Advertisement

Pascagempa-Tsunami, Kegiatan Belajar Mengajar di Sigi Belum Normal

Newswire
Senin, 15 Oktober 2018 - 16:37 WIB
Kusnul Isti Qomah
Pascagempa-Tsunami, Kegiatan Belajar Mengajar di Sigi Belum Normal Sejumlah polisi membersihkan ruang kelas sekolah dari lumpur akibat banjir bandang setelah gempa bumi di Desa Langaleso, Sigi, Sulawesi Tengah, Senin (8/10/2018). Pembersihan itu dilakukan agar kegiatan belajar mengajar pascagempa dapat segera dilaksanakan. - ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Advertisement

Harianjogja.com, SIGI-Kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah di Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah belum berjalan normal.

Pantauan Antara di Desa Lolu Kecamatan Biromaru, Senin (15/10/2018), terlihat anak-anak SD ke sekolah sekalipun sekolah mereka telah rata dengan tanah saat diguncang gempa.

Advertisement

"Tidak belajar, guru masih mencari tempat supaya bisa belajar," kata salah satu siswa SD di Desa Lolu, Arif.

Kegiatan belajar mengajar belum berjalan dikarenakan siswa dan guru tidak lagi memiliki gedung untuk beraktivitas.

Semua meubiler dan barang elektronik yang dimiliki sekolah rusak berat, tertimbun puin bangunan gedung saat sekolah roboh diguncang gempa.

Siswa yang datang ke sekolah hanya mengenakan pakaian biasa, bukan seragam. Hal itu karena siswa tidak lagi memiliki seragam sekolah, tas, alat tulis maupun buku mata pelajaran.

Gempa dan likuifaksi yang mengguncang pada 28 September 2018 memberikan dampak hampir keseluruhan rumah-rumah warga di Desa Lolu Kecamatan Biromaru rata dengan tanah.

Sebagian rumah masih berdiri, namun retak-retak. Bahkan sejumlah rumah di desa tersebut retaknya hampir sejengkal jari tangan.

Di Desa Lolu Kecamatan Biromaru terdapat beberapa sekolah mulai dari tingkat dasar hingga menengah atas. Sekitar tiga SD di Desa Lolu Kecamatan Biromaru roboh semua dan meubeler rusak.

Kondisi yang sama juga terjadi di Desa Mpanau, Desa Loru, Desa Jono Oge, Desa Sidera dan Desa Parovo, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi.

di Desa Mpanau kurang lebih terdapat tiga SD, satu MTsN Alkhairaat, dan satu SMPN. Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah tersebut juga belum normal.

Sampai saat ini belum ada tenda-tenda alternatif yang disediakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar kegiatan belajar mengajar dan rehabilitasi siswa dapat berjalan.

Kemendikbud menyediakan satu tenda di Desa Pombewe untuk kegiatan pembinaan mental psikologi anak-anak korban gempa dan likuifaksi Desa Jono Oge.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga

Gunungkidul
| Jum'at, 26 April 2024, 22:07 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement