Advertisement

Beda dengan Gubernur Lainnya, Dedi Mulyadi Enggan Protes Pemotong TKD

Wisnu Wage Pamungkas
Sabtu, 11 Oktober 2025 - 12:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Beda dengan Gubernur Lainnya, Dedi Mulyadi Enggan Protes Pemotong TKD Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Ist - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, BANDUNG — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengaku tidak ikut memprotes pemotongan transfer keuangan daerah (TKD) ke Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Baginya, tidak pantas baginya menentang keputusan yang diambil oleh pemerintah pusat.

"Gubernur itu memiliki dua variabel. Yang pertama, dia adalah kepala daerah otonom yang dipilih oleh masyarakat melalui pemilihan langsung. Yang kedua, dalam dirinya juga melekat sebagai wakil pemerintah pusat," kata Dedi, Sabtu (11/10/2025).

Advertisement

Menurut Dedi, pemotongan dana transfer daerah merupakan keputusan pemerintah pusat yang harus dijalankan, bukan dipersoalkan. "Sedangkan pemotongan dana transfer daerah itu merupakan keputusan pemerintah pusat dan sebagai wakil pemerintah pusat yang ada di Provinsi Jawa Barat, tidak elok saya harus memprotes sebuah keputusan yang diputuskan oleh pemerintah pusat," katanya.

Dedi menjelaskan, pemotongan dana transfer ke daerah untuk Jawa Barat sebesar Rp2,45 triliun untuk pemerintah provinsi dan sekitar Rp2,7 triliun bagi pemerintah kabupaten dan kota. Kebijakan tersebut, kata Dedi, tentunya berpengaruh terhadap program pembangunan di daerah.

Selama ini, sebagian besar proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, irigasi, sekolah, rumah sakit, dan puskesmas bersumber dari dana transfer pemerintah pusat.

Untuk menyiasati keterbatasan anggaran, Dedi menyiapkan langkah efisiensi besar-besaran di tubuh birokrasi. Sejumlah kegiatan rutin pemerintah daerah akan dikurangi, mulai dari perjalanan dinas hingga belanja listrik dan air.

"Sekarang saya akan memotong sampai 75 persen dari kebiasaan perjalanan dinas pemerintah Provinsi Jawa Barat. Termasuk barangkali dulu gubernur Rp1,5 miliar diturunkan menjadi Rp750 juta dari diturunkan menjadi Rp100 juta," terang Dedi.

Selain itu, penggunaan listrik kantor juga akan dibatasi hingga 75%. Lampu di bagian dalam gedung akan dimatikan pada malam hari, sedangkan bagian luar tetap menyala untuk keamanan.

Dedi juga akan menghapus kebiasaan menjamu tamu dengan makanan dalam kegiatan resmi. "Kalau ada tamu, ada acara, kita siapkan snack kita siapkan makan siang. Nanti kebiasaan itu akan kami hapuskan. Kami hanya akan menyiapkan air putih saja. Jadi nanti kalau bertamu ke provinsi hanya minum air putih," tuturnya.

Meski dana transfer daerah berkurang, Dedi memastikan belanja pembangunan untuk kepentingan masyarakat tetap meningkat. Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan peningkatan anggaran pembangunan jalan dari Rp3 triliun menjadi Rp3,5 triliun, rehabilitasi sekolah hingga Rp1 triliun, serta pemasangan listrik bagi masyarakat miskin sebesar Rp500 miliar.

"Belanja pembangunannya tetap akan berjalan, bahkan lebih meningkat dibanding tahun 2026," pungkas Dedi. Sebelumnya 18 Gubernur pada Selasa (7/10/2025) lalu, mendatangi Gedung Kementerian Keuangan di Jakarta untuk menyampaikan keberatan pemotongan TKD ke Purbaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Pesepeda Lansia 74 Tahun Meninggal Tertabrak Motor di Bantul

Pesepeda Lansia 74 Tahun Meninggal Tertabrak Motor di Bantul

Bantul
| Sabtu, 11 Oktober 2025, 14:57 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement