Advertisement

LETUSAN FUEGO: Rumah-Rumah bagai Oven, Desa Laksana Krematorium Raksasa

Nugroho Nurcahyo
Selasa, 05 Juni 2018 - 23:08 WIB
Nugroho Nurcahyo
LETUSAN FUEGO: Rumah-Rumah bagai Oven, Desa Laksana Krematorium Raksasa Foto abu vulkanik yang tebal menutup daratan akibat erupsi Gunung Api Fuego di Guatemala. - Guardian/Juan Diego Alvarez

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Bencana letusan gunung Fuego di Guatemala memunculkan cerita kengerian sebuah bencana gunung berapi. Letusan itu mengubah rumah-rumah penduduk menjadi seperti oven yang memanggang penghuninya, menjadikan sebuah desa laksana krematorium raksasa. Tim penyelamat terus berjuang mengevakuasi jasad warga dengan menembus tumpukan abu yang masih panas.

Anggota tim penyelamat muncul dari awan yang terbentuk dari debu abu-abu halus, membawa dua tandu mengangkut jasad yang diambil dari rumah-rumah yang tertimbun lava Gunung Berapi Fuego yang meletus di dekatnya.

Advertisement

Mayat yang ditemukan dibungkus rapat dengan lembaran putih berdebu. Satu mayat hampir mengisi setengah tandu, satu sosok mayat muda korban letusan gunung berapi paling mematikan yang melanda Guatemala dalam satu abad terakhir.

Jumlah korban resmi dari Pusat Penanganan Bencana Fuego mencatat 69 jiwa. Namun jumlah terakhir kemungkinan akan jauh lebih tinggi, dengan sejumlah orang hilang.

Di sebuah pedesaan San Miguel Los Lotes, sekelompok petugas pemadam kebakaran kota mengevakuasi sedikitnya 15 mayat pada Senin Selasa (5/6/2018), termasuk empat anak dan ibu mereka yang hamil. Kelima korban jiwa itu diduga tidak punya waktu untuk melarikan diri dari aliran awan piroklastik yang kuat, material campuran gas yang bergerak cepat bercampur materi vulkanik yang terdorong oleh ledakan gunung api.

Tim penyelamat lainnya menemukan 14 mayat, termasuk beberapa anak. Mereka menemui gundukan abu vulkanik setinggi delapan hingga 10 meter. Penyebab kematian paling umum yakni asfiksia, diikuti uka bakar.

“Rumah-rumah berubah menjadi oven. Desa-desa menjadi sebuah krematorium. Tidak ada yang selamat, ”kata relawan pemadam kebakaran Francisco Flores seperti dilaporkan Theguardian.com, Selasa (5/6/2018).

Kebun jagung dan vegetasi yang berbatasan dengan jalan raya semuanya tetutup lapisan abu kelam yang telah mengubah lanskap pegunungan nan subur menjadi sesuatu yang menyerupai pemandangan pasca-kiamat dalam film-film fiksi ilmiah.

Selain Flores, sukarelawan lainnya Angel Solis, tampak menenangkan anak anjing yang ketakutan. Hewan pintar itu ditemukannya sedang bersembunyi di bawah tempat tidur di sebuah rumah di mana semua anggota keluarganya tewas mengenaskan. Pada Senin, Tim penyelamat dengan hati-hati menyelamatkan beberapa anjing yang terluka, babi, bebek dan ayam milik penduduk. Namun tidak ditemukan manusia selamat.

Gunung berapi Fuego di Guatemala meletus pada Minggu meluluhlantakkan sejumlah permukiman di lereng gunung pada Minggu (3/6/2018) tengah hari tanpa peringatan. Lebih dari 3.500 orang mengungsi.

Campuran material beracun dari lava, abu dan gas menyelimuti seluruh rumah di lereng Gunung. Puluhan orang diduga terperangkap dalam terpaan wedhus gembel saat mereka bersiap untuk makan siang.

Mereka yang berhasil melarikan diri mencari perlindungan di tempat penampungan sementara di gereja dan sekolah-sekolah di kota terdekat Escuintla. Suasana penuh pilu, syarat perasaan sedih nan mendalam juga rasa kehilangan.

 Foto aerial permukiman yang tertutup abu piroklastik akibat erupsi Gunung Api Fuego di Guatemala. (Guardian-Juan Diego Alvarez)

Isabel Pineda, 25, salah satu penyintas bencana menghabiskan sepanjang pagi menjelajahi sejumlah tempat perlindungan untuk mencari adik perempuannya yang tinggal di sebuah rumah kecil di jalan utama ke San Miguel. Tetapi dia tidak dapat menemukan adiknya yang bernama Patricia Pineda, 21. Nomor teleponnya mati. Tidak ada yang mendengar kabar darinya sejak gunung berapi itu meletus. 

Kepada para tentara sukarelawan, Isabel menunjukkan di mana letak rumah adiknya itu berada. Namun para tentara mengatakan di titik itu tidak ada tanda-tanda kehidupan kecuali rumah-rumah yang tertimbun awan debu kelabu. 

"Tidak ada yang keluar dari sana hidup-hidup, mereka harus memeriksa di kamar mayat," kata seorang petugas pertolongan dengan nada berbisik.

 Fuego, yang dalam bahasa Spanyol bermakna api, terletak kurang dari 50 km sebelah barat ibukota Guatemala City dan merupakan salah satu gunung berapi paling aktif di Amerika Tengah. Letusan hari Minggu adalah yang kedua sepanjang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Guardian.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan

Kulonprogo
| Kamis, 18 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

alt

Sambut Lebaran 2024, Taman Pintar Tambah Wahana Baru

Wisata
| Minggu, 07 April 2024, 22:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement