Advertisement
Bom Motor Meledak di Mapolrestabes Surabaya, Ini Kronologinya

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA –Ledakan kembali terjadi di Surabaya tepatnya di Mapolrestabes Surabaya. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Frans Barung Mangera menegaskan, bahwa ledakan bom motor terjadi di depan pintu masuk halaman Mapolrestabes Surabaya.
Tepatnya, di dekat palang masuk Mapolrestabes Surabaya yang dijaga polisi. Bom tersebut meledak pada pukul 08.50 WIB.
Advertisement
Frans menjelaskan, sebelum ledakan terjadi, ada satu unit mobil memasuki halaman Mapolrestabes Surabaya melalui palang pintu masuk. Di belakang mobil, ada sepeda motor yang dikendarai seorang pria.
Pengemudi motor itu membonceng seorang wanita, dan saat motor itu berada di dekat palang pintu masuk terjadi ledakan. Akibat ledakan itu, seorang polisi yang menjaga di depan pintu masuk Mapolrestabes Surabaya tewas, juga seorang warga.
BACA JUGA
Sebelum ledakan bom di halaman Mapolrestabes Surabaya ini, terjadi ledakan bom di tiga gereja pada Minggu (13/5/2018).
Minggu pagi, secara susul-menyusul terjadi ledakan bom di tiga gereja, yaitu GKI Diponegoro, Gereja Santa Maria Tak Bercela, dan Gereja Pantekosta. Akibat tiga ledakan ini, 13 orang meninggal, termasuk pelaku dan jemaah gereja, serta puluhan orang lain terluka.
Tiga ledakan bom Surabaya tersebut diketahui dilakukan satu keluarga yang diduga merupakan jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD). Mereka diketahui menggunakan jenis bom yang berbeda dalam aksinya.
"Semua adalah serangan bom bunuh diri. Cuma jenis bomnya berbeda," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
Setelah ledakan di Gereja Santa Maria. Bom kedua meledak di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno pukul 07.15 WIB. Lalu bom meledak di gereja GKI di Jalan Diponegoro pada pukul 07.53 WIB.
Tito menjelaskan, serangan bom di Gereja Pantekosta dilakukan seorang pria yang bernama Dita Upriyanto. Ia menggunakan bom mobil.
"Itu menggunakan bom diletakkan dalam kendaraan setelah itu ditabrak. Ini ledakan yang terbesar dari ketiga ledakan itu," ujarnya.
Namun sebelum melakukan aksinya, Dita terlebih dahulu mengantar isteri dan dua anak perempuannya di Gereja GKI Jalan Diponegoro.
Adapun di GKI Diponegoro, Tito mengatakan bom yang digunakan adalah bom yang diletakkan di pinggang.
"Namanya bom pinggang. Ciri-ciri sangat khas, yang rusak bagian perutnya saja," ucapnya.
Serangan bom di GKI Diponegoro diduga dilakukan istri dan dua anak perempuan Dita, yaitu Puji Kuswati serta FS (12 tahun) dan VR (9 tahun).
Sedangkan di Gereja Santa Maria Tak Bercela, pengeboman dilakukan dua anak laki-laki Dita, yaitu Yusuf Fadil (18 tahun) dan FH (16 tahun). Tito mengatakan polisi belum mengetahui jenis bom yang digunakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Jadwal Pemadaman Listrik di Kota Jogja Hari Ini 7 Oktober 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya
Advertisement
Berita Populer
- Persiraja Ditahan Imbang 1-1 Oleh Garudayaksa di Kandang
- Keith Urban Konser Perdana Usai Gugatan Cerai Nicole Kidman
- KA Wisata Tumbuh 92,8 Persen
- Jadwal KRL Jogja Solo Berangkat dari Stasiun Tugu, 6 Oktober 2025
- Napoli Kalahkan Genoa 2-1, Rasmus Hojlund Jadi Pahlawan
- Pengelolaan Sampah di Sleman Perlu Dukungan Bersama
- Marc Marquez Terbang ke Madrid untuk Perawatan Cedera
Advertisement
Advertisement