Advertisement

Waspadalah, Ada 120 Perempuan Indonesia Siap Jadi Pengantin Bom Bunuh Diri

Newswire
Rabu, 16 Mei 2018 - 12:37 WIB
Nina Atmasari
Waspadalah, Ada 120 Perempuan Indonesia Siap Jadi Pengantin Bom Bunuh Diri Bom meledak di Mapolrestabes Surabaya (Istimewa)

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA --Keterlibatan perempuan dalam bom bunuh diri di Surabaya menimbulkan keprihatinan. Terlebih, mereka juga melibatkan anak-anak.

Ketua Umum Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) Musdah Mulia menyebutkan masih ada 120 perempuan di Indonesia yang menyatakan siap menjadi pengantin bom bunuh diri.

Advertisement

Data tersebut diperoleh selama Musdah mengerjakan tesis tentang keterlibatan perempuan dalam gerakan terorisme di Indonesia.

 

Musdah menjelaskan, 120 perempuan tersebut tersebar di berbagai jaringan penganut paham fundamentalis yang mengizinkan aksi teror. Ratusan perempuan itu juga mengenal satu sama lain.

 

"Dalam semua jaringan. Mereka terpecah-pecah dalam semua jaringan dan mereka itu sangat solid antar satu sama lain. Saling kenal," jelas Musdah seusai menghadiri deklrasi Gerakan Warga Lawan Terorisme di Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018), sebagaimana dikutip Suara.com.

Musdah memaparkan model terorisme dengan melibatkan perempuan serta anak-anak, bukanlah hal baru di Indonesia dan internasional.

Ia mencontohkan kasus rencana peledakan bom panci oleh Dian Yuli pada Desember 2016 lalu.

"Jadi di dunia internasional memang ISIS itu sejak 4-5 tahun yang lalu itu sudah mengubah straregi mereka, dan menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai pelaku. Itu akhir 2016 ketika terjadi bom panci Dian Yuli itu," paparnya.

Untuk diketahui, keterlibatan perempuan dalam aksi teroristik termutakhir adalah pengeboman tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).

Puji Kuswati, mengajak dua anak perempuannya untuk mengebom Gereja Kristen Indonesia. Sementara pada kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya, Senin (14/5/2018), ada perempuan yang juga menjadi pelaku.

Data tersebut diperoleh selama Musdah mengerjakan tesis tentang keterlibatan perempuan dalam gerakan terorisme di Indonesia.

Musdah menjelaskan, 120 perempuan tersebut tersebar di berbagai jaringan penganut paham fundamentalis yang mengizinkan aksi teror. Ratusan perempuan itu juga mengenal satu sama lain.

"Dalam semua jaringan. Mereka terpecah-pecah dalam semua jaringan dan mereka itu sangat solid antar satu sama lain. Saling kenal," jelas Musdah seusai menghadiri deklrasi Gerakan Warga Lawan Terorisme di Wahid Institute, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Viral Balon Udara Tiba-tiba Mendarat di Runway Bandara YIA

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 08:17 WIB

Advertisement

alt

Kota Isfahan Bukan Hanya Pusat Nuklir Iran tetapi juga Situs Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Jum'at, 19 April 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement