28,6 persen menjadi 28,3 persen.

Rudi menjelaskan, gerak cepat kepolisian menangani kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet serta politik kebohongan yang dituding dilakukan oleh rival oposisi berkontribusi menaikkan elektabilitas Jokowi-Ma'ruf.

"Politik kebohongan justru menjadi bumerang karena sekitar satu persen 'undecided voter' memutuskan untuk memilih Jokowi-Ma'ruf," paparnya.

Publik, kata dia, menilai tindakan Ratna tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan posisinya sebagai salah satu juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi (71,5 persen).

Menurut Rudi, kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet berdampak luas pada masyarakat. Faktanya, hampir separuh responden (49,8 persen) mengaku mengetahui kabar itu.

Ia menyebutkan, mayoritas responden (81,3 persen) di antara mereka yang mengetahui hoaks penganiayaan Ratna menganggap politik kebohongan seharusnya tidak diperkenankan dalam kontestasi politik.

"Hanya 9,5 persen saja yang setuju, dengan persepsi yang negatif soal politik. Misalnya, persepsi bahwa dalam politik segala cara dihalalkan demi untuk meraih kekuasaan," ucap Rudi.

Ia menambahkan, penggunaan politik kebohongan memang sedang mendunia pascakemenangan Donald Trump di Amerika Serikat. Baru-baru ini gaya Trump ditiru oleh capres Brazil, Jair Bolsonaro, hingga berhasil memenangkan pemilu.

Populasi survei yang dilakukan oleh Y-Publica adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak memilih dan dipilih, yaitu berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah.

Jumlah sampel adalah 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling), mewakili 34 provinsi di Indonesia.

Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka kepada responden terpilih dengan menggunakan kuesioner.

Pengambilan data dilakukan pada 10-20 Oktober 2018 dan margin error adalah 2,98 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Siap-siap Lur, Pemkab Kulonprogo Buka 90 Formasi CPNS dan PPPK untuk 205 Posisi, Berikut Rinciannya

Kulonprogo
| Jum'at, 19 April 2024, 13:57 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement