Advertisement

UNESCO-Mafindo Latih 25 Guru tentang Literasi Media dan Informasi

Ujang Hasanudin
Sabtu, 20 September 2025 - 16:27 WIB
Ujang Hasanudin
UNESCO-Mafindo Latih 25 Guru tentang Literasi Media dan Informasi Sejumlah 25 guru setingkat sekolah menengah pertama dan atas dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan mengikuti pelatihan Literasi Media dan Informasi yang didukungan dari UNESCO melalui program Social Media untuk Perdamaian yang didanai Uni Eropa. - Ist

Advertisement

JAKARTA - Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo) menyelenggarakan pelatihan penguatan Literasi Media dan Informasi (LMI) bagi guru, Jumat-Sabtu (19-20/9) di Jakarta. Sejumlah 25 guru setingkat sekolah menengah pertama dan atas dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang Selatan mengikuti pelatihan yang didukungan dari UNESCO melalui program Social Media untuk Perdamaian yang didanai Uni Eropa.

Selama dua hari, peserta mendapatkan berbagai materi tentang literasi media, literasi informasi dan literasi digital, termasuk didalamnya penguatan terkait kebebesan berekspresi, dis/misinformasi, mengidentifikasi ujaran kebencian online, dan memahami etika kecerdasan artifisial, dan mendapatkan kesempatan melakukan simulasi insersi dalam sistem pembelajaran.

Advertisement

Septiaji Eko Nugroho, Presidium Mafindo menjelaskan  training ini ditujukan untuk 25 guru terseleksi yang telah mengikuti training dasar LMI yang diselenggarakan UNESCO berkolaborasi dengan Mafindo pada 2024. Ia menyampaikan saat ini dibutuhkan guru yang terampil menavigasi informasi digital, terlebih di dunia post truth dan AI.

“Diperlukan guru yang memiliki kecakapan dasar menggunakan teknologi digital. Karena itu kolaborasi Mafindo dan UNESCO dengan menyusun modul Literasi Media dan Informasi (LMI) dan melatih para guru, adalah jalan untuk memperkuat guru dalam mempersiapkan murid menjadi pribadi yang cakap sekaligus bisa menghindari dampak negatif teknologi informasi,“ kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/9/2025)

Ia berharap guru terpilih yang mengikuti training dapat menularkan pada guru lainnya. “Agar LMI dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran di kelas,” kata Septiaji Eko Nugoroho menambahkan.

BACA JUGA: Tular Nalar Summit 2025, Wadah Berkumpulnya Elemen Peduli Literasi Digital

Ana Lomtadze, Kepala Unit Komunikasi dan Informasi, UNESCO Jakarta menyampaikan UNESCO mensupport training ini karena melihat guru memiliki prosisi strategis membantu siswa menavigasi laskap digital dan kompleks. “Meskipun teknologi menawarkan peluang, tapi juga ada potensi risiko seperti disinformasi dan ujaran kebencian, perlindungan data privasi, dan sebagainya. Insersi LMI dalam pembelajaran di sekolah atau sistem sekolah penting untuk mengurangai risiko dan memastikan pemanfaatan teknologi untuk pengungkit memperkuat pembelajaran, bukan hanya sebagai alat,” katanya.
Mengutip data International Telecommunication Union, 79% pemuda dunia sekarang telah aktif masuk ke ruang digital. Setiap hari, lebih dari satu miliar jam video ditonton di YouTube, dan hampir dua miliar orang menggunakan Facebook. Seringkali dua platform ini digunakan sebagai sumber berita dan informasi utama mereka. Survei UNESCO tahun 2024 mengungkapkan bahwa 80% anak muda aktif menggunakan Artificial Inteligence terutama untuk tujuan pendidikan.
 
“Ketika teknologi menjadi lebih canggih, menjadi semakin sulit bagi kita untuk mengetahui apa dampaknya, dan penting bagi kaum muda untuk memahami bagaimana algoritma membentuk pengalaman online mereka. Karena itu UNESCO bekerja sama dengan berbagai aktor untuk mengatasi bahaya dan risiko online melalui literasi media dan informasi. Tentu saja, guru dan pendidik karena mereka yang berada di garis depan risiko ini dan berhubungan langsung dengan siswa,” ujarnya. 

Ananto Kusuma Seta, Ph.D, Pjs Ketua Harian Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO  menyampaikan LMI punya peran penting dalam pembelajaraan deep learning. “Tidak hanya fokus transfer pengetahuan tapi juga membentuk delapan dimensi profil lulusan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan. LMI diharapkan menjadi penting bahkan menarik untuk diajarkan. Intinya adalah bagaimana anak-anak memanfaatkan informasi digital untuk upaya pembelajaran yang mindfull, meaningfull dan joyfull. Hharus bisa menyaring informasi dari berbagai sumber yang kredibel,” katanya.

Peserta training juga mendapatkan pembekalan penggunaan MIL board game yang dikreasi oleh MIL Lab Universitas Indonesia untuk menunjang sistem pembelajaran literasi media dan informasi di sekolah. Mafindo akan memilih lima sekolah sebagai proyek percontohan untuk insersi pembelajaran LMI di sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Mahasiswa Asal Surabaya Meninggal dalam Kecelakaan di Bantul

Mahasiswa Asal Surabaya Meninggal dalam Kecelakaan di Bantul

Bantul
| Sabtu, 20 September 2025, 20:07 WIB

Advertisement

Wisata ke Hanoi Vietnam Paduan Sejarah dan Budaya, Ini Rekomendasinya

Wisata ke Hanoi Vietnam Paduan Sejarah dan Budaya, Ini Rekomendasinya

Wisata
| Sabtu, 20 September 2025, 18:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement